Mohon tunggu...
Fadilatul Azzahra
Fadilatul Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya merupakan pribadi yang periang dan senang bersosialisasi, saya memiliki hobi membaca dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cegah Dampak Negatif Budaya Pergaulan Bebas di Kalangan Mahasiswa

19 Juni 2024   00:10 Diperbarui: 19 Juni 2024   00:10 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pergaulan bebas merupakan salah satu masalah yang menjadi urgensi di kalangan Mahasiswa saat ini, Mereka masih berada di usia yang sedang mengalami proses transisi antara  masa kanak-kanak dan dewasa sehingga masih labil dalam mengambil keputusan dan masih mudah terpengaruh oleh faktor internal maupun eksternal. menurut Kartono, ilmuwan sosiologi menjelaskan bahwa "pergaulan bebas merupakan gejala patologis social pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian social, akibatnya mengembangkan perilaku yang menyimpang."(Kartono, 1992). Kategori pergaulan bebas yang dilakukan mahasiswa saat ini sangat beragam, seperti  Mengkonsumsi Alkohol dan Minuman Keras, Menggunakan NAPZA, dan menormalisasikan seks bebas atau seks pra-nikah, dan masih banyak lagi kategori lainnya. Hal tersebut tentu akan memberikan dampak negatif yang sangat berpengaruh dan merugikan pribadi masing- masing maupun orang lain.

Mengkonsumsi alkohol adalah hal yang dilakukan mahasiswa untuk menghibur diri, dan juga melepas stress, mabuk-mabukkan dapat menjadi sumber dari segala kejahatan , selain itu mengkonsumsi NAPZA seperti zat adiktif layaknya rokok justru sudah sangat umum, bahkan banyak dijumpai mahasiswa yang merokok dilingkungan kampus, sementara itu seks bebas atau seks pra-nikah juga mulai dinormalisasikan oleh mahasiswa, mereka cenderung menjalin hubungan yang melampaui batas wajar, tentu hal ini dapat berbahaya bagi kesehatan mereka, Akibat seks bebas yang paling fatal yakni terjangkit penyakit menular seksual yang merupakan penyakit mematikan. Seks bebas juga merupakan penyebab pokok kerusakan moral seperti terjadinya kasus pemerkosaan,prostitusi, dan juga  hamil diluar nikah yang berpotensi menjadi kasus aborsi, tentu hal tersebut sangat miris dan disayangkan, yang mana kategori mahasiswa adalah seorang penuntut ilmu di perguruan tinggi yang seharusnya juga memiliki moral yang tinggi.

Faktor pemicu pergaulan bebas tentu tak jauh dari faktor lingkungan, pengaruh teman sebaya, psikologis, dan pengendalian diri. Lingkungan pergaulan pastinya sangat berpengaruh terhadap bagaimana pribadi itu berperilaku, Mereka akan cenderung meniru dan mengimplementasikan kebiasaan yang mereka terima di lingkungannya, sehingga memilih lingkungan yang baik dalam menentukan pergaulan merupkan hal yang perlu diperhatikan untuk dapat mencegah Budaya Pergaulan Bebas. Sementara itu, pengaruh teman sebaya juga menjadi faktor kuat yang dapat menyebabkan mahasiswa tejerumus dalam pergaulan bebas, mahasiswa yang berasal dari perantauan biasanya meminimalisir rasa kesepian dengan bergaul dan bermain bersama temannya, yang mana tidak semua teman itu memiliki gaya hidup yang baik, justru mereka bisa menjerumuskan dan mempersuasi temannya untuk turut menerapkan gaya hidup bebas.

Psikologis yang terganggu dapat menyebabkan seseorang melakukan kategori pergaulan bebas seperti mengkonsumsi alkohol dan NAPZA, mereka beranggapan bahwa paling tidak stress dan depresi yang mereka rasakan dapat terlupakan sejenak dengan mengkonsumsi zat- zat berbahaya tersebut. Diantara faktor-faktor tersebut, tentunya yang paling penting adalah Faktor Pengendalian diri, jika seseorang dapat mengendalikan dirinya untuk menelaah mana pergaulan yang baik dan tidak maka pergaulan bebas tidak akan berkemungkinan terjadi, jika mereka saja tidak dapat mengendalikan diri sendiri, maka bagaimana dengan orang lain.

Cegah pergaulan bebas sebelum terlambat, dan sadarlah lalu tinggalkan jika sudah terjadi ! Dengan segala dampak negatif tersebut, apakah kalian masih ingin terjerumus dalam lingkaran gelap pergaulan bebas? kerusakan moral merajalela, output dari menuntut ilmu juga tidak tercapai, menjadi mahasiswa bukan hanya sekedar duduk mendengarkan kuliah lalu pulang, masih banyak hal positif dan menarik yang belum kalian coba, daripada menghabiskan waktu untuk mengikis moral, lebih baik habiskan waktu kalian untuk mengembangkan potensi diri, mengasah soft skills, dan fokus berprestasi serta terus meningkatkan keimanan dan mendekatkan diri pada tuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Kartono (1992) Ilmu Sosiologi, Bandung, Remaja Rosdakarya,34.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun