Mohon tunggu...
Fadhli Adhim
Fadhli Adhim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance

Soccer and Traveller

Selanjutnya

Tutup

Horor

Teror Kotoran Manusia di Rumah Baru

30 September 2023   16:15 Diperbarui: 30 September 2023   16:15 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejadian ini penulis alami pada saat pindah rumah ke sebuah perumahan baru di Kabupaten Cirebon pada tahun 2008, perumahan tersebut dulunya memang sebuah sawah dan perkebunan yang jauh dari pemukiman warga. Walaupun baru, perumahan tersebut terbilang cukup ramai dan warganya guyub satu sama lain.

Hari-hari pertama penulis dan keluarga menempati rumah tersebut sebenarnya tidak ada pertanda bahwa kami akan mengalami serangkaian kejadian mistis, hingga pada suatu hari kakek penulis yang kala itu sedang membantu untuk membenahi engsel pintu yang rusak mengatakan ada suara orang mendehem dengan sangat keras di sudut ruangan yang digunakan untuk mencuci.

Ibu penulis pun terheran karena tidak ada laki-laki lagi di rumah tersebut selain kakek penulis, penulis pun mulai penasaran dengan apa yang terjadi karena belum pernah mengalami hal mistis apapun di rumah itu.

Singkat cerita, setelah kejadian tersebut penulis dan keluarga mulai mengalami rentetan peristiwa horor di rumah yang baru kami tempati. Apa sajakah itu? simak dibawah ini!

Taburan pasir yang menjalar dari pintu masuk hingga ke depan kamar penulis

Pada suatu sore penulis dan ibu penulis baru saja tiba dirumah setelah menjemput adik dari sanggar tari tradisional, setibanya di halaman rumah awalnya tidak ada hal aneh yang kami lihat. Ibu penulis pun membuka pintu rumah dan di sinilah kami dikejutkan dengan sesuatu yang kami sebut sebagai 'pembukaan'.

Taburan pasir yang setinggi mata kaki ibu penulis menjalar dari mulai pintu masuk hingga ke depan kamar penulis, awalnya kami pikir itu disebabkan oleh semut-semut yang keluar dari sisi atau celah rumah lantai kami. Namun, apakah masuk akal semut dapat membentuk gundukan setinggi itu dalam waktu 20 menit? tentunya tidak!

Kami pun keheranan dan penulis yang kala itu masih berusia 10 tahun merasa takut, ibu penulis langsung menghubungi bapak yang masih berada di kantor untuk menceritakan kejadian tersebut. Bapak meminta kami untuk beristighfar dan tidak panik sembari ibu menyapu gundukan pasir tersebut.

"Mah kaka takut, cepet telpon papah cepet pulang mah.." ucap penulis dengan gemetar kala itu

"Sebentar kak, ini papah baru angkat.. kaka sekarang istighfar ya.." ucap ibu penulis berusaha untuk menenangkan penulis

Sesampainya dirumah Bapak tidak bicara apa-apa dan meminta kami semua untuk beristirahat, dan tahukah apa yang terjadi? penulis tidak bisa tidur selama empat malam berturut-turut pasca kejadian tersebut di malam hari dengan gangguan yang berbeda-beda!

Kotoran manusia di atas kasur adik penulis

Setelah kejadian pertama, kami menjalani hari-hari dengan tenang dan tidak lagi memikirkan peristiwa tersebut. Hingga pada malam minggu pasca kami sekeluarga makan malam di ruang televisi adik penulis berteriak dari pintu kamarnya.

"Pahhh!! banyaak ee di kasur nengg.." ucapnya sambil berlari ke arah kami.

Bapak pun sontak langsung mengecek kasur dari adik penulis yang sudah di penuhi oleh kotoran manusia yang hitam pekat dan luar biasa bau, bapak hanya bisa mengucap takbir dan beristighfar tiada henti malam itu.

"Astagfirullah.. Allahu Akbar.. La hawla wa la quwwata illa billah" ucapnya dengan terkejut menyaksikan hal tersebut yang jelas di luar nalar.

Kejadian tersebut bagaikan double kill bagi kami, baru saja bapak dan ibu berusaha dengan sangat hati-hati ke tempat mencuci, di saat bersamaan bapak kembali dibuat terkejut sampai bercucuran keringat.

Kasur yang baru saja dibersihkan sudah penuh kembali oleh kotoran manusia yang lebih banyak dari sebelumnya hingga ke kolong-kolongnya, bapak yang sangat tenang pun dibuat tidak berdaya oleh kejadian malam itu sehingga tidak mampu menenangkan kami. 

"Malam ini kita tidur berempat di kamar papah sama mamah ya, kamar neng dikosongin dulu aja, besok papah mau ke ustadz.." tutur bapak kami di malam tersebut di tengah kondisi kami berempat yang sangat lemas.

Keesokan harinya bapak mendatangkan seorang ustadz untuk membersihkan rumah kami dari gangguan-gangguan tersebut, ustadz tersebut mengatakan bahwa apa yang kami alami bukan sihir tapi murni gangguan dari makhluk yang memang sudah menempati rumah kami sebelumnya dan merasa terusik dengan kehadiran kami teurtama dengan aktivitas bapak yang selalu membaca Al-Qur'an di waktu shubuh, hal menurut para ulama sangat menyiksa setan apabila dilakukan.

"Ini murni gangguan dari penunggu di sini yang udah lama, dia terusik sama bapak yang suka baca qur'an karena bacaan qur'an shubuh itu betul-betul menyiksa setan.." tandas beliau sambil mencoba menenangkan kami.

Setelah prosesi selesai, kami dapat tidur nyenyak tapi teror belum berakhir.

Tanah kuburan dari ponsel bapak

Pasca kejadian tumpukan kotoran manusia, rentetan peristiwa mistis terjadi secara khusus kepada bapak sampai ke ruang kerjanya satu hari pasca rumah kami di do'akan agar bersih dari gangguan mistis.

Bapak mengatakan bahwa dirinya dibuat seperti orang yang gagu dan sulit sekali untuk berpikir, dan di dalam tas kecilnya terdapat banyak butir-butir seperti kerikil dengan serpihan-serpihan tanah yang masih lembab dan sulit sekali dibersihkan.

Situasi yang makin aneh membuat bapak memutuskan untuk memanggil kembali ustadz yang semalam sebelumnya dipanggil untuk membantu kami membersihkan rumah dari gangguan yang di luar nalar.

Setibanya di rumah, ustadz tersebut membacakan do'a dan tahukan kalian apa yang terjadi? serpihan tanah kuburan yang berwarna merah mengucur dari ponsel sony ericsson milik bapak dan parahnya sebagian menggumpal dibalik baterai.

Bapak bertanya tentang apa maksud dari teror ini, ustadz menjawab beliau tidak mengetahui pasti maksudnya. Akan tetapi beliau mengatakan bahwa hal tersebut adalah ancaman yang serius karena secara simbolik sudah menggambarkan kematian.

"Ini maksudnya apa ya pak ustadz?.." tanya bapak kebingungan kepada pak ustadz.

"Saya tidak tahu pastinya, tapi ini ancaman yang serius karena kuburan ini berarti kematian.." jawabnya dengan lugas.

Kami dalam satu ruangan hanya terdiam dan memohon perlindungan kepada Allah dari peristiwa tersebut, pada malam itu prosesi do'a berlangsung lama. Sedikit lega pada jam satu malam kami akhirnya dapat beristirahat dengan was-was, apakah teror sudah berakhir? tentunya belum!

Suara perempuan berteriak Allahu Akbar!

Dua hari setelah rumah kami dibersihkan kedua kalinya, bapak seperti biasa melakukan sholat shubuh berjamaah dengan ibu. namun pada rukuk di rakaat kedua tiba-tiba bapak dan ibu mendengar sepeda penulis terjatuh dan perempuan berteriak Allahu Akbar dengan kencang di depan pintu rumah kami.

Apakah itu suara orang? tentu sangat tidak masuk akal mengingat pagar kami terkunci rapat!

Bapak seketika menyudahi solatnya yang khusyuk dan berlari keluar untuk mengecek keadaan, namun bapak hanya menemukan sepeda penulis yang sudah terjatuh.

Bapak sampai mengecek ke luar namun tidak menemukan sejengkal pun jejak dari perempuan yang berteriak tadi, bapak pun menelepon ustadz dan menceritakan peristiwa yang baru terjadi.

Menurut ustadz, suara perempuan tersebut berasal dari kuntilanak yang tidak sengaja berpindah dimensi dan menjadi padat seperti manusia lalu panik menabrak sepeda penulis. Untungnya makhluk tersebut berhasil kabur sebelum bapak memergokinya dalam waktu yang mungkin hanya 1-2 menit.

"Bapak tidak usah takut, tetap berzikir saja. itu hanya sejenis kuntilanak yang berhasil kabur ke alamnya sebelum kepergok bapak. Dia masuk alam manusia dan jadi padat seperti kita hanya saja dia masih bisa kabur.." jawab ustadz.

Singkat cerita, 2 bulan kemudian bapak menjual rumah tersebut dan kami pindah ke tempat lain di selatan Kabupaten Cirebon. Alhamdulillah kami menjalani hari-hari dengan lebih tenang, walaupun demikian ibu masih rutin menjalin komunikasi dengan tetangga di perumahan kami sebelumnya. Dan tahukah kamu? pada tahun 2020 kabarnya rumah tersebut sudah 13 kali berganti pemilik!!

Allahu 'Alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun