Mohon tunggu...
Fadil S. Isnan
Fadil S. Isnan Mohon Tunggu... Konsultan - Teman Bercakap

Semesta Mendukung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Signifikansi Masjid dalam Kebudayaan dan Masyarakat

27 Maret 2015   17:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:54 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1427453868529228372

Masjid adalah poin penting dalam pembangunan peradaban Islam. Dulu, sebelum negara Islam terbentuk, masjid adalah poros kehidupan umat muslim. Bila berbicara tentang budaya, kita tidak bisa lepas dari seni. Seni sangat terikat dengan keindahan. Misalnya seni arsitektur , kaligrafi, ukiran, dan barang-barang lain. Sedangkan keindahan sendiri adalah sifat paripurna dari Allah. Tidak ada satu bagian parsial pun yang pudar dari inspirasi yang berasal dari Allah.

Seperti yang telah diketahui bahwa umat muslim bagaikan satu tubuh. Bila ada satu bagian yang “sakit”, maka bagian lain pun akan merasakannya. Baik itu secara fisik maupun ruhaniah. Itu idealnya. Namun, pada kenyataannya kini justru sebaliknya. Seakan ada tembok ketidakpedulian yang mengunci persatuan umat muslim. Harapannya, dengan adanya masjid, persatuan yang didambakan akan segera terbangun.

Banyak dari umat muslim yang tahu Al Quran. Sering pula dibaca. Terus dan berulang. Berdoa supaya mendapat banyak pahala. Sayangnya, perlakuan terhadap Al Quran hanya sebatas itu. Makna dan hakikat Al Quran masih terlampau dangkal bila hanya dibaca berulang-ulang tanpa dikaji dan diamalkan. Ketika kita telah benar-benar meresapi inti Al Quran, niscaya seluruh isi kehidupan kita akan diselimuti oleh ketenangan, keberkahan, dan keridhaan Illahi. Insya Allah.

Sebenarnya, sederhana saja bila kita ingin membangun masjid. Ada tiga hal yang perlu dipersiapkan. Iman, salat, dan zakat. Itulah pilar yang bisa menopang berdirinya masjid. Ditambah dengan bumbu ikhlas, sabar, dan berkorban.

Realitas lain yang sering ditemui adalah banyak orang yang membangun masjid, tapi kosong penghuni. Banyak yang ingin mendapat amal jariyah, tetapi justru menjadi pisau bermata dua. Umat agama lain akan menilai jelek terhadap Islam. Misalnya, skeptis masyarakat mengenai pemborosan dana.

Jika kita bandingkan masjid-masjid yang berdiri di sekitar kita dengan yang ada di kota sebelah atau di wilayah lain, maka akan kita dapati bahwa ada perbedaan dan ciri khas yang dimiliki. Pun masjid yang ada di dalam negeri dengan luar negeri. Perbedaan ini muncul akibat budaya di lingkungan sekitar masjid. Artinya, masjid bisa menyesuaikan dengan situasi atau bersifat kondisional. Masing-masing masjid memiliki spirit yang khas.

Masjid bukan hanya sebagai “tempat ibadah”. Lebih dari itu, dalam terminologi modern, masjid juga disebut sebagai pusat komunitas. Artinya, bukan hanya sisi religius yang berputar di sekitar masjid, melainkan dari sisi ekonomi, sosial, kemasyarakatan, pemuda, dan sebagainya.

Nabi Muhammad saw ketika pertama kali tiba di tanah Madinah, satu hal yang beliau lakukan pertama kali adalah membangun Masjid Nabawi. Sebegitu mulianya masjid hingga Sang Nabi pun mengkhususkan untuk membuatnya pertama kali sebelum membuat bangunan-bangunan lain.

Ketika menjalankan fungsinya sebagai pusat komunitas, masjid tentunya harus bersifat universal. Tidak membedakan, khususnya bagi kaum wanita. Kendati jarang ada wanita yang datang ke masjid, kita hendaknya tetap menyediakan fasilitas untuk menunjang ibadah bagi kaum hawa mulai dari tempat wudhu hingga shaff salat.

Negara Jerman memiliki sebuah kultur yang tidak sepatutnya ditiru oleh umat muslim manapun. Di sana, ada masjid-masjid yang “nonislam”. Artinya, masjid tidak bersifat universal. Ada pengkhususan, misalnya ini masjid Arab, itu masjid Turki, di sini masjid India, di sana masjid Indonesia. masing-masing masjid hanya dikhususkan untuk orang-orang tertentu. Ini bukan sebuah ajaran yang diajarkan oleh Rasululloh.

Sifat universal ini benar-benar berlaku secara luas. Tidak ada diskriminasi. Pun untuk anak kecil. Ketika ada anak kecil sedang bermain-main di dalam masjid, tidak sepantasnya kita memarahi. Justru harus diberi pemahaman baik yang penuh kasih sayang bahwa masjid bukan tempat bermain. Karena kalau kita memarahi anak tersebut, dampaknya akan fatal. Ini ada contoh nyata. Ada seorang anak kecil di suatu negara. Ketika dia sedang bermain-main di masjid, ada orang yang memarahinya. Alhasil, dia merasa takut. Kini usianya sudah sekitar 70 tahun dan belum pernah lagi masuk masjid.

Selain sebagai pusat komunitas, masjid hendaknya berfungsi juga sebagai sarana bersosialisasi. Hampir sama dengan pusat komunitas. Artinya, masjid adalah penarik utama munculnya gairah berkehidupan masyarakat sekitarnya. Misalnya gegara masjid, muncul pasar, rumah sakit, sarana publik, dan sebagainya.

Fungsi masjid yang lain adalah sebagai tempat berdakwah dan menyebarkan ajaran Islam. Seperti adanya majelis ta’lim dan pengajian. Selain itu, masjid adalah tempat rapat dan pertemuan. Misalnya untuk pertemuan membahas sesuatu yang berhubungan dengan kemasyarakatan. Dengan dijadikannya masjid sebagai tempat pertemuan, niscaya pertemuan tersebut akan berlangsung nyaman, damai, tidak berebut pendapat, dan berkah. Insya Allah.

Sebelum adanya rumah sakit, masjid juga berfungsi sebagai medical care atau tempat pelayanan kesehatan. Dalam bidang pendidikan, masjid berfungsi sebagai tempat edukasi.

Tulisan ini disarikan dari acara di Masjid Salman ITB sebagai diskusi publik yang diselenggarakan pada hari Jumat, 27 Maret 2015 dengan pembicara Ali Unsal, Ph. D (Dosen Fakultas Arab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulloh Jakarta).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun