Mohon tunggu...
fadilla zennifa
fadilla zennifa Mohon Tunggu... -

jika uang masih berkuasa takkan ada yang namanya damai. jika uang membuat orang terhormat maka korupsi tetapkan menjadi pekerjaan primadona jika uang dianggap tinggi daripada ilmu maka kebodohan akan terus berceceran.. 10 tahun lagi aku akan mendirikan sekolah. sekolah tempat anak-anak yang benar-benar ingin belajar bukan sekedar mencari nilai, sekolah tempat orang-orang cerdas dipinggirkan menjadi membanggakan sekolah tempat anak-anak idiot menjadi jenius sekolah tempat anak-anak autis dapat bangga dengan ciri mereka sekolah tempat orang-orang yang jujur dapat mengembangkan bakatnya.. agar dunia tahu.. uang bukanlah segalanya harta bukanlah segalanya tapi iman cinta ilmu dan kekreatifan yang merupakan penguasa amiin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimanakah Keadaan Sekolah Khusus Autis di Jepang?

6 Mei 2016   14:28 Diperbarui: 6 Mei 2016   14:37 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo pembaca, pada saat ini saya berkesempatan untuk mengalihbahasakan hasil rangkuman dari artikel berjudul “ Current Status and Issued of Autism Education in Japan – Autism Education aiming at the realization of a cohesive society dari link ini :

http://www.nise.go.jp/kenshuka/josa/kankobutsu/pub_d/d-292/d-292_14.pdf

Berhubung saat ini saya sedang bersekolah di Jepang, dengan bidang neuroinformatic and neuroimaging, specifikasi neurodevelopmental disorder. Maka sebelum saya mengulik aktivitas neurophysiology dari anak autis, maka saya mencoba untuk mengulik, bagaimana sih sistem pendidikan (education training)  terlebih dahulu. Dari artikel yang saya sebutkan sebelumnya, point pertama menjabarkan keadaan pendidikan anak autis di jepang. Anak autis di Jepang di ajarkan di sekolah khusus untuk anak berkebutuhan khusus. (SNE = Special Needs Education)#di Indonesia disebut sebagai Sekolah Luar Biasa (SLB). Pembagian kelas di sekolah ini berdasarkan tingkat disability. Kandungan dari sistem edukasi di SNE untuk anak autis dibedakan berdasarkan life stagenya. Tapi bagaimanapun juga semua sistem ini berorientasi pada  keterampilan untuk dapat beraktivitas sehari-hari secara mandiri.

Kebanyakan  anak-anak autis di masukkan ke kelas autism/gangguan emosional atau ke kelas Intellectual disability (kadang disebut mental retardasi).

Anyway pembaca , autis secara functional dibagi menjadi dua garis besar. Mereka adalah High Functioning dan Low Functioning. Di Jepang anak autis dengan kategori high functioning tanpa mental retardasi mengikuti kelas regular, dan dalam beberapa jam seminggu mereka mengambil kelas khusus yang berguna untuk kemampuan kognitifnya, seperti kelas untuk mmbangun hubungan kepada sesame (human relations). Dan kelas ini biasanya diajarkan dalam bentuk permainan dan latihan.

(bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun