Mohon tunggu...
Fadhillah Piliang
Fadhillah Piliang Mohon Tunggu... Programmer - Programer komputer yang suka menulis dari saat kuliah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pekerja Perusahaan swasta, Programer komputer Alumni universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pak Kades Ku Tunggu Janjimu!

24 September 2021   05:00 Diperbarui: 24 September 2021   05:02 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah Desa yang sangat terpencil, beradalah seorang pria paruh baya bernama Suroso. Suroso adalah Kepala Desa di daerah terpencil itu. 

Suroso berhasil menangkan Pilkades selama dua priode berkat pencitraan dan janji-janji manisnya selama kampanye Suroso menjanjikan: 1) mobil desa, 2) tdk akan ngutang, 3) tdk akan impor, 4) tdk akan bagi2 jabatan, 5) akan perkuat Badan Pemberantasan korupsi, 6) ekonomi meroket, 7) dst.


Tetapi sudah memasukki priode kedua masa jabatannya, janji-janji Suroso dalam kampanyenya belum juga terealisasi. Bahkan Pak Kades ini malah ngotot membangun Kantor Desa Baru, padahal Kantor Desa yang lama di pusat desa masih layak digunakan beberapa tahun kedepan. 

Sepertinya kantor Desa yang baru bisa jadi legacy masa kepemimpinan Suroso di desa terpencil itu.
Pak Kades memimpin di desa itu bagaikan seorang raja. 

Suka pencitraan dengan melemparkan sembako ke rakyatnya. Pak Kades merasa masih dicintai rakyatnya kalau masih melihat rakyatnya  berebut mendapatkan bingkisan dari pak kades. Pak Kades tertawa lebar tanpa sadar beliau telah menciptakan Kerumunan. 

Berlawanan dengan imbauan beliau untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain menciptakan Kerumunan, beliau tanpa sadar telah mempertontonkan kemiskinan di desa itu.

Selama kepemimpinannya beliau juga mengangkat anak sulung dan menantunya menjadi aparat desa. Beliau menjadi Kades pertama di dalam sejarah yang anak dan mantunya jadi penjabat desa.

Beliau membiarkan Tenaga Asing masuk, tetap berutang, tetap juga impor dari desa tetangga, beliau janjikan ekonomi akan meroket dan tidak membagikan jabatan.

Kita sebagai masyarakat di desa itu tetap menunggu janji-janji Pak Kades selama dua priode. Mungkin kita yang bodoh, sudah gagal beliau  menepati janji kampanye di priode pertama kok kita masih pilih beliau di priode kedua.

Tetapi bagaimanapun Kutunggu Janjimu pak Kades! Walau waktumu hampir habis, tetapi masih cukup, untuk mewujudkan janji-janjimu. Semoga saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun