Perkembangan teknologi selalu mengalami kemajuan di berbagai hal, perkembangan yang sangat pesat dan dinamis ini sangat mempengaruhi kebiasaan saya dalam berkegiatan di manapun. Perkembangan ini juga tentunya mempengaruhi di bidang absensi ketika saya berada di sekolah, yang dulu tidak efisien sekarang saya dapat sangat mudah untuk melakukan absensi di manapun kapanpun.
Dulu, di awal saya Sekolah Dasar, proses absensi masih dilakukan secara manual dengan menggunakan kertas. Setiap pagi, ketika pembelajaran akan dimulai, saya harus mengisi lembaran kertas kehadiran. Saya selalu melakukan kesalahan pada saat absensi, kesalahan yang saya buat seperti tanda tangan ganda atau kadang-kadang lembaran kertas yang hilang entah ke mana. Pada saat itu, manajemen data merupakan tantangan tersendiri. Saya menghabiskan banyak waktu hanya untuk menyusun dan mengelola lembaran absensi. Kesulitan ini membuat saya merenung, apakah tidak ada cara yang lebih efisien untuk mengatasi kesulitan dalam absensi. Karena kehadiran merupakan hal yang penting bagi saya sebagai seorang pelajar karena dapat mempengaruhi nilai saya di sekolah.
Ketika saya naik kelas ke SMP, belum ada teknologi yang dapat mempermudah dalam mencatat kehadiran, padahal di sekolah lain sudah menggunakan teknologi yang lebih efektif dan efisien. Dengan hanya menggunakan sidik jari saja, sudah dapat mendeteksi kehadiran setiap siswanya. Mungkin karena sekolah saya itu negeri, jadi untuk pendanaannya belum teralokasikan untuk sistem teknologi kehadiran tersebut.
Dengan berjalannya waktu, ketika saya menginjak di bangku SMA, teknologi komputer mulai mengubah cara absensi manual yang biasa saya lakukan di SD dan SMP. Perubahan besar terjadi ketika sidik jari atau teknologi fingerprint diperkenalkan. Saya masih teringat saat pertama kali mencoba sistem ini di awal saya masuk SMA. Dengan menempelkan jari ke sensor merupakan hal baru dalam kemudahan kehadiran. Keamanan meningkat pesat, dan tentunya kemudahan dalam mencatat kehadiran. Dengan adanya sistem teknologi ini, tidak akan terjadi juga yang namanya manipulasi data. Sebenarnya sekolah saya selalu mengalami ketertinggalan dalam sistem teknologi kehadiran, karena ketika saya di SMA baru merasakan fingerprint di tempat lain sudah menerapkan sistem teknologi yang lebih canggih lagi. Yaitu pengenalan wajah atau facial recognition menjadi loncatan teknologi baru dalam kisah evolusi perkembangan sistem teknologi yang dapat mencatat kehadiran seseorang. Tanpa perlu menyentuh apapun, wajah menjadi kunci untuk mencatat kehadiran. Kecepatan dan keamanan semakin menjadi fokus utama, membuat proses ini semakin nyaman dan efisien dalam memudahkan pencatatan kehadiran. Sayangnya saya tidak merasakan sistem teknologi pencatatan kehadiran itu karena sekolah saya belum menyediakan teknologi tersebut. Dengan adanya perkembangan teknologi ini, tentunya tidak hanya memberikan manfaat keamanan, karena dengan adanya teknologi ini sangat membantu dalam produktivitas di sekolah. Saya tidak perlu menempelkan tangan saya di layar scan, mungkin saja di layar tersebut memiliki banyak kuman penyakit yang dapat menyerang saya. Saya pun tidak perlu selalu mencuci tangan setelah melakukan absensi menggunakan teknologi kehadiran berbasis fingerprint.
Ketika saya menyelesaikan sekolah SMA saya, dan melanjutkan pendidikan saya di jenjang perkuliahan, saya sangat kaget ketika awal masuk perkuliahan. Karena sistem untuk mendata kehadiran mahasiswanya menggunakan website yang dibuat oleh universitas untuk mendata kehadiran setiap mahasiswanya. Di dalam website ini tidak hanya untuk mendata kehadiran saja, tetapi bisa digunakan untuk berbagai hal, seperti menjadi tempat kelas online yang di dalamnya setiap dosen dapat memberikan informasi materi pembelajaran dan tempat untuk pengumpulan tugas yang diberikan oleh setiap dosen. Perubahan ini tentunya memberikan dampak yang lebih positif lagi kepada saya yang selalu lupa untuk mengisi kehadiran, karena dengan adanya inovasi seperti ini dapat memudahkan saya dalam mengisi kehadiran di setiap kelas yang saya ikuti. Dengan kemudahan ini, saya dapat mengisi kehadiran di mana saja kapan saja, tanpa harus datang ke tempat absensi yang menggunakan fingerprint yang saya pun terkadang lupa untuk mengisi kehadiran dengan cara seperti itu.
Dengan terus berkembangnya teknologi atau evolusi sistem absensi dari saya masih sekolah dasar hingga perkuliahan. Mulai dari proses manual dengan lembaran kertas di SD, kendala manipulasi data di SMP, kemudian penerapan teknologi fingerprint di SMA yang meningkatkan keamanan dan efisiensi. Perjalanan ini mencapai puncaknya dengan pengenalan teknologi facial recognition. Meski sekolah saya tertinggal dalam adopsi teknologi, perubahan signifikan terjadi di perkuliahan dengan penggunaan website universitas untuk mencatat kehadiran dan menyediakan platform pembelajaran online. Inovasi ini memberikan dampak positif, memudahkan saya dalam mengelola kehadiran dan akses materi pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H