Budaya Organisasi Dan Sistem Pengendalian Manajamen Pada Perguruan Tinggi
Budaya organisasi adalah sebuah nilai, aturan, norma, standar, perilaku, yang diyakini untuk menyelesaikan masalah internal maupun eksternal dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Budaya organisasi memiliki beberapa unsur seperti: 1) asumsi dasar, 2) nilai-niilai organisasi, 3) Norma-norma organisasi, 4) Artefak, 5) Harapan bersama (Muhammad, 2017)1 . Budaya organisasi merupakan pembeda suatu organisasi dengan organisasi lain yang ditandai dengan kepemilikan sistem organisasi oleh setiap anggota organisasi (Hendra, 2020). Budaya organisasi memiliki pengaruh terhadap pembentukan perilaku seseorang. (Winanti et al., 2020) dalam membentuk perilaku kerja pegawai agar sesuai dengan nilai yang terkandung dalam organisasi dapat dilakukan melalui budaya organisasi. Setiap pegawai harus bisa memahami dan menerapkan nilai-nilai organisasi baik dalam lingkungan kerja atau pun diluar lingkungan kerja. Ketika seseorang tidak mampu menerapkan nilai – nilai organisasi dengan baik maka akan berdampak buruk bagi organisasi tersebut.
Penerapan budaya organisasi pada organisasi nirlaba masih jarang ditemukan, dikarenakan organisasi nirlaba lebih mengutamakan menyediakan jasa dari pada memperoleh profit secara maksimum (Sartono, 2000). Perguruan Tinggi (PT) sebagai salah satu organisasi nirlaba tentunya ingin terus berkembang dan tetap melangsungkan keberlanjutannya. Perguruan tinggi swasta (PTS) yang pendiriannya diselenggarakan oleh masyarakat memiliki peluang untuk mengalami kemunduran dikarenakan stakeholder PTS bersumber dari mahasiswa, jika mahasiswa dalam PTS tersebut mengalami penurunan maka PTS tersebut secara tidak langsung pendapatanya pun akan mengalami penurunan. (Winston, 1999)8 menyampaikan persaingan antar Peguruan Tinggi saat ini semakin tajam, dan sudah memasuki era competitive market saling bersaing untuk menarik minat mahasiswa dan meningkatkan pendapatannya. (Hanna, 1998) & (Marginson, 2004)9 perkembangan teknologi dan kemajuan zaman berdampak pada dunia PT untuk melakukan persaingan dengan PT lainnya.
- Budaya Organisasi dan Budaya Akademik Budaya organisasi merupakan ciri atau pembeda suatu organisasi, berdasarkan background organisasi tersebut. Jika sebuah organisasi menerapkan budaya organisasi maka akan terdapat perbedaan yang mencolok dari organisasi tersebut seperti dalam pencapaian tujuan organisasi, peningkatan kinerja, dan kualitas yang dihasilkan. Penerapan budaya organisas dalam suatu organisasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara tertulis dengan menggunakan media seperti poster, peraturan, serta pedoman karywan, dan tidak tertulis media yang diggunakan seperti komunikasi secara lisan, pertemuan tatap muka, dan workshop. Penerapan budaya organisasi pada sebuah organiasi, para karyawan dalam melaksakan aktivitas kerja dapat memberikan pengaruh dalam peningkatan kinerja karyawan, dengan dibuktikan ketika perusahaan melakukan pengarahan dan rapat evaluasi dalam rangka menigkatkan profesional dan integritas karyawan, dan memicu inovasi-inovasi terbaru serta membangun jaringan teamwork guna mendukung tercapainya tujuan bersama (Haqq, 2018)27 .
- Sistem Pengendalian Manajemen dan Satuan Pengendalian Internal Sistem pengendalian manejemen didefinisikan sebagi yang sebuah sistem perencanaan yang dirancang untuk mencapai tujuan organisasi, dengan melaksanakan dan mengawasi dan melakukan evaluasi atas rencana yang telah ditetapkan (Mulyadi, 2007) 42 . (Junita et al., 2018) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa sistem pengendalian manajemen memiliki pengaruh terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI43. Tujuan dilakukannya penerapan sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja manajerial di RSUD kota jambi yang dilakukan (Yustien et al., 2013) menunjukkan pengaruh positif. Penerapan sistem pengendalian manajemen tidak terpaku pada sector bisinis, akan tetapi pada semua sector44. Sector nirlaba dengan PT sebagai salah satu contoh dari sector nirlaba wajib menerapkan sistem pengendalian manajemen agar dapat meningkatkan kinerja sehingga terciptanya tata kelola yang baik (Asmawanti S & Aisyah, 2019)45 .
Referensi :
Hendra, (2020) Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 3(3), 1–12. https://doi.org/10.32493/smk.v3i3.7097
Winanti, (2020) Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Bagian Sdm dan Umum PT PLN (Persero) Jakarta Selatan. Jurnal Ilmiah Manajemen, 8(3). http://www.ejournal.pelitaindonesia.ac.id/ojs32/index.php/PROCURATIO/ar ticle/view/6%0A67
S., (2017) PENTINGNYAPENGEMBANGAN BUDAYAORGANISASI PADAPERGURUAN TINGGI. Jurnal Ilmiah Widya, 4(April), 1–23. https://ejournal.jurwidyakop3.com/index.php/jurnal-ilmiah/article/view/277
Sartono, (2000) Manajemen Keuangan. BPFE-Yogyakarta.
Winston, G. C. (1999). Subsidies, hierarchy and peers: The awkward economics of higher education. Journal of Economic Perspectives, 13(1), 13–36. https://doi.org/10.1257/jep.13.1.13
Hanna, D. E. (1998). Higher Education in an Era of Digital Competition: Emerging Organizational Models. Online Learning, 2(1), 66–95. https://doi.org/10.24059/olj.v2i1.1930
Marginson, S. (2004). Competition and Markets in Higher Education: A ‘Glonacal’ Analysis. Policy Futures in Education, 2(2), 175–244. https://doi.org/10.2304/pfie.2004.2.2.2