Naratif: Â Â Â Â Â Â "papah udah ga sanggup lagi ngurusin toko" -koh Afuk.
            "Jadi papah mau ngejual tokonya?" -Erwin.
            "papah mau kamu yang jadi penerus papah" -koh Afuk.
Film ini menggambarkan keberagaman budaya, agama, dan etnis yang ada dalam komunitas Tionghoa, dan mengajarkan pentingnya akan toleransi antar etnis Tionghoa dengan masyarakat Indonesia. Dengan karakter-karakter yang kuat serta cerita yang terjalin dengan baik, menurut saya film ini berhasil menunjukan bahwa masyarakat Tionghoa tidak bisa digeneralisasi hanya berdasarkan stereotipe yang ada. Dengan demikian, "Cek Toko Sebelah" memberikan solusi terhadap stereotipe etnis Tionghoa dengan menghadirkan representasi yang lebih inklusif dan menggambarkan kehidupan mereka dengan lebih baik.
Harapannya, isu stereotype yang masih sering dibicarakan dan menjadi penyebab kasus kekerasan bisa berkurang. Masyarakat umum diharapkan melihat etnis Tionghoa seperti manusia biasa tanpa stereotype yang melekat. Selain itu, diharapkan masyarakat juga mengurangi diskriminasi terhadap etnis Tionghoa dalam segala hal.
 Melalui konflik dan resolusinya, "Cek Toko Sebelah" mengajarkan bahwa toleransi bukan hanya tentang menghargai perbedaan, tetapi juga tentang memahami dan belajar satu sama lain. Dengan menggambarkan perjalanan seorang pemuda dalam menghadapi keberagaman budaya, agama, dan etnis, film ini memberikan pesan positif tentang keharmonisan yang bisa dicapai melalui pemahaman dan toleransi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H