Mohon tunggu...
Fadila Noorrohmah09
Fadila Noorrohmah09 Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa IAIN Kudus

saya suka edting dan juga musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dating App : Berkat atau Bencana bagi Generasi Z?

14 Oktober 2024   01:41 Diperbarui: 14 Oktober 2024   12:44 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era zaman digital sekarang ini, media sosial menjadi bagian yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari - hari terutama bagi anak muda. Media sosial Instagram, Whatshapp, Tiktok hingga aplikasi dating seperti Bumble, Tinder dan Hinge kini telah membuka pintu bagi anak muda untuk berinteraksi tanpa batas. 

Media sosial tidak hanya memfasilitasi untuk berkomunikasi saja, tetapi juga membentuk cara berpikir dan berperilaku pada generasi Z. Generasi Z ini dikenal sebagai generasi yang bergantung pada teknologi, khsususnya internet dan juga media sosial. Setiap harinya Gen Z disuguhkan berbagai informasi dari berbagai platform. Di era digital ini, aplikasi kencan juga telah menjadi bagian penting bagi Gen Z.

Aplikasi dating juga telah merevolusi cara orang berinteraksi dan juga menjalin hubungan. Dengan hanya menggeser layar, mereka dapat mudah menemukan pasangan hanya dalam waktu hitungan detik. Namun, kemudahan ini juga membawa tantangan yang serius, salah satunya yaitu masuk ke dalam jurang pergaulan bebas. Namun, apakah aplikasi dating ini akan memberikan lebih banyak manfaat atau justru membawa dampak negatif?

Sejak pertama kali diluncurkan, aplikasi dating ini telah menggugah cara pandang generasi muda atau Gen Z ini  terhadap hubungan sosial mereka.  Sebelum munculnya aplikasi dating ini banyak orang yang percaya pada konsep cinta sejati dan pertemuan yang tidak terduga. " Swipe Culture" kini menjadi istilah umum yang menggambarkan bagaimana orang menilai pasangan potensial berdasarkan gambar dan deskripsi singkat dari aplikasi tersebut. 

Dalam kehidupan yang serba cepat ini, banyak orang yang tidak memiliki waktu atau kesempatan untuk bertemu orang baru secara langsung dan aplikasi dating ini memudahkan pengguna untuk mencari pasangan atau teman tanpa harus keluar rumah. 

Banyak orang yang merasa lebih nyaman berinteraksi melalui pesan teks dibandingkan bertemu langsung, terutama jika mereka memiliki kepribadian pemalu atau kurang percaya diri memungkinkan Generasi Z untuk bisa menjalin koneksi pertemanan maupun hubungan tanpa rasa takut atau canggung yang sering dirasakan dalam pertemuan secara langsung.

Dari pengalaman Rara (21), mahasiswa asal Kudus, dia mengungkapkan " Saya merasa sudah banyak yang saya temui, tapi semuanya terasa kosong. Kadang saya swipe hanya untuk mengisi waktu, bukan karena benar - benar mencari seseorang". Ketidakpuasan ini dirasakan oleh rara ketika menyadari bahwa meski banyak interaksi, ia tetap merasa kesepian.

Nah, salah satu dampak paling nyata dari penggunaan aplikasi dating ini yaitu hilangnya kemampuan untuk menjalin koneksi secara emosional yang lebih mendalam.   Aplikasi dating ini dapat memudahkan pengguna untuk memilih pasangan berdasarkan selera mereka, baik itu fisik, minat, atau bahkan tujuan hubungan. 

Hal ini bisa menciptakan kesempatan bagi Gen Z untuk menemukan pasangan yang sesuai dengan kemauan mereka. Meskipun memiliki banyak manfaat akan tetapi juga perlu waspada terhadap hal negatif seperti merusak kesehatan mental dan terjerumus pada jurang pergaulan bebas. 

Dengan banyaknya pilihan yang ditawarkan pada aplikasi dating ini, pergaulan bebas kini mulai dianggap sebagai hal yang normal. Bagi anak muda bahwa menjalin sebuah hubungan kasual adalah hal yang wajar. Dalam banyak kasus, hubungan yang seharusnya sehat kini seringkali terdistorsi menjadi interaksi singkat yang hanya memberikan kenikmatan sesaat. 

Menurut data survei yang menunjukkan bahwa lebih dari 60% pengguna aplikasi dating, mereka menganggap hubungan kasual sebagai pilihan utama. Namun, hal ini dapat menimbulkan pergaulan bebas ini menjadi budaya yang normal dan menjalin hubungan yang lebih serius dianggap sebagai hal yang " ketinggalan zaman". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun