Mohon tunggu...
Fadhli Taqwal
Fadhli Taqwal Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Waktu, Tenaga, dan Pikiran sebagai Alat Tukar Membeli Pengalaman

31 Agustus 2018   23:35 Diperbarui: 31 Agustus 2018   23:59 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan cuma bisa jago kandang, berprestasi dengan menjadi juara kelas. Berjalanlah lebih jauh, take a risk. Berorganisasi. Lihat dan meleburlah dengan orang-orang yang mengusahakan visi tertentu. Ambil kesempatan meraup pengetahuan, softskill, dan pengalaman-pengalaman yang tidak akan kamu dapatkan dengan hanya duduk manggut-manggut di kelas.

Tapi perlu digarisbawahi, pengalaman-pengalaman dan pengetahuan yang didapat dari berorganisasi tentu tidak gratis. Tidak pula senyaman dan semulus dibanding duduk diam belajar dalam kelas. Perlu meluangkan banyak waktu, bahkan mengorbankan beberapa agenda yang bertabrakan jika sudah mempersoalkan prioritas.

Perlu menguras tenaga, bahkan bukan tenaga sudah habis yang menjadi patokan, tapi selesai atau tidaknya suatu pekerjaan yang diemban yang menjadi tolok ukur. Perlu memutar otak, karena sebelum menjalankan amanah, perlu desain kerja yang dikonsep secara matang terlebih dahulu.

Tidak berhenti di situ, masih banyak faktor lain yang perlu menjadi alat tukar transaksi demi pengalaman-pengalaman berharga. Merantai ego, berpikiran terbuka dan dinamis, saling menghormati dan menghargai sesama rekan organisasi, dan sebagainya, dan sebagainya.

Dan sebenarnya, apa-apa yang ditukarkan itu akan didapatkan kembali dalam versi yang jauh lebih baik, sepaket dengan pengalaman berharga yang dijanjikan di awal. Menukar waktu, akan didapatkan kembali dalam bentuk pola mengatur waktu yang baik dan tepat sesuai kesibukan pribadi. 

Menukar tenaga, akan didapatkan kembali dengan terbentuknya fisik dan batin yang jauh lebih kuat dari sebelumnya karena terlatih dalam kurun waktu tertentu. Menukar pikiran, akan didapatkan kembali dengan makin cemerlangnya ide dan gagasan karena sudah memahami pola-pola masalah dan cara menyikapinya, mempertajam daya kritis sehingga bisa mencegah sesuatu yang berpotensi menjadi masalah ke depannya.

Pun itu baru urgensi pokok, belum urgensi-urgensi turunan yang jauh lebih banyak lagi yang akan didapatkan, hanya dengan berorganisasi. Memperluas jaringan, bayangkan punya banyak teman yang tersebar di seluruh wilayah, dan kemanapun pergi, dengan adanya teman di tempat yang dikunjungi akan lebih menyenangkan, kan?

Belum lagi kalau organisasi yang diikuti, bisa menjadi wadah untuk menyalurkan minat bahkan mengasah bakat, minat terpuaskan dan potensi pun menjadi kekuatan. Dan sebagainya, dan sebagainya.

Bagaimana? Sampai paragraf ini masih tersisa keraguan? Oke, sekarang mari kuberikan challenge. Sebutkan orang-orang sukses di dunia ini, siapa saja, yang tidak punya latarbelakang organisasi sama sekali.

Nah! Sekian, semoga setelah ini kamu tergerak untuk mulai aktif berorganisasi, karena kamu sendiri yang akan menikmati manfaatnya.        

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun