Mohon tunggu...
fadilatullaili PR
fadilatullaili PR Mohon Tunggu... Musisi - penikmat puisi

la takhof wa la tahzan innallaha ma'ana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Biarkan Aku Berjuang Sendiri

26 November 2015   21:41 Diperbarui: 26 November 2015   21:41 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selain sang Pencipta hati, Tak seorang pun yang mengetahui isi hati seseorang. Kapan hatinya berubah dan kenapa hati itu berubah.

***

Aku , gadis mungil yang pernah menjatuhkan hati pada hati yang salah, kini menemukan kembali sebuah hati, tapi aku tak yakin harus menjatuhkannya sungguh-sungguh, karena aku takut itu adalah hati yang salah. Ternyata aku benar , itu adalah hati yang abu-abu yang sekejap datang lalu pergi. Lalu apa arti hati itu menyapa hati ini, menggoda hati ini  kalau akhirnya harus pergi?. Ah lelaki.

Hingga pada suatu hari ia datang kembali, namun hati ini sudah mencoba mengerti dan meyakini ia hanyalah hati yang abu-abu. “ah dia datang lagi, buat apa?, mencoba menarik hati ini kembali ? mungkin kah aku hanya pelariannya dan pelampiasannya? Ah sudahlah ” gumamku.  Namun hal itu tak sejalan dengan jari jemariku yang terus membalas pesan yang datang darinya. Asyik,baik, menarik itulah yang aku rasakan dari hati itu.

Karena keinginanku mengetahui hati itu lebih jauh , aku mencoba mengorek data tentang hati itu. Hal positif dan negatif ada pada hati itu “ haha ternyata anak ini seperti itu , boleh lah boleh , asyik kali ya kalau aku bisa lebih dekat dengan orang ini. Tapi….” Pikiranku mulai nakal, hatiku mulai berontak, ku angkat alisku dan melanjutkan langkahku.

Pagi, siang dan sore  handphoneku mungkin bisa dikatakan sepi, gak sepi- sepi banget  lah, tapi tidak dengan malam hari . Tling,,, Tlung,,,. Handphoneku berbunyi “ adek “ ku dapati kata itu dalam pesannya.

“ iya mas” jawabku

“harus aku terus kah yang bm duluan?, gak ngasih kabar duluan sebelum aku kasih kabar?”

“ lah kan mas kerja, nanti aku takut ganggu gtu “ balasku

Seketika otakku mengirimkan pesan pada hatiku “ haha ternyata dia ingin aku bmin duluan wkwk, kesepian kali ya ini orang hehe. Atau aku perhatiin aja sekalian ya.  Coba aja dulu , siapa tau aku beruntung” sejenak aku lupa bahwa ia pernah datang lalu pergi.

Semakin hari semakin dekat, aku juga tak mengerti kenapa hal itu bisa terjadi, padahal ada jarak yang menghalangi. Apa karena hati ini terlalu sepi? . Biarlah jalani saja dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun