Begadang tingkatkan resiko kematian?
Gelombang globalisasi dan tantangan abad 21 sungguh menakjubkan sekaligus mengerikan dan mengkhawatirkan. Robert B. Tucker, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat, pernah menulis dalam bukunya yang berjudul Managing The Future (1991), sepuluh tantangan yang akan dihadapi pada abad 21 antara lain: kenyamanan (convinience), gelombang generasi (wafe age), kecepatan (speed), gaya hidup (life stile), pertambahan nilai (value added), kompetisi harga (discounting), pelayanan pelanggan (costumer service), teknologi sebagai andalan (tecnology), banyak pilihan (multiple choice), dan jaminan mutu (quality controll). Tantangan ini seringkali membuat generasi millenial terjebak dalam fenomena hustle culture.
Hustle culture sendiri adalah keadaan ketika seseorang bekerja terlalu keras dan mendorong diri sendiri untuk melampaui batas kemampuan hingga akhirnya menjadi gaya hidup. Fenomena hustle culture ini menyebabkan seseorang terlalu menforsir diri mereka hingga melupakan waktu tidur. Kebiasaan begadang dikalangan generasi millenial bisa dikatakan sudah menjadi ciri khas. Padahal, penting untuk setiap orang memiliki waktu tidur yang cukup agar terhindar dari penyakit.
Pola tidur yang tidak baik sering terjadi karena beberapa faktor, diantaranya karena mengerjakan tugas dan pekerjaan, bermain game hingga larut malam, meminum minuman yang mengandung kafein dan lain-lain. Jika kebiasaan begadang ini sering dilakukan maka akan berdampak buruk bagi kesehatan.
Dampak buruk begadang bagi kesehatan dapat dilihat dari kesehatan mental maupun fisik. Selain mengantuk dan kelelahan, kebiasaan begadang menyebabkan berbagai risiko penyakit mulai dari obesitas, diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan kanker. Bahkan 62% peluang wanita terkena kanker payudara jika seorang wanita tidur kurang dari 6 jam (Green, 2021). Hal ini dikarenakan metabolisme tubuh yang tidak seimbang akibat kurangnya jam istirahat. Akibatnya, tubuh akan lebih cepat menyimpan lemak, sehingga terjadi kenaikan berat badan yang berlebih. Tidak hanya itu, begadang juga dapat merusak sel otak seseorang, melemahkan sistem kekebalan tubuh hingga kematian.
Kebiasaan begadang juga mempengaruhi stabilitas emosi dan psikologis. Dalam jangka panjang, dampak begadang bisa menyebabkan terjadinya gangguan mental, seperti depresi, gangguan cemas, burn-out, dan lain-lain. Begadang juga bisa memengaruhi konsentrasi dan memperlemah daya ingat karena ketika kita tidur jaringan dan sel-sel saraf di otak mengalami proses perbaikan atau regenerasi. Oleh karena itu, waktu tidur yang cukup diperlukan agar proses regenerasi ini dapat bekerja secara optimal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H