Mohon tunggu...
Fadila Desy
Fadila Desy Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, program studi Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Inovasi Teknologi Dalam Agribisnis Menuju Masa Depan Kemandirian Pangan Global

18 Juni 2024   09:48 Diperbarui: 18 Juni 2024   10:02 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Secara sederhana agribisnis di definisikan sebagai usaha atau kegiatan pertanian yang berorientasi profit. Jika di definisikan secara lengkap agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi pengolahan masukan dan keluaran produksi (agroindustri), pemasaran masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan penunjang kegiatan. Yang dimaksud dengan berhubungan adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian.

Rantai Nilai Agribisnis

Rantai nilai agribisnis adalah suatu konsep yang menggambarkan proses lengkap dari produksi hingga pemasaran produk pertanian, melibatkan berbagai tahapan yang saling terkait dan saling mendukung. Setiap tahapan memiliki peran penting dalam menentukan kesuksesan dan keberlanjutan sektor agribisnis secara keseluruhan. Berikut adalah rantai nilai agribisnis.

Yang pertama adalah produksi. Produksi adalah tahapan pertama dalam rantai nilai agribisnis di mana bahan baku pertanian, seperti tanaman pangan, buah-buahan, sayuran, dan hasil ternak, diproduksi oleh petani. Kualitas dan kuantitas hasil pertanian sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, faktor cuaca, teknologi pertanian yang digunakan, serta manajemen usaha yang diterapkan. Faktor-faktor ini secara langsung memengaruhi produktivitas dan keberlanjutan usaha pertanian.

Lalu setelah itu pengolahan. Setelah dipanen, bahan baku pertanian harus diolah menjadi produk yang siap dikonsumsi oleh konsumen atau sebagai bahan baku untuk industri lebih lanjut. Proses pengolahan meliputi pemrosesan, pengemasan, dan penanganan produk dengan mempertimbangkan standar keamanan pangan dan kualitas produk yang dihasilkan. Pengolahan yang baik tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk tetapi juga memastikan bahwa produk tersebut dapat memenuhi standar mutu dan keamanan yang diperlukan untuk diterima di pasar.

Selanjutnya adalah pemasaran distribusi produk pertanian ke pasar konsumen atau industri. Hal ini merupakan tahapan krusial dalam rantai nilai agribisnis. Pemasaran melibatkan strategi promosi yang efektif, distribusi logistik yang terorganisir dengan baik, dan penetrasi pasar yang tepat untuk mencapai target pasar yang dituju. Strategi pemasaran yang baik dapat membantu meningkatkan visibilitas produk, menciptakan demand yang stabil, serta meningkatkan nilai jual produk pertanian.


Dan yang terakhir adalah kelembagaan penunjang untuk mendukung kegiatan agribisnis, diperlukan infrastruktur yang memadai seperti jaringan transportasi yang efisien, sistem irigasi yang modern untuk pengairan tanaman, serta fasilitas penanganan pasca-panen yang memungkinkan produk tetap segar dan terjaga kualitasnya. Selain infrastruktur fisik, kelembagaan penunjang seperti bank pertanian yang memberikan akses terhadap modal, perusahaan asuransi pertanian untuk melindungi risiko usaha petani, dan lembaga riset pertanian yang mengembangkan inovasi teknologi, semuanya berperan penting dalam meningkatkan produktivitas, keberlanjutan, dan daya saing sektor agribisnis.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Agribisnis

Agribisnis, sebagai sektor ekonomi yang vital di berbagai negara, dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal yang dapat memengaruhi produktivitas, keberlanjutan, dan pertumbuhannya secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi agribisnis.

Yang pertama adalah kondisi cuaca dan iklim. Kondisi cuaca dan iklim memainkan peran krusial dalam keberhasilan produksi pertanian. Cuaca yang tidak stabil, seperti curah hujan yang tidak terduga, musim kemarau yang panjang, atau bencana alam, dapat secara signifikan mengganggu hasil panen dan produktivitas peternakan. Perubahan iklim global semakin memperumit prediksi cuaca yang akurat, memaksa pelaku agribisnis untuk mengembangkan strategi adaptasi dan peningkatan ketahanan sistem produksi mereka.

Yang kedua adalah ketersediaan teknologi. Perkembangan teknologi telah membawa dampak positif yang signifikan dalam transformasi agribisnis. Penggunaan sensor tanah, drone untuk pemantauan tanaman, dan teknologi lainnya telah mengubah cara petani mengelola lahan mereka. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga memfasilitasi akses terhadap informasi pasar, manajemen rantai pasokan yang lebih efisien, dan pemantauan kondisi pertanian secara real-time. Adopsi teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi tetapi juga membantu meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan agribisnis secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun