Mohon tunggu...
Fadilah Sukma Rama
Fadilah Sukma Rama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Yuuuu pasti bisa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Cinta, Satu Kata Mengukir Luka

18 Maret 2021   13:57 Diperbarui: 18 Maret 2021   14:02 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay.com

Membahas perihal cinta sedikit sensitif bagi kaum remaja, apalagi remaja wanita. Banyak anak remaja mengatakan cinta itu adalah singkatan dari "cerita indah namun tiada arti", Cieeelaaaaah.  Pada dasarnya cinta hadir dan tumbuh kepada siapa saja tanpa di paksa dan tanpa di rencanakan. Dengan cinta juga sesorang bisa hidup bahagia. Cinta mempunyai peran sangat luar biasa terhadap kehidupan, karena semenjak mengenali cinta, menjalani hari-hari sulit pun terasa berwarna. katanya sih hehe.

Cinta itu bentuk  perasaan dalam diri seseorang, ungkapan cinta bisa ke keluarga, teman, sahabat, kekasih dan sebagainya. Atau bisa juga disebut kasih sayang. cinta bisa berupa perhatian, kasih sayang, menuruti perkataan dan masih banyak lagi. namun tetap cinta kamu ke orang lain jangan melebihi cintamu ke Alloh dan Orang tua, karena pada hakikatnya cinta Alloh lah yang sangat mempengaruhi kehidupan kamu dan kasih sayang orang tua lah yang membuat kamu kuat seperti sekarang. 

Cinta itu satu kata mengukir luka. ini menjadi problematika anak remaja, dikit-dikit galau, dikit-dikit baper, mojok di kamar, matiin lampu, dengerin lagu terus nangis. bucin banget sih hehe. Luka yang timbul disebabkan oleh diri seseorang nya sendiri. Cinta itu memiliki 2 prinsip yakni meninggalkan atau ditinggalkan. maka dari itu konsekuensi dari mencintai seseorang adalah ditinggalkan. maka kamu harus siap akan hal itu. mental yang kuat tidak akan membuat kamu rapuh saat putus cinta. banyak pepatah yang mengatakan "tak perlu dikenang, yang pergi cukup dilupakan". 

Hidup memang tidak selamanya berjalan sesuai keinginan, padahal kamu sudah melakukan yang terbaik tetapi kamu tetap saja merasa sedih dan kecewa. Wajar saja jika kamu merasakan hal seperti itu,  Kamu harus bisa mengontrol diri kamu agar tidak terlalu larut dalam luka itu. Tidak ada yang menginginkan perpisahan. hanya saja tuhan mengistirahatkan hatimu dari orang yang salah, hehe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun