Mohon tunggu...
Healthy Pilihan

Bercinta sebagai Tolak Ukur Kesehatan Psikologi

17 Februari 2018   15:24 Diperbarui: 18 Februari 2018   09:00 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (SHUTTERSTOCK)

Bagaimana kesehatan psikologi seseorang, tentunya tidak bisa diketahui dengan mudah. Terdapat banyak aspek yang selama ini kurang disadari oleh sebagian besar orang.  Terkadang orang dianggap sehat secara psikologi jika orang tersebut terlihat bahagia dan sukses dalam kehidupannya. Padahal kesehatan psikologi seseorang tidak dapat diukur oleh orang lain secara mudah, hanya individu tersebut yang tahu bagaimana kondisi kesehatan psikologi dirinya.

Masalah terbesar juga datang dalam individu kita masing masing, dimana sebagai seorang individu kita tidak tahu mengenai tolak ukur kesehatan psikologi kita sendiri. Buktinya, terdapat banyak kasus orang yang mengalami gangguan mental akibat tidak dapat mengontrol fikirannya sendiri. Pengetahuan yang minim mengenai diri sendiri sangatlah menjadi momok yang besar.

Kesan terlihat bahagiapun tidak bisa diajadikan tolak ukur kesehatan psikologi seseorang. Karena bahagia secara fisik dapat menipu, meskipun dalam raut wajah terlihat bahagia dan baik baik saja, belum tentu kondisi psikologinya juga baik. Maka dari itu penting sekali untuk kita dapat mengenali diri kita sendiri terlebih dahulu, agar mudah dalam mengontrol akal ketika mengambil suatu keputusan.

Lalu benarkah jika bercinta menjadi salah satu tolak ukur sehatnya psikologi?  Tentunya benar, karena sebagai manusia setiap individu memerlukan kasih sayang yang datang dari orang lain. Dengan mendapatkan perhatian, kasih sayang, dan rasa cinta dari orang lain tentunya kehadiran kita di tengah tengah lingkungan akan sangatlah berharga. Dengan diakuinya seoarang indvidu dalam lingkungan melalui bentuk kasih sayang tersebut, akan mampu membuat kondisi psikologi orang lebih stabil.

Selain bercinta, hal yang mampu membuat kondisi psikologi seseorang lebih baik dan sehat yaitu dengan bekerja. Lagi lagi setiap individu perlu untuk hidup dan berkembang. Agar dapat mampu bertahan hidup, setiap individu memerlukan penghasilan yang dapat dihasilkan dengan cara bekerja. Mari kita lihat kondisi masyarakat secara umum, banyak kasus kejahatan yang dilakukan dengan alasan masalah ekonomi. Sedangkan orang orang yang memiliki ekonomi berkecukupan terlihat lebih bahagia dalam hidupnya, karena telah dapat memenuhi kebutuhan pribadi serta keluarganya.

Jika bercinta memenuhi kepuasan pada aspek batin dan bekerja memenuhi kepuasan pada aspek ekonomi. Masih terdapat faktor lain yang dapat dijadikan tolak ukur kesehatan psikologi kita. Hal tersebut yaitu belajar dan bermain. Belajar juga dapat menjadi tolak ukur kesehatan psikologi seseorang. Bagaimana seorang manusia dapat hidup tanpa belajar? 

Belajar disini tidak hanya terpaut pada proses pembelajaran di dalam kelas, melainkan juga dalam proses kita berinteraksi sehari hari. Dalam interaksi kita dengan orang disekeliling kita, tentunya akan mendapatkan suatu pengetahuan baru yang tidak kita ketahui sebelumnya. Dengan kegiatan seperti itu, kehidupan yang dilalui seorang individu tidaklah menjadi pasif, karena akan selalu ada hubungan timbal balik yang terjadi yang didalamnya termuat sebuah pengalaman dan pengetahuan baru. Sedangkan bermain juga menjadi tolak ukur kesehatan psikologi. Dengan bermain, tentunya akan membuat individu menjadi bahagia, sedangkan bahagia adalah tolak ukur terbesar kesehatan psikologi seseorang.

Jika sudah seperti ini coba kita nilai, sudah sehatkah psikologi diri kita? Mari bercermin pada diri kita sendiri dan jangan lupa untuk selalu bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun