Begandring Soerabaia adalah komunitas para pecinta warisan budaya dan sejarah. Mereka yang tergabung dalam komunitas ini berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Ada akademisi, arsitek, budayawan, jurnalis, praktisi hukum, bahkan mahasiswa. Tujuan dari komunitas ini adalah melestarikan budaya dan menjaga makna dari peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi di kota Surabaya. Hal ini terjadi karena saat ini rasa cinta pada sejarah dan budaya lokal atau warisan budaya tidak lagi dimiliki oleh semua masyarakat, khususnya masyarakat Surabaya. Zaman yang terus berkembang ini hendaklah dibarengi dengan upaya pelestarian budaya dan sejarah yang baik pula karena kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari peradaban saat ini. Lebih-lebih, setiap kota di Indonesia pasti memiliki budaya dan sejarahnya masing-masing. Sangat disayangkan apabila budaya-budaya ini tidak dijaga, sehingga hilang dan tidak diketahui oleh generasi mendatang. Oleh karena itu, Begandring Soerabaia ada sebagai wadah bagi orang-orang yang berniat menjadi pegiat budaya atau mencintai warisan budaya, budaya, sosial, sejarah, dan tidak ingin hal-hal ini hilang seiring berkembangnya zaman.
   Dilansir dari begandring.com, Begandring Soerabaia menjalankan tiga jenis kegiatan berdasarkan sifatnya, yaitu peran rekreatif, edukatif, dan advokatif.
1. Peran Rekreatif
Dalam menjalankan kegiatan ini, hal-hal yang dilakukan oleh Begandring Soerabaia adalah jelajah sejarah. Kegiatan ini merupakan upaya untuk mengembangkan pariwisata yang berbasis sejarah.
2. Peran Edukatif
Kegiatan yang dilakukan adalah berbagi ilmu dan wawasan kepada publik melalui diskusi, jelajah sejarah, serta publikasi dan pembuatan film dokumenter
3. Peran Advokatif
Dalam menjalankan peran advokatif, Begandring Soerabaia mendorong pengambil kebijakan untuk bersama berupaya melestarikan, mengembangkan dan memanfaatkan sejarah, serta cagar budaya.
   Lantas, berdasarkan pada hal-hal yang telah disebutkan, apakah Begandring Soerabaia yang merupakan sebuah komunitas tersebut dapat disebut sebagai sebuah subkultur di dalam masyarakat?
   Sebelum itu, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai pengertian dari subkultur. Nyatanya, saya sebagai penulis sempat keliru memahami pengertian dari istilah subkultur itu sendiri. Subkultur adalah komunitas atau perkumpulan orang-orang yang lebih kecil di dalam masyarakat, yang mana mereka memiliki dan berbagi visi dan misi, identitas, nilai, gaya hidup, dan paham yang berbeda dari masyarakat yang dominan ataupun budaya yang lebih besar (dominant culture). Namun, perlu diketahui bahwa sebenarnya tidak ada yang menyepakati pengertian subkultur oleh para sosiolog, sehingga hal ini masih diperdebatkan. Kesalahan saya dalam memahami arti dari subkultur adalah mengira bahwa setiap kelompok yang dianggap sebagai subkultur selalu memiliki pakaian khusus, yang menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari suatu kelompok tertentu tersebut. Kemudian, saya juga sempat mengira bahwa kelompok yang dianggap sebagai subkultur pasti menyimpang atau bertentangan dengan masayarakat yang dominan. Namun, kenyataannya tidaklah demikian.
   Berdasarkan pada materi serupa dari salah satu mata kuliah saya, pemahaman saya ini tidak tepat. Tidak semua komunitas yang terhitung sebagai subkultur memiliki dresscode atau pakaian khas mereka dan digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Kemudian, subkultur tidak bertentangan dengan masyarakat yang dominan dan bahkan cocok atau sesuai. Yang bertentangan dengan masyarakat dominan disebut dengan counter culture atau budaya tandingan, tetapi jelas bahwa subkultur tidaklah demikian. Subkultur biasanya tidak memiliki struktur dan sistem kepemimpinan dan keanggotaan yang formal, sehingga tidak mudah dibedakan dengan masyarakat dan budaya yang dominan.