Apresiasi bagi kelurahan yang telah berpartisipasi dalam Program Kampung Iklim (ProKlim) merupakan hal yang penting sebagai bentuk dukungan atas komitmen masyarakat dalam menghidupkan kampung iklim melalui perubahan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi saat ini tak semua kelurahan di Bandung sudah menjadi Kampung Iklim. Sehingga kelurahan yang telah berpartisipasi perlu menjadi contoh bagi kelurahan lainnya untuk bersama-sama melakukan sejumlah kegiatan yang dapat mengurangi dampak dari perubahan iklim.
Salah satu kampung iklim di Kota Bandung yakni Kelurahan Campaka yang berada di Kecamatan Andir, tempatnya berada di tengah kota. Menghidupkan kampung iklim di Kelurahan Campaka tentu tidak lepas dari kolaborasi aktif setiap pihak yang terlibat. Sejak tahun 2021, melalui program CAPLIM (Campaka Kampung Iklim) masyarakat kelurahan mewujudkan kolaborasi yang berdampak bersama CSR PT Pertamina Patra Niaga DPPU Husein Sastranegara.
Berdasarkan pada persoalan dan potensi yang ada di kelurahan, program CAPLIM memiliki fokus kegiatan dalam mengurangi sampah anorganik terutama sisa makanan yang kerap mencemari lingkungan. Bagaimanapun, sampah sisa makanan yang tidak dikelola baik pada akhirnya hanya mempersulit dalam pemisahan sampah organik dan anorganik. Tak hanya itu, lingkungan yang tercemar oleh sampah juga menimbulkan bau tidak sedap sehingga menghambat aktivitas warga. Belum lagi jika terjadi luapan air dari gorong-gorong dan sungai, persoalan sampah dapat memperbesar potensi banjir di kelurahan.
Persoalan sampah terutama di perkotaan yang dapat menghasilkan emisi sudah menjadi gambaran mengerikan yang dapat menimbulkan dampak perubahan iklim. Limbah sampah yang menyebabkan tercemarnya udara tidak sebanding dengan banyaknya ruang hijau yang dapat menyeimbangkan kehidupan. Polusi akibat kendaraan dan keberadaan pabrik juga memperparah kualitas udara di perkotaan. Berangkat dari persoalan di atas yang memperparah dampak dari perubahan iklim, maka Program Kampung Iklim (ProKlim) merupakan langkah yang tepat untuk menciptakan kesadaran masyarakat kota melalui aksi nyata yang dapat dilakukan mulai dari lingkup kelurahan. Keberlanjutan ProKlim ini tidak dapat berjalan jika tidak ada partisipasi dari masyarakat dan kesungguhan dari local hero program.
Melalui kolaborasi ini lah tantangan perubahan iklim yang nyata dapat dihadapi dengan performa yang nyata pula. Dari tahun ke tahun, Kelurahan Campaka bersama CSR DPPU Husein Sastranegara mengupayakan pengurangan sampah melalui budidaya maggot untuk menguraikan sampah organik. Manfaat dari budidaya maggot juga bisa digunakan untuk keperluan peternakan sebagai pakan lele, ayam, dan bebek, adapun dalam perkebunan Kasgot (Bekas Maggot) juga dapat digunakan sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan. Dengan begitu, dampak langsung dari Program CAPLIM ini adalah pengurangan jumlah sampah anorganik sebanyak 300 kg setiap bulannya yang dihimpun dari rumah-rumah warga maupun dari rumah makan atau restoran yang ada di sekitar kelurahan. Adapun dampak lainnya yang tidak dapat dipandang sebelah mata adalah pengolahan sampah anorganik dengan budidaya maggot membantu mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) nasional.
Dalam Festival Iklim 2023 yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 24 Oktober 2023, berbagai kelurahan mendapat Penghargaan Partisipasi ProKlim Pratama. Program CAPLIM dari Kelurahan Campaka berhasil menyabet penghargaan tersebut bersama dengan 3 kelurahan lainnya di Kota Bandung. Gelaran Penghargaan ProKlim oleh KLHK merupakan bentuk apresiasi atas partisipasi masyarakat yang telah mendukung penurunan emisi GRK nasional. Diharapkan, Kelurahan Campaka dapat menjadi contoh bagi kelurahan lainnya dalam melakukan upaya-upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H