Mohon tunggu...
Fadilah Tyas WP
Fadilah Tyas WP Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Sains, Kesehatan, Kedokteran Gigi, Musik, Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mahasiswa KKN UMD 271: Sharing Session Pernikahan Dini dan Stunting pada Remaja di Desa Dawuhan Bondowoso

26 Juli 2022   07:35 Diperbarui: 31 Juli 2022   08:01 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sharing Session Mahasiswa KKN UNEJ 2022 (Foto: Atsror Ryan Alief)

Kesejahteraan masyarakat berkaitan dengan banyak faktor dalam keluarga yang membentuk suatu mata rantai. Pernikahan dini merupakan fenomena yang masih sering terjadi di masyarakat. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), usia ideal pasangan untuk menikah menurut BKKBN adalah diatas 20 tahun untuk wanita dan diatas 25 tahun untuk pria. Pernikahan dini memiliki beberapa dampak pada berbagai sektor yaitu pendidikan, ekonomi, mental, serta kesehatan. 

Salah satu dampak pernikahan dini dalam sektor kesehatan adalah fenomena balita stunting. Stunting merupakan kekurangan gizi kronis (dalam jangka waktu yang panjang) pada balita yang menyebabkan kegagalan tumbuh dan berkembang. Stunting memiliki berbagai dampak jangka pendek dan jangka panjang yang tentunya akan mempengaruhi kesehatan, SDM, dan kesejateraan. Hal inilah yang mendorong mahasiswa UNEJ untuk mengangkat topik ini dan mengemasnya dalam kegiatan sharing session dengan remaja di Desa Dawuhan, Bondowoso.

Ibu Mrr. Ratna Endang W S.S., M.A sebagai Dosen Pembimbing Lapangan sangat mendukung kegiatan. “Stunting yang terjadi di masyarakat memiliki beberapa faktor penyebab jika kita menarik ke belakang, salah satunya adalah pernikahan dini. Untuk membahas suatu kasus harus ditinjau beberapa faktor penyebabnya, sehingga upaya pencegahan bisa dilakukan sejak dini, dimana sasaran remaja merupakan pilihan tepat,” ujar Bu Ratna

Sharing session ini dilakukan pada hari Jumat (22/07/2022) di Balai Desa Dawuhan dengan melibatkan remaja, tenaga kesehatan, kader-kader kesehatan, serta petugas Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes) di desa tersebut. Ibu Sunarsih selaku Kepala Desa, Perangkat Desa, dan Ibu Uswatun Nisa S.Kep., di Desa Dawuhan sangat mendukung kegiatan yang bertujuan bagi kesejahteraan di desa ini. “Kegiatan ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya remaja yang akan menjadi calon Ibu, kami sangat senang dan bersyukur dengan diadakannya kegiatan ini, harapannya akan meningkatkan kesadaran masyarakat”, kata Ibu Uswatun Nisa S.Kep.

Kegiatan ini terdiri dari dua sesi. Sesi pertama mengusung tema pernikahan dini. Risa Anggraini sebagai moderator memimpin berjalannya kegiatan dan bertanggung jawab atas kelancarannya. Risa juga mengajak komunikasi interaktif dua arah dalam suatu focus group discussion yang menyenangkan. Nabilah Septa Damayanti memberikan pemahaman kepada remaja terkait definisi pernikahan dini. Gilang Dewala Putra juga mengajak para remaja di Desa Dawuhan untuk bertukar pandangan dan persepsi terkait pernikahan dini. Topik pernikahan dini ini disambung dengan sesi dua yaitu stunting sebagai salah satu dampak pernikahan dini.

Fadilah Tyas Widarti Pangastuti dan Thiyya Amirah Rahmah sebagai mahasiswa kesehatan memberikan penyuluhan dan sharing session terkait stunting kepada remaja dan para kader kesehatan di Desa Dawuhan. Thiyya memberikan pengertian kepada masyarakat terkait stunting serta beberapa faktor penyebab terjadinya stunting. Fadilah menekankan terkait 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai golden age dalam pertumbuhan dan perkembangan. 

Hal ini meliputi, pemenuhan gizi Ibu Hamil untuk perkembangan janin dalam kandungan, lalu Fadilah juga menjelaskan pentingnya Inisiasi Menyusui Dini (IMD) untuk proses pemulihan pasca melahirkan serta membentuk kekebalan pada bayi dan pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendukung ASI (MP-ASI) hingga usia dua tahun.

Penyuluhan ini didukung oleh media yang memadai. Andrian Ramilia Putra, Muhammad Ahsan Hilmi, Atsror Ryan Alief, Muhammad Afifuddin, dan Renata Nur Azizah menyusun poster publik sebagai media terbaik agar mudah dipahami oleh masyarakat. Kombinasi gambar dan keterangan singkat membuat masyarakat lebih mudah untuk memahami. Beberapa singkatan unik dalam poster publik merupakan bentuk kekreatifan mereka agar masyarakat bisa dengan mudah mengingat pesan penting dalam poster ini.

Sharing session ini mendapat respon antusiasme yang baik dari masyarakat di Desa Dawuhan, khususnya para remaja. “Pemikiran saya jadi lebih terbuka, untuk tidak terburu-buru menikah hingga usia yang tepat, karena ternyata banyak dampaknya,” ucap salah satu peserta. “Saya baru tahu bahwa menyusui di jam-jam pertama kehamilan sangat penting bagi anak dan pemulihan ibu, serta upaya pencegahan stunting yang ternyata tidak sulit” ucap salah satu peserta lainnya. Para perangkat desa dan petugas ponkesdes juga bersyukur dan berterima kasih atas diadakannya kegiatan ini yang dapat membuka pemikiran masyarakat dengan cara diskusi yang unik. 

Mahasiswa KKN UNEJ berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti sampai disini melainkan berkelanjutan. Hal ini penting karena sharing session dapat meningkatkan pengetahuan yang merupakan salah satu domain penting dari perilaku yang nantinya akan mensejahterahkan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun