Pendidikan merupakan suatu hal penting dalam kehidupan seseorang. Bagi sebagian orang, pendidikan bahkan sudah menjadi kebutuhan pokok yang sama pentingnya dengan kebutuhan pokok sehari-hari. Dikutip dari Wikipedia, definisi dari pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke genarasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Mengapa pada sebagian orang pendidikan dianggap menjadi hal yang sangat penting namun, untuk sebagian yang lain masih terkesan acuh dengan keberadaan pendidikan itu sendiri. Jawabannya mungkin karena belum adanya pemerataan pendidikan ke daerah-daerah yang menyebabkan minimnya pengetahuan tentang pentingnya pendidikan. Padahal, dengan pendidikan bisa membuat orang menjadi berwawasan luas dan memperhalus perasaan. Hal tersebut sangat penting dimiliki oleh setiap insan manusia khususnya anak muda Indoneisa, karena akan sangat berguna untuk menunjang masa depannya, keluarganya, ataupun yang lebih luas daripada itu. Seperti tertulis pada kutipan seorang tokoh Indonesia, yaitu Tan Malaka yang berbunyi "Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan."
Indonesia merupakan satu dari sekian negara yang menduduki peringkat rendah terkait permasalahan pendidikan. Berdasarkan data Program for International Student Assessment (2018) yang diinisiasi oleh The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) menunjukkan bahwa pendidikan Indonesia di lingkup global berada dalam peringkat 6 terbawah dari 79 negara. Dalam kategori membaca Indonesia berada pada peringkat 74 (skor 371), peringkat 73 (skor 379) untuk kategori matematika, dan peringkat 71 (396) untuk kategori sains (BBCNews 04/12/2019), mirisnya lagi peringkat ini cenderung stagnan dalam 10-15 tahun terakhir. Ini menunjukan bahwa Indonesia masih sangat tertinggal dalam permasalahan pendidikan.
Banyak faktor yang menyebabkan ketertinggalan pendidikan di Indonesia. Seperti, Â kurangnya pemerataan pendidikan sampai ke pelososk-pelosok negeri, kurangnya jumlah guru terampil, minimnya tunjangan untuk guru-guru yang berada di daerah terpencil, tercatat hanya ada kurang lebih 1:10 guru yang terpanggil untuk mengajar ke daerah pelosok yang minim akses, Â sarana dan prasarana yang belum cukup memadai, minimnya bahan pembelajaran, dan mahalnya dana pendidikan. Itu semua tentu sangat berpengaruh pada kualitas pendidikan yang akan dihasilkan.
Ditambah lagi dengan adanya pandemi covid-19 yang mengharuskan segala aktivitas dikerjakan dari rumah, termasuk juga sekolah. Tentu bagi mereka yang tinggal di kota-kota besar tidak terlalu mengkhawatirkan tentang permasalahn ini, karena mereka sudah ditunjang dengan berbagai fasilitas-fasilitas yang mendukung dalam melakukan pembelajaran jarak jauh. Salah satu contohnya adalah kemudahan dalam mengakses internet. Namun, bagaimana dengan anak-anak yang masih tinggal di pelosok daerah? Tentunya sarana dan prasarana yang mereka miliki tidak sama dengan mereka yang tinggal di kota. Tercatat, Indonesia mengalami kenaikan angka putus sekolah yang disebabkan oleh pandemi covid-19. Berdasarkan data, UNICEF menemukan 38 anak di Indonesia putus sekolah akibat pandemi covid-19. Dari jumlah tersebut 75 persen di antaranya tak bisa lagi melanjutkan pendidikan karena masalah biaya.
Namun, disamping itu pemerintah juga sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi permasalah tersebut salah satunya adalah dengan pemberian dana bantuan seperti KIP, KJP ataupun beasiswa baik dari pemerintah maupun swasta yang diharapkan mampu untuk mengurangi angka putus sekolah di Indonesia. Hanya saja, terkadang penerima bantuan tersebut "salah sasaran" sehingga kedepannya pemerintah diharapkan untuk bisa menyeleksi ulang dengan lebih ketat terkait dengan penerima dana bantuan pendidikan yang diharpakan bantuan ini bisa sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan namun terbentur oleh keaadan ekonomi.
Ketertinggalan penddidikan di Indonesia disebakan oleh masalah-masalah yang tidak hanya bisa diselesaikan oleh Pemerintah ataupun masyarakat saja. Harus ada kerjasama diantara keduanya. Dengan mengetahui apa saja akar-akar dari permasalah yang berkaitan dengan pendidikan di Indonesia, diharapkan pemerintah dapat memperbaiki masalah seperti, menaikan tunjangan bagi tenaga pengajar yang berada di daerah terpencil, melakukan pemerataan pendidikan dengan cara memperbaiki fasilitas pada sekolah-sekolah yang berada di daerah, memberikan pelatihan kepada para tenaga pengajar agar tercipta tenaga pengajar yang terampil serta melakukan pengecekan ulang bagi keluarga yang menerima bantuan pendidikan, agar tidak ada salah sasaran dalam pemberiannya. Dan juga masyarakat Indonesia harus ikut berperan aktif dalam menjalankan pendidikan, mencari banyak informasi tentang bantuan pendidikan dari pemerintah maupun swasta agar tidak ada lagi anak-anak Indonesia yang putus sekolah dikarenakan oleh tidak adanya biaya untuk melanjutkan pendidikan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H