pemilu damai di kampus Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Tuntungan pada 2 Oktober 2024 berlangsung dengan semangat yang luar biasa. Acara ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial untuk mendiskusikan dan memahami lebih dalam tentang partisipasi politik di kalangan generasi muda.
Dr. H. Hasrat Efendi Samosir, M.A. memberikan pemahaman yang mendalam mengenai pengaruh politik yang mengaitkan agama sebagai strategi untuk meraih dukungan dalam pemilu. Beliau menyoroti bagaimana partai politik berbasis agama seperti PKS dan PKB berhasil meraih dukungan melalui pendekatan nilai-nilai agama dalam program-programnya. Pentingnya untuk tidak terjebak dalam praktik transaksional dalam pemilihan umum disoroti, dan diilustrasikan dengan contoh bahwa partai yang mampu mengkomunikasikan visi dan misi yang jelas kepada masyarakat biasanya mendapatkan dukungan yang kuat.
Dr. Hotma Tua Peralihan, M.Ag, melanjutkan pemaparan dengan mendiskusikan dinamika pemilu dan peran mahasiswa dalam mendorong perubahan sosial. Peran kritis mahasiswa dalam mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak pro-rakyat serta memperjuangkan keadilan sosial melalui aksi-aksi demonstrasi dan advokasi menjadi sorotan utama. Mahasiswa dianggap sebagai agen perubahan yang memiliki peran vital dalam memastikan keberlanjutan demokrasi.
Dalam sesi wawancara dengan Dr. H. Hasrat Efendi Samosir, M.A, beliau menyampaikan ide-ide cemerlangnya mengenai topik tersebut, "Terutama kegiatannya sangat sangat luar biasa. Yang kedua ini menunjukkan gadget ini memang bisa menjadi harapan bangsa ke depan dan peduli. Kemudian pertanyaan pertanyaannya juga berbobot, Tidak hanya bagus tapi sudah sangat bagus,Kemudian mahasiswa ini memang kita harapkan kreatif agen perubahan dan kita harapkan uh ada ungkapan orang kita, generasi muda kita ini ada narkoba, ada yang namanya tawuran, ada balapan liar, ada apa namanya itu pergaulan bebas, tapi ternyata itu terbantahkan dengan acaranya. Di mana kita melihat mahasiswa berkarakter kemudian yang peduli kemudian yang cinta dengan diskusi dialog dan menghidupkan iklim akademik dan ini diharapkan Menjadi energi bangsa ke depan." Ujarnya
Beliau juga membagikan strategi untuk menghadapi pemilihan kepala daerah ini."Cara untuk mendamaikan Pilkada Pilkada kuncinya itu tadi jadi uh kita ini jadilah bahagian daripada gerakan wasoto berpolitik secara moderat. Garis setengah tidak ekstrim kanan tidak ekstrim kiri Kemudian politik itu hanya sekedarnya, tapi persahabatan selama itu jadi berpolitik. Sekedarnya persahabatan adalah selama boleh berbeda pendapat kita bersahabat."ujarnya
Peserta dalam acara perdamaian pemilu di kampus, yang merupakan mahasiswa bernama Riski Pratama dari jurusan sejarah peradaban Islam semester 7, menyampaikan responsnya. "tanggapan saya mengenai acara RRI yang diadakan di kampus ini tentunya bagus sih. Karena kepada mahasiswa-mahasiswa bahwasannya kita ini memilih ini harus dengan rasionalitas gitu. Itu juga yang dikatakan sama Pak Otma tadi. Kita sebagai orang pintar ini harus pandai pilih memilah. Tapi pada dasarnya memang, walaupun kita beda pilihan, tapi kita harus mendukung pilkada ini dengan persatuan dan tanpa adanya kericuan-kericuan. Itu yang mengenai tanggapan saya. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."
Kolaborasi dengan RRI Medan turut ditekankan sebagai upaya untuk memperluas jangkauan informasi kepada masyarakat melalui penyiaran langsung. Harapan besar terletak pada peningkatan kesadaran politik di kalangan mahasiswa agar penggunaan hak suara dilakukan secara bijak dan bertanggung jawab. Pentingnya menyadari bahwa setiap pilihan dalam pemilu memiliki dampak besar terhadap arah dan kebijakan negara ke depannya disoroti. Semoga acara ini dapat menginspirasi para mahasiswa untuk terus berperan aktif dalam membangun demokrasi di Indonesia dengan pemahaman yang mendalam tentang politik dan kesadaran akan pentingnya partisipasi politik. Generasi muda diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang konstruktif demi kemajuan bangsa.
Diliput oleh :
Muhammad Husni AL Bukhori
Fauzi Isma Sinaga
Aulia Syatita
chairun Nisa