masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat.Â
Negara Indonesia memiliki banyak sekali budaya yang sudah ada sejak jaman dahulu. Salah satunya berasal dariBudaya yang muncul di Minangkabau adalah tentang bagaimana masyarakat Minangkabau menghormati Harimau. Dalam budaya Minangkabau mengucapkan "Harimau" merupakan hal yang tabu, hal ini juga turut dirasakan oleh saya yang ditegur oleh orangtua ketika tidak sengaja mengucapkan kata "Harimau" dirumah.
Dalam Minangkabau, kami biasa menyebut "Harimau" dengan sebutan "Inyiak" atau "Datuk". Hal ini dikarenakan masyarakat Minangkabau menggangap Harimau sebagai sosok yang dituakan dan sangat dihormati.
Alasan mengapa Harimau sangat dihormati oleh masyarakat Minangkabau karena para nenek moyang di Minang sering melakukan kerjasama antara Harimau dan manusia. Masyarakat Minang memandang sosok ini sebagai sosok yang melindungi.Â
Terbukti dari adanya cerita orang yang tersesat di hutan dapat menemukan jalan kembali ke permukiman warga dengan dibantu oleh sosok Harimau melalui isyarat.Â
Selain itu, setiap orang Minang yang merantau juga diercayai memiliki sosok Inyiak yang menjaganya. Namun hanya sebagian orang saja yang dapat melihat serta mengenalinya.
Harimau juga merupakan maqam dari silek. Maqam ialah sejenis roh yang bisa menyatu di diri seorang pendekar Minangkabau. Namun hanya orang orang terpilih saja yang dapat memiliki maqam Harimau ini.Â
Harimau atau Inyiak dikenal sangat peka terhadap lingkungan sekitarnya, ia akan memberikan sinyal atau isyarat kepada masyarakat yang mendiami suatu kampung.Â
Khususnya apabila dikampung tersebut telah terjadi banyak hal negatif seperti perusakan, perbuatan muyrik, dan perbuatan yang melanggar norma serta agama. Sehingga jika masyarakat menemukan jejak harimau dikampungnya, ini merupakan suatu peringatan bagi masyarakat kampung tersebut.Â
Masyarakat percaya jika Harimau akan datang  apabila sedang marah sehingga hanya orang orang yang melakukan kesalahan fatal saja yang akan bertemu dengan Harimau. Sehingga hal ini dapat dijadikan koreksi bagi masyarakat di kampung tersebut.
Harimau juga memiliki jalan tersendiri dari kampung untuk menuju suatu tempat atau masyarakat Minang menyebutnya "Jalan Pinti" atau "Jalan Pinteh" sehingga masyarakat yang ingin membangun rumah di kampung tersebut harus memperhatikan lokasinya terlebih dahulu. Keberadaan Harimau disuatu kampung tidak menggangu, justru berperan sebagai penjaga kampung sekaligus peliharaan dari tetua adat dan kalangan tertentu.