Mohon tunggu...
Fadhilsyah
Fadhilsyah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Public Relations Universitas Al-Azhar Indonesia | Aktivist Mahasiswa | Analys Politic

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Surat Terbuka untuk KPU

21 Januari 2019   21:45 Diperbarui: 21 Januari 2019   22:00 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
asangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (ketiga kiri) dan Ma'ruf Amin (kiri) bersalaman dengan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kanan) dan Sandiaga Uno (kanan) usai Debat Pertama Capres & Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). - ANTARA/Sigid Kurniawan

Debat pertama dalam ajang Pilpres 2019 sudah kita saksikan bersama-sama. Mengenai pro-kontra terhadap hasil dari debat pertama ini juga banyak di perbincangkan dari berbagai kalangan, dari yang terendah di diskusi warung kopi hingga ke kalangan intelektual dan para pemain politik di tingkat nasional.

Bahkan lebih banyak kekecewaan rasa yang tidak puas dari berbagai kalangan mengenai debat pertama ini. Mungkin itu terjadi karna dari sebelum debat pertama ini di laksanakan, polemik mengenai debat seperti mepersoalkan kisi-kisi mengenai soal debat itu sudah ramai di bicarakan oleh masyarakat dan hasilnya juga memang negatif.

Ini harus menjadi bahan evaluasi besar-besaran bagi pelaksana debat yaitu KPU karena masyarakat banyak yang tidak puas terhadap debat yang pertama di pilpres 2019. Apa saja yang harus di evaluasi KPU?

1. Tanpa Kisi-Kisi

Dari awal mengenai polemik terkait Kisi-Kisi debat capres banyak berbagai polemik dari berbagai kalangan. Karena memang dengan adanya kisi-kisi ini paslon akan seperti anak sd yang besoknya ingin melakukan ujian kenaikan kelas, mereka di setting hanya untuk menghafal pelajaran untuk besok dalam mengisi ujian. Tetapi mungkin esok harinya setelah ujian itu selesai si anak tersebut akan lupa dengan isi ujian kemarin.

Begitu juga dengan paslon, mereka akan menghafal jawaban dari prediksi soal tersebut dan hanya isi jawaban tersebut adalah jawaban dari timses. Maka bisa dikatakan debat kemarin adalah debat timses bukan debat capres. Karena si paslon hanya sebagai boneka untuk berbicara di depan televisi secara langsung bukan dari fikiran murni seorang paslon

2. Dilarang Membawa Teks dalam Bentuk Apapun

Dengan adanya kisi-kisi pun itu sudah membuat polemik, dan semakin membuat polemik karena masih saja ada paslon yang membawa teks, padahal sudah diberikan kisi-kisi mengenai pertanyaan yang akan di tanyakan oleh moderator. Ini menandakan bahwa yang diucapkan oleh paslon bukan dari fikiran paslon tetapi fikiran timsesnya itu sendiri.

Bayangkan saja seorang paslon membacakan visi-misi saja masih menggunakan teks. Padahal seorang layaknya pemimpin sekelas kepala negara seharusnya sudah diluar kepala mengenai visi-misi yang akan di arahkan kemana bangsa ini.

3. Waktu Wajib untuk Cawapres Berbicara

Jika kita melihat debat pertama kemarin, ada paslon yang sangat condong hanya capresnya sendiri, cawapresnya mungkin hanya penambah kata-kata pemanis saja. Seharusnya KPU harus ada segment dimana cawapres harus di wajibkan berbicara atau waktu khusus untuk di pertanyakan. Karena kita memilih bukan hanya seorang presiden tetapi juga wakil presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun