Mohon tunggu...
FADILLAH YULIA
FADILLAH YULIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Saya adalah seorang mahasiswa jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Malang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Berkenalan dengan Tomboan dan Situs Petirtaan Ngawonggo, dari Masyarakat untuk Masyarakat

2 Mei 2024   08:00 Diperbarui: 2 Mei 2024   08:08 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1.1 Pintu masuk Tomboan & Situs Petirtaan Ngawonggo (Dok. pribadi)

Situs Petirtaan Ngawonggo ini merupakan salah satu cagar budaya yang terletak di Dusun Nanasan, Desa Ngawonggo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pada mulanya situs ini sudah ada sejak dahulu akan tetapi belum ada perawatan khusus yang menjadikan situs bersejarah ini menjadi wisata edukasi. Namun, ada salah seorang pemuda setempat bernama Mas Rahmad Yasin yang tergerak hatinya untuk merawat dan mengelola Situs Ngawonggo ini tanpa keinginan untuk mendapatkan keuntungannya. Beliau ingin menjadikan cagar budaya ini sebagai wisata edukasi yang dapat memberikan pelajaran bagi masyarakat tentang kesederhanaan dan kehidupan. Selain itu, Mas Yasin juga ingin mempertahankan salah satu cagar budaya Indonesia. Di tahun 2020, Mas Yasin mendirikan Tomboan dengan konsep pengunjung dapat menikmati suguhan tradisional yang disediakan. Nama Tomboan sendiri terinspirasi dari wedang yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan yang ada disekitar Situs Ngawonggo. Dalam bahasa Jawa, Tomboan sendiri bermakna obat, dengan maksud dan keinginan agar Tomboan ini bisa menjadi obat letih bagi masyarakat sekitar. 

Tomboan dan Situs Petirtaan Ngawonggo adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Jika diibaratkan sebagai rumah, Tomboan adalah ruang tamu sedangkan Situs adalah orang tua. Yang mana para tamu yang datang diharapkan bisa mendapatkan informasi mengenai Situs tersebut. Memang jika dilihat secara sekilas masyarakat sekitar seringkali mengira bahwa ini adalah sebuah warung atau tempat makan. Akan tetapi, sebenarnya itu adalah tempat bagi para pengunjung untuk menikmati suguhan tradisional dan pemandangan indah dari Situs Ngawonggo. Tak sedikit pula yang menanyakan biaya untuk masuk ke situs berjarah ini. Disini, tidak ada tarif khusus namun, pengunjung bisa memberikan seikhlasnya dan sepantasnya di kotak asih yang telah disediakan untuk dikelola lagi menjadi suguhan tradisional. Kotak Asih sendiri dimaksudkan untuk mengajarkan bagaimana saling menyayangi dan mengasihi tanpa memandang angka.

Gambar 1.2 Suguhan tradisional (Dok. pribadi)
Gambar 1.2 Suguhan tradisional (Dok. pribadi)

Pembangunan fasilitas yang ada di situs ini juga bertahap. Karena dana dan tenaga masih berasal dari masyarakat setempat, sehingga perlu adanya waktu dalam proses pembangunan. Namun, jika teman-teman berkunjung disana, sudah dipastikan merasa nyaman karena pemandangan yang indah membuat hati terasa damai. 

Ada beberapa kegiatan yang diadakan di Situs Ngawonggo sendiri, yaitu "Sinau bareng" kepada para pengunjung mengenai Situs Petirtaan Ngawonggo dan juga pelajaran mengenai kehidupan serta kesederhanaan. Teman-teman yang datang ke situs ini pun juga bisa langsung praktek loh. 

Gambar 1.3
Gambar 1.3 "Sinau bareng" membuat ketupat dan lepet (Dok. pribadi)

Selain itu, ada kegiatan rutin "selametan" yang diadakan setiap setahun sekali bersama warga sekitar. Tak hanya itu, ada kegiatan adat dan hari-hari besar lainnya. Pemerintah sendiri juga sudah mengetahui mengenai cagar budaya ini, sehingga beberapa kali mengadakan pelatihan bagi pengelola Situs Ngawonggo ini mengenai cara mengelola wisata edukasi serta promosi atau branding.

Menurut Mas Yasin, indikator keberhasilan dari wisata edukasi ini adalah kenyamanan dan kedamaian. Artinya, jika pengunjung yang datang merasakan kenyamanan dan bisa bernostalgia seperti di rumah nenek adalah hal yang utama. Karena dengan kenyamanan dan kedamaiann itu akan menciptakan kesan yang positif dan membangun hubungan emosional pengunjung dengan tempat ini. 

Adapun peran masyarakat sekitar yang turut membantu menjaga Situs Ngawonggo ini tidak ada sama sekali paksaan, namun atas kesadaran diri masing-masing. Masyarakat sekitar dengan sukarela dalam menjaga kebersihan, keamanan dan kelestarian lingkungan sekitar dan memiliki rasa tanggung jawab mendalam untuk merawat warisan budaya dan spiritual mereka. Keberhasilan Situs Petirtaan Ngawonggo ini tidak hanya bergantung pada kerja keras masyarakat saja, tetapi juga rasa cinta dan kepedulian yang mereka miliki terhadap Situs tersebut.

Jika teman-teman ingin berkunjung ke Tomboan dan Situs Petirtaan Ngawonggo bisa reservasi terlebih dahulu melalui wa yang ada di bio instagram @situspatirtaanngawonggo. Dan jangan lupa untuk mengisi kotak asih sebagai ucapan terima kasih dan untuk pengelolaan situs bersejarah ini. Tidak hanya itu, teman-teman juga bisa berkegiatan langsung seperti membuat minuman tradisional. Pastinya teman-teman akan betah apalagi dengan adanya suguhan tradisional yang dibuat oleh ibu-ibu setempat dengan cara masak yang tradisional pula.

Gambar 1.4 Memasak ketupat dan lepet di dapur tradisional (Dok. pribadi)
Gambar 1.4 Memasak ketupat dan lepet di dapur tradisional (Dok. pribadi)
Gambar 1.4 Berkeliling melihat Petirtaan Ngawonggo (Dok. pribadi)
Gambar 1.4 Berkeliling melihat Petirtaan Ngawonggo (Dok. pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun