Mohon tunggu...
Fadhillah Piliang
Fadhillah Piliang Mohon Tunggu... Programmer - Programer komputer yang suka menulis dari saat kuliah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pekerja Perusahaan swasta, Programer komputer Alumni universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Karmi Ilyas Bongkar Kenapa ILC Ditutup

27 September 2021   05:00 Diperbarui: 27 September 2021   05:02 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

 Setahun Chanel YaoTube Karni Ilyas Club, mantan host acara kondang ILC mengundang Menko Polhukam, Mahfud MD dan Menteri Hukum dan HAM, Yassona Laoly, Rizal Ramli dan Pengamatan Politik, Salim Said

Dalam wawancara tersebut Rizal Ramli balik bertanya   kenapa acara ILC ditutup? Padahal acara talk Show ini mempunyai rating yang sangat tinggi. Acara ini ternyata juga digemari Presiden Joko Widodo. Bahkan mantan Walikota Solo ini pernah menanyakan kepada Mafhud MD kenapa acara itu ditutup? Apakah ada tekanan dan intervensi? Host asal Sumatera Barat ini menjawab, terlalu banyak penguasa di negeri ini, yang bisa melakukan tekanan dan intervensi.

Tentu yang minta ILC ditutup itu bukan Joko Widodo, Mahfud MD dan Yassona Laoly, Rizal Ramli dan Salim Said yang semuanya ternyata penonton setia ILC.

Tetapi siapa yang dimaksud penguasa itu?

ILC memang sering mengangkat tema yang aktual dan berimbang seperti semboyannya. Akibatnya acara ini juga sering membuka sesuatu hal yang ditutup pemerintah. Seperti ekonomi yang meroket, pertumbuhan ekonomi yang tidak mencapai target, gagalnya dulu  pengendalian virus Corona, TKA asal China yang terus berdatangan dan impor beras yang berkelanjutan.

Kalau bukan Jokowi, Mahfud MD dan Yassona Laoly siapakah penguasa yang ingin ILC ditutup. Presiden boleh satu, tetapi penguasa di negeri ini ternyata banyak.

"Ya itu tadi, banyak yang berkuasa di republik ini," kata jurnalis senior ini, masih meninggalkan misteri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun