Mohon tunggu...
Moh NurFadhilah
Moh NurFadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa uin malang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca menulis berkhayal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak Santri untuk Negeri

16 Oktober 2022   21:47 Diperbarui: 16 Oktober 2022   21:59 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JEJAK SANTRI  UNTUK NEGERI

Indonesia merupakan negara yang mayoritas beragama islam dan sudah tidak asing lagi dan sering kita dengar  keberadaan santri  dan Lembaga pondok pesantren di Indonesia.

Sekilas tentang santri, santri adalah sebutan bagi sesorang yang menimbah ilmu agama di Lembaga pondok pesantren  , sedangkan pondok pesantren sendiri adalah Lembaga Pendidikan    yang mana semua santri bertempat tinggal Bersama untuk menimbah ilmu dan di Lembaga  pesantren  yang mana dalam pesantren biasanya ada pengasuh atau lebih kerapnya disebut dengan kiai

Mungkin kita beranggapan santri hanyalah seorang yang hanya memikirkan kehidupan akhirat akan tetapi pada   realitanya  dan berdasarkan sejarah mereka pada 22 oktober ikut andil dalam melawan dan mengusir penjajah  di Surabaya atau kejadian masa itu di sebut dengan resolusi jihad   yang mana menelibatkan semua kaum muslimin ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia  khususnya para santri yang notabenya sebagai seorang yang menimbah ilmu tentang kegamaan  di Lembaga pondok pesantren dengan penuh keyakinan dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki mereka ikut srta untuk melawan penjajah

Perlu kita ketahui  bahwa peran ulama' dan santri untuk mengusir penjajah  dalam merebut kemerdekaan  di Indonesia  sangat lah tidak bisa kita lupakan  perjuangan yang  mereka lakukan sangat lah berpengaruh ,hal ini menunjukkan  pesantren ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan

Menelusur Kembali pada masa agresi militer belanda masa setelah Indonesia merdeka ,lalu belanda Kembali datang dan melancarkan sejumlah serangan.serangan ini dinamakan agresi militer belanda, Kedatangan tentara Inggris dianggap sebagai cara lain Belanda merebut kembali kekuasaannya di Indonesia. Sebelumnya, Jakarta, Bandung, dan Semarang telah jatuh ke tangan Inggris dan kedatangan mereka ke Surabaya tinggal menunggu waktu.

Oleh sebab itu, Rais Akbar (pemimpin besar) Nahdlatul Ulama, Kiai Haji Hasyim Asy'ari mengeluarkan Resolusi Jihad Fi Sabilillah pada 22 Oktober 1945. Dalam resolusi itu, siapa pun yang berada dalam radius keliling 94 kilometer diwajibkan untuk datang melawan penjajah. Penjajahan Belanda dan Jepang selama ini dianggap sebagai kekejaman yang mendatangkan penderitaan.

Panggilan jihad tersebut nyatanya sangat berpengaruh. Di beberapa buku disebutkan santri-santri dari berbagai pesantren itu semuanya bergerak menuju Surabaya dengan membawa senjata masing-masing. Kebanyakan mereka datang dari kelompok NU yang berasal dari Madura, Probolinggo, Malang, dan daerah lainnya.

"Yang pasti ada kelompok-kelompok santri yang membawa bom dan meledakkan tank tank Inggris, tank Sherman. Beberapa tank Inggris itu meledak setelah ditubruk oleh pasukan berani mati ini. Jadi mereka membawa bom sambil menubruk," tutur sejarawan Universitas Indonesia, Didik Padjoko.

Semangat berapi-api para santri itu membuat Resolusi Jihad dianggap sebagai salah satu musabab dari pecahnya pertempuran 10 November.

Bung Tomo, tokoh yang terus berorasi membakar semangat rakyat Surabaya diketahui memiliki kedekatan dengan para santri. Jauh sebelum perang pecah, Bung Tomo dikenal berteman dekat dengan tokoh sentral NU Wahid Hasyim.

Dikutip dari Ensiklopedi NU, Bung Tomo kerap bertandang ke Pesantren Tebu Ireng, Jombang, untuk menemui dan meminta restu Kiai Hasyim Asy'ari. Disebutkan, seruan "Allahu Akbar" di pembuka dan penutup orasinya yang sangat membakar melalui Radio Pemberontakan adalah upayanya merekrut kalangan pemuda muslim untuk turut dalam perjuangan.

Sebelumnya kalangan pemuda muslim dulu pernah disatukan dalam satu barisan oleh militer Jepang. Tentang Hizbullah, kelompok ini berhubungan erat dengan NU. Pada 15 Desember 1944 Jepang membentuk barisan semi-militer Hizbullah yang dalam bahasa Jepang disebut Kaikyo Seinen Taishintai.

Saat itu Hizbullah yang diketuai oleh seorang tokoh NU Zainal Arifin berada di bawah naungan Masyumi. Melalui Hizbullah Jepang melancarkan propaganda "Perang Suci" supaya mendapat dukungan pemuda Islam.

Anggota Hizbullah berisi pemuda usia 17 hingga 25 tahun dan belum berkeluarga. Para anggota Hizbullah dilatih oleh tentara PETA. Selepas dua bulan pelatihan, para anggota Hizbullah dikembalikan ke daerah mereka masing-masing. Harapannya, mereka bisa melatih calon-calon anggota Hizbullah di daerah mereka.

Dan, buah dari perjuangan terstruktur itu bisa dirasakan saat pertempuran Surabaya pecah. Para tentara Hizbullah sudah kenal dengan senjata sebelumnya. Oleh sebab itu, pertempuran yang diberikan kepada Inggris pun sangat sengit pada masa itu

Dengan keyakinan dan semangat yang tinggi perlawanan terhadap penjajah masa itu bisa  mengusir penjajah   dari Surabaya

dalam hal ini  menunjukkan bahwa  ulama' dan para santri sangatlah berkonstribusi untuk mengusir penjajah dari Indonesia , mungkin kita sering beranggapan bahwa santri hanyalah memikirkan kehidupan akhirat dan pada kenyataannya   berdasarkan  kejadian yang terjadi pada  22 oktober 1945  santri ikut andil untuk melawan penjajah  dengan bekal ilmu pengetahuan,  mereka menerapkan sebuah  mahfudhat hubbul watahan minal iman disini mereka berkeyakinan bahwa untuk meningkatkankan keimanan  dan perilaku yang mencemirkan sebasagai warga Indonesia yang memiliki jiwa nasionalisme  dengan menunjukkan rasa cinta pada tanah air ,salah satunya yaitu membela negara dan mengusir penjajah .

mengutip laman resmi kementrian agama (kemenag),"resolusi jihad" yang dibacakan  pada 22 oktober hanya berselang  20 hari dari hari pahlawan 10 november.

Dari fakta sejarah itu kemudian  menunjukkan bahwa kaum santri memiliki  peran penting  dalam memperjuangkan kemerdekaan  bangsa ini.

Oleh karna itu hingga kini,sejarah hari santri jadi poin  penting yang  tak terlepaskan jelang peringatan  yang jatuh pada 22 oktober  yang setiap tahunnya di peringati setiap Lembaga pesantren maupun lainnya

 Terlebih sejarah mencatat bahwa santri memiliki peran besar dalam berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta menjaga keutuhan negara kesatuan republic Indonesia (NKRI) .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun