Mohon tunggu...
Fadhil Mochammad
Fadhil Mochammad Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Perminyakan penerima Beasiswa Sarjana Muamalat ITB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Indonesia Peduli Lingkungan

30 Desember 2020   10:35 Diperbarui: 30 Desember 2020   10:46 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Renewable energy/ledgerinsights.com

Indonesia merupakan negara dengan jumlah populasi terbanyak keempat di dunia. Sekitar 273.523.615 orang mendiami Indonesia. Dengan populasi yang sebanyak itu tentu permintaan energi untuk menggerakkan rantai ekonomi tidak lah sedikit. Diperlukan setidaknya 1.8 juta barel minyak setiap hari untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar di Indonesia. Sekitar 70 persen dari 155 tons batubara (2020) dibakar untuk memenuhi kebutuhan 272,34 TWh (2020) listrik di Indonesia. Hasil pembakaran minyak dan batubara mengahislkan setidaknya 2.32 emisi CO2 per kapita (2019).

Tahun 2016, Paris Agreement ditanda tangani guna menekan jumlah emisi gas kaca dunia. Menanggapi hal tersebut Indonesia juga berupaya untuk bisa menekan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas masyarakat sehari hari. Proyek energi baru dan terbarukan (EBT) terus digencarkan oleh pemerintah. Pemerintah berencana menurunkan emisi CO2 indonesia sebesar 314 juta ton di tahun 2030 dengan menginvestasikan dana sebesar 3500 triliun rupiah. Pembangkit listrik EBT ditargetkan akan menurunkan emisi CO2 sebesar 156.6 juta ton dengan investasi sebesar 1690 triliun rupiah. Pembangkit ini terbagi menjadi geothermal, angin, dan surya.

Pemerintah juga mengembangkan proyek Carbon Capture, utilization, and Storage (CCUS) untuk mengurangi emisi CO2 di Indonesia. Proyek tersebut rencananya akan diterapkan pada tiga lapangan minyak dan gas. Proyek pertama yakni Gundih diharapkan mengurangi 3 juta ton CO2 dalam kurun waktu 10 tahun. Proyek Sukowati akan mengurangi 15 juta ton CO2 dalam kurun waktu 25 tahun. Terakhir proyek Tangguh sebesar 30 juta ton CO2 dalam waktu 10 tahun. Sehingga dari tiga proyek ini diharapkan dapat mengurangi emisi CO2 sebesar 48 juta ton. Selain itu proyek ini juga difungsikan untuk meningkatkan perolehan minyak dan gas karena gas CO2 akan digunakan untuk mendorong minyak dan gas.

Tesla destroys German critic's electric car prejudice after Model 3 test drive (teslarati.com) 
Tesla destroys German critic's electric car prejudice after Model 3 test drive (teslarati.com) 

Pemerintah juga berencana untuk bekerjasama dengan perusahaan penyedia mobil listrik sperti TESLA untuk mendorong implementasi kebijakan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan juga mengajak seluruh instansi pemerintakhan untuk menggunakan mobil listrik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun