Bunuh diri adalah kematian yang disebabkan oleh tindakan melukai diri sendiri dengan maksud untuk mati. Menurut American Psychological Association (APA), bunuh diri adalah tindakan mengakhiri hidup yang sering kali terjadi pada individu dengan gangguan mental. Menurut World Health Organization (WHO) Â Lebih dari 720.000 orang meninggal karena bunuh diri setiap tahun. Angka bunuh diri lebih tinggi pada usia muda. Di Indonesia, menurut Kementerian Kesehatan, sebanyak 55% orang dengan depresi memiliki ide bunuh diri. Mahasiswa, sebagai kelompok dalam masa transisi penting kehidupan, menghadapi berbagai tantangan seperti tekanan akademik, masalah finansial, isolasi sosial, dan perubahan lingkungan yang dapat memperburuk kondisi mental mereka, sehingga meningkatkan risiko bunuh diri.Â
Kasus bunuh diri pada mahasiswa tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga memberikan efek emosional, sosial, dan ekonomi yang mendalam pada keluarga, teman, serta komunitas akademik. penting untuk memahami faktor-faktor yang berkontribusi terhadap bunuh diri pada mahasiswa, sehingga dapat memberikan wawasan baru bagi institusi pendidikan tinggi dalam merancang strategi pencegahan yang lebih efektif dan menjadi acuan dalam pengembangan kebijakan yang mendukung kesehatan mental mahasiswa.
Berikut merupakan faktor penyebab bunuh diri di antaranya yaitu,Â
1. Tekanan Akademik
Mahasiswa seringkali menghadapi tekanan akademik untuk mencapai keberhasilan di bidang studi yang sedang mereka tempuh, yang dapat diartikan sebagai beban mental di berbagai jenjang pendidikan. Harapan yang tinggi untuk memaksimalkan hasil yang ada, seringkali terpikirkan oleh diri sendiri, dan untuk mencapai prestasi akademik yang memuaskan seringkali menjadi sumber stres.
2. Finansial
Finansial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keinginan mahasiswa untuk bunuh diri. Hal ini disebabkan, karena ketidakmampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan, seperti kebutuhan sehari-hari, dan biaya perkuliahan. Terkadang, mahasiswa juga ingin terlihat menonjol dengan menggunakan barang yang mewah, tanpa melihat latar belakangnya. Tentunya hal ini menyebabkan perasaan putus asa dan rasa malu yang dapat menghambat mereka untuk mencapai masa depan.
3. Isolasi Sosial
Isolasi sosial adalah kondisi dimana seseorang jarang melakukan interaksi dengan orang lain, yang seringkali disebabkan oleh kurangnya dukungan dari teman maupun keluarga. Ketika individu tidak memiliki jaringan sosial yang kuat, mereka dapat merasa terasing dan terputus dari lingkungan sekitar. Keadaan ini dapat menimbulkan perasaan kesepian dan ketidakberdayaan, yang pada akhirnya dapat memicu berbagai masalah kesehatan mental, termasuk depresi dan kecemasan.
4. Bullying