Kejadian ini penulis alami pada saat pindah rumah ke sebuah perumahan baru di Kabupaten Cirebon pada tahun 2008, perumahan tersebut dulunya memang sebuah sawah dan perkebunan yang jauh dari pemukiman warga. Walaupun baru, perumahan tersebut terbilang cukup ramai dan warganya guyub satu sama lain.
Hari-hari pertama penulis dan keluarga menempati rumah tersebut sebenarnya tidak ada pertanda bahwa kami akan mengalami serangkaian kejadian mistis, hingga pada suatu hari kakek penulis yang kala itu sedang membantu untuk membenahi engsel pintu yang rusak mengatakan ada suara orang mendehem dengan sangat keras di sudut ruangan yang digunakan untuk mencuci.
Ibu penulis pun terheran karena tidak ada laki-laki lagi di rumah tersebut selain kakek penulis, penulis pun mulai penasaran dengan apa yang terjadi karena belum pernah mengalami hal mistis apapun di rumah itu.
Singkat cerita, setelah kejadian tersebut penulis dan keluarga mulai mengalami rentetan peristiwa horor di rumah yang baru kami tempati. Apa sajakah itu? simak dibawah ini!
Taburan pasir yang menjalar dari pintu masuk hingga ke depan kamar penulis
Pada suatu sore penulis dan ibu penulis baru saja tiba dirumah setelah menjemput adik dari sanggar tari tradisional, setibanya di halaman rumah awalnya tidak ada hal aneh yang kami lihat. Ibu penulis pun membuka pintu rumah dan di sinilah kami dikejutkan dengan sesuatu yang kami sebut sebagai 'pembukaan'.
Taburan pasir yang setinggi mata kaki ibu penulis menjalar dari mulai pintu masuk hingga ke depan kamar penulis, awalnya kami pikir itu disebabkan oleh semut-semut yang keluar dari sisi atau celah rumah lantai kami. Namun, apakah masuk akal semut dapat membentuk gundukan setinggi itu dalam waktu 20 menit? tentunya tidak!
Kami pun keheranan dan penulis yang kala itu masih berusia 10 tahun merasa takut, ibu penulis langsung menghubungi bapak yang masih berada di kantor untuk menceritakan kejadian tersebut. Bapak meminta kami untuk beristighfar dan tidak panik sembari ibu menyapu gundukan pasir tersebut.
"Mah kaka takut, cepet telpon papah cepet pulang mah.." ucap penulis dengan gemetar kala itu
"Sebentar kak, ini papah baru angkat.. kaka sekarang istighfar ya.." ucap ibu penulis berusaha untuk menenangkan penulis