Pendidikan “merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (UU No 20 tahun 2003)”. Pristiwanti, D (2022) Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang menjelaskan pengertian Pendidikan dalam artian khusus dan umum makna pendidikan adalah sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan serta mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki sejak lahir baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan.
Mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetrahuan kepada siswa sebagaimana dikatakan oleh Kunandar (2007) dalam (Darmadi,H dan MM,M. 2018) bahwa dalam pandangan tradisional, mengajar dimaknai sebagai penyerahan kebudayaan berupa penmgetahuan, pengalaman, dan kecakapan kepada siswa. Pengertian mengajar dalam konteks sekarang menurut Subana dan Sunarti (2009) dalam (Wahyuningsih, E. 2019) adalah (a) membimbing siswa tentang cara belajar, bukan mengajari siswa tentang materi ajar, (b) mengatur lingkungan agar terjadi proses belajar-mengajar yang diharapkan. Pandangan Subana dan Sunarti tersebut dapat dibandingkan dengan yang diutarakan oleh Hasibuan, J.J. dan Moedjiono (2012) bahwa mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling memengaruhi, yakni tujuan, materi ajar, guru, siswa, proses, dan sarana-prasarana.
Pendidikan memiliki peran sentral yang sangat penting dalam menciptakan generasi yang berkarakter dan berkomopeten. Pembelajaran Ilmu Pengatahuan Sosial (IPS), guru memiliki peran yang sangat penring untuk membimbing peserta didik dalam memahami materi dan mengaplikasinnya di kehidupan sehari-hari. IPS sebagai mata Pelajaran yang mengandung nila-nilai sosial dapat memberikan tujuan pengajaran yang membangun kesadran sosial, keterampilan analisis serta pemikiran krirtis dari setiap peserta didik.
Dalam pandangan Subana dan Sunarti (2009), mengajar melibatkan kemampuan guru untuk membimbing siswa tentang carav belajar dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembelajaran. Sebagai guru IPS strategi yang diberikan dalam belajar mengajar harus mebuat siswa menjadi lebih produktif, misalnya tugas keterampilan menganilisis setiap siswa bisa dilakukan membuat projek berupa sebuah video terkait masalah sosial atau menulis dan menganalisi kejadian yang ada di lingkungan mereka. Hal itu dapat memberikan partisipasi siswa dalam menjalankan pembelajaran yang produktif, tidak hanya itu tetapi siswa memiliki cara berpikir yang kiritis, inovatif dan kreatif.
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2012) dalam (S afitri, E., & Sontani. 2016) proses belajar memerlukan sistem lingkungan yang mencangkup tujuan, materi ajar, guru, siswa, dan sarana-prasarana yang saling berhubungan. Maka dari itu strategi yang digunakan sebagai guru IPS harus mampu mengintegrasikan seluruh komponen yang sudah dijelaskan sebelumnya, untuk meningkatkan komponen tersebut guru juga perlu memberikan semnagat dan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS.
Pendidikan, khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), memiliki peran strategis dalam membentuk generasi yang berkarakter, kritis, dan kompeten. Guru sebagai fasilitator dan pembimbing harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dengan strategi yang inovatif dan kreatif. Proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, seperti melalui proyek analisis sosial, dapat meningkatkan pemahaman, keterampilan, dan kesadaran sosial mereka. Dengan mengintegrasikan tujuan, materi ajar, sarana-prasarana, serta interaksi positif antara guru dan siswa, pembelajaran IPS dapat menjadi sarana yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai sosial yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini pada akhirnya akan mencetak generasi yang mampu berpikir kritis, inovatif, dan produktif di tengah dinamika sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H