Mohon tunggu...
M Fadil Tegar Syafian
M Fadil Tegar Syafian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas hukum Universitas Wijaya Kusuma kota Surabaya

Pemimpin yang Cerdas adalah pemimpin yang tahu akan situasi dan kondisi masyarakatnya. Selain itu seorang pemimpin harus bisa untuk menganaslisis sebuah permasalahan sehingga dapat menemukan sebuah solusi terhadap permasalahan yang ada. Tentunya dengan Realita, Dialektika, dan Historika. Belajarlah selalu untuk menjadi seorang pemimpin walau hanya melalui sebuah kata-kata, karena kata-kata adalah sebuah senjata.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Organisasi Mahasiswa: Lanjut atau Bubar?!

15 Oktober 2023   01:57 Diperbarui: 15 Oktober 2023   03:22 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Akhir-akhir ini saya mengalami kegaduhan dalam pikiran saya sendiri terhadap organisasi mahsiswa baik itu organisasi mahasiswa intra kampus ataupun ekstra kampus (ORMEK), banyak juga kalangan yang membahas bahkan hingga mahasiswa itu sendiri, yang perbincangannya selalu mengkerucut pada satu sub-tema yang besar yaitu Organisasi mahasiswa harus dilanjutkan atau dibubarkan saja.

Sebelum membahas ini lebih jauh, mari kita sepakati bahwa organisasi kampus yang dimaksud di sini adalah organisasi yang terikat dalam satu ikatan ideologis, baik di internal kampus seperti BEM atau Himpunan, maupun organisasi eksternal kampus layaknya HMI, PMII, GMNI, GMKI, KAMMI, dan lain sebagainya.

Pertanyaan ini menjadi menarik di tengah dunia kampus yang makin luwes dan global, di mana interaksi yang terjalin antar-mahasiswa tidak hanya terjadi dalam lingkungan kampus mereka belajar itu sendiri, namun justru lebih luas, bahkan secara internasional.

Konsekuensi dari pergaulan mahasiswa yang makin luas tersebut adalah pergeseran spektrum atau paradigma berpikir dan gerakan mahasiswa itu sendiri. Misalnya dalam skala kecil, dari gerakan yang bersifat eksklusif-ideologis, bertransformasi menjadi gerakan inklusif-kolaboratif, seperti gerakan berbasis teknologi, layaknya start-up.

Melihat interaksi mahasiswa yang makin dinamis tersebut, sebenarnya layak bagi kita untuk bertanya, apakah organisasi mahasiswa saat ini masih relevan atau malah sebaliknya?

Seperti yang saya singgung diatas apakah mampu organisasi mahasiswa saat ni beradaptasi diera revolusi industri 4.0, pergeseran paradigma, dan medan perjuangan, ditambah lagi hadirnya program magang, kampus merdeka, volunteering, bootcamp, hingga komunitas yang secara langsung menambah hardskill dalam dunia profesional. Meninjau dari tantangan persaingan kerja saat ini, mahasiswa cenderung memilih program tersebut kebanyakan dari mahasiswa menilai bahwa program tersebut lebih menguntungkan dibandng organisasi mahasiswa yang kegiatannya diisi dengan rapat-rapat, dan segudang proram kerja, poltik internal dan eksternal yang membuang waku dan belum tentu juga semuanya menghasilkan output yang positif dan membangun.

Itu juga yang menjadi pembeda antara gerakan organisasi mahasiswa masa kini, dan aktivis jaman dulu sebelum reformasi, jika aktivis sebelum reformasi (angkatan 90) memilki fokus isu gerakan bersama yaitu penggulingan soeharto dan reformasi, Namun, hari ini, hal tersebut berbeda. Jika wacana yang didengungkan 20-an tahun silam lebih bernuansa nasional, hari ini organisasi mahasiswa seharusnua justru memiliki spektrum yang lebih luas dan global. Misalnya, wacana-wacana yang berkembang di mahasiswa hari ini bersifat green, seperti daur ulang sampah, penggunaan botol tumblr, renewable energy, atau isu ramah lingkungan (environmental) atau juga isu keseteraan gender, HAM dan lainnya, bukan malah sibuk untuk mengambilkan keuntungan untuk diri sendiri. Contoh dikampus saya tercinta dimana mahasiswanya hanya fokus pada hal yang bersifat oportunis dan euphoria saja, hingga melupakan esensi nya sebagai masyarakat intelektual, sebagai penyambung lidah rakyat.

Maka dari itu diperlukannya rediscovery dan pembaruan atas identitas organisasi mahasiswa saat ini agar Organisasi mahasiswa dapat lebih diminati di era modern dengan menghadirkan isu-isu yang relevan dan menarik bagi mahasiswa.

Benang Merah

Secara pribadi, saya tetap optimis jika organisasi kampus yang sudah mapan selama ini, baik di lingkungan internal maupun di eksternal kampus, akan tetap bertahan dalam beberapa kurun waktu mendatang. Namun, penting juga bagi teman-teman aktivis yang selama ini aktif di organisasi tersebut untuk berpikir lebih reflektif: apakah organisasi ini yang mahasiswa butuhkan hari ini?

Dari beberapa paparan di atas, ada baiknya bagi teman-teman untuk sedikit memodifikasi wacana ataupun cara bergerak selama ini. Misalnya, jika selama ini gerakan lebih dilandaskan pada isu-isu internal kampus atau eksklusif seperti agama, HAM atau kesukuan, cobalah untuk membuka keran kolaborasi lintas sektor dan gerakan. Sehingga, ikatan interaksi yang terbangun oleh mahasiswa menjadi lebih fleksibel dan inklusif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun