Mohon tunggu...
Fadhillah Piliang
Fadhillah Piliang Mohon Tunggu... Programmer - Programer komputer yang suka menulis dari saat kuliah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pekerja Perusahaan swasta, Programer komputer Alumni universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dulu Marah Kini Nyapu! Kemahalan Gaji Ibu

4 Oktober 2021   06:03 Diperbarui: 4 Oktober 2021   06:08 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belum lama ini Menteri Sosial Tri Rismaharini kembali marah-marah pada kunjungan kerja ke Provinsi Gorontalo.

Mantan Walikota Surabaya ini marah-marah sambil menunjuk-nunjuk kepada seorang pendamping Program Keluarga Harapan atau PKH. Tak hanya itu, bahkan sempat terlontar kata 'tembak' dari mulut Risma yang ditujukan kepada petugas pendamping PKH tersebut

Akibat aksi marah-marahnya itu, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie tersinggung dan minta Presiden Joko Widodo mengaveluasi mantan Walikota Surabaya ini.

Masih hangat dalam kepala kita aksi marah-marah Tri Rismaharini, Menteri Sosial ini kembali mencuri perhatian dengan dengan aksinya menyapu makam Syekh Burhanudin Ulakan Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Kendati puluhan bahkan ratusan orang terus mengerubungi ibu Rima sedang menyapu tetapi  mantan Wali Kota Surabaya itu tetap meneruskan pekerjaannya.

Kalau Ibu Menteri ini hanya bisanya marah dan nyapu ini berarti kemahalan di gaji dan fasilitasnya.

Seperti kita ketahui seorang mentari dapat gaji plus tunjangan plus fasilitas yang sangat besar. Mungkin lebih baik gaji tukang marah dan tukang sapu, yang tentunya gajinya tidak sebesar gaji Menteri. Kemahalan digaji ibu!!!!

Harusnya sebagai seorang Menteri yang bisa dinilai adalah kinerjanya, bukan drama marah-marah dan menyapunya.

Kalau hanya menyapu, mungkin petugas kebersihan lebih pintar dari ibu Mentari dan gaji plus tunjangannya tidak sebesar seorang Menteri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun