Jurnal juga buku yang perlu kita koleksi. Hal ini karena jurnal berisikan makalah atau artikel yang orisinil. Akan tetapi, jenis ini biasanya jarang ditemukan di pasaran. Caranya, kita bisa mendatangi institusi terkait, atau berlangganan. Â Masing-masing institusi memiliki kebijakan masing-masing seputar hal ini.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana kita tahu bahwa buku tertentu adalah buku pengantar, buku sekunder, atau buku primer?
Pertama, tentu saja dari judul. Buku pengantar biasanya ditulisin di judulnya. Pengantar Hukum Islam, umpamanya, Pengantar Studi Quran, dan sebagainya.
Kedua, dari daftar isi. Buku pengantar biasanya membicarakan banyak hal. Nah, karena itu, ia tidak mendalam. Satu buku bisa membicarakan belasan tema-tema dasar. Tapi ya itu tadi, masing-masing tema tidak dijelaskan secara mendalam. Sementara itu, daftar isi buku sekunder biasanya memperlihatkan sebuah alur logika riset. Bab satu membicarakan pendahuluan, bab dua landasan teori, bab tiga dan seterusnya isi, kemudian ditutup dengan kesimpulan. Kemungkinan lainnya, bab satu pendahuluan, bab dua berisi biografi tokoh yang dibahas, bab tiga dan seterusnya pemikiran dari tokoh terkait, dan ditutup dengan kesimpulan.
Ketiga, dari kata pengatar, baik pengatar penulis ataupun penerbit. Sebagai catatan, bagian pengantar ini bersifat wajib baca. Mungkin banyak yang mengabaikan pengantar karena hanya berisi arisan dan ucapan terimakasih. Itu keliru. Pengantar berisi lebih dari itu. Kita bisa mengetahui hal-hal terentu seperti latar belakang penulisan buku, kondisi historis, tujuan, hingga dari siapa penulis buku mendapatkan pengaruh utama.
Keempat, nama penulis. Buku-buku primer biasanya ditulis oleh pemikir-pemikir besar. Kita akan tahu ini secara bertahap. Semakin banyak kita membaca buku, kita akan mendapatkan banyak info tentang siapa saja penulis-penulis yang sedang leading dalam tema-tema atau bidang-bidang tertentu. Nah, dari situ, silahkan diburu buku-buku mereka. Mengapa saya katakan diburu? Karena buku jenis ini terhitung jarang jika bukan langka. Ia tidak diterbitkan dalam jumlah yang banyak. Ini persoalan marketting. Buku-buku jenis ini hanya dibaca oleh segmen terbatas, jadi tidak perlu dicetak dalam jumlah besar.
Itulah kiranya yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat dan mari membaca...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H