Mohon tunggu...
Fadhillah Piliang
Fadhillah Piliang Mohon Tunggu... Programmer - Programer komputer yang suka menulis dari saat kuliah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pekerja Perusahaan swasta, Programer komputer Alumni universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

KNPI: Jokowi Harus Hentikan Buzzer

7 Agustus 2021   06:56 Diperbarui: 7 Agustus 2021   07:03 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Walaupun kehadiran buzzer dibantah oleh Joko Widodo dan para pengikutnya seperti Menteri Koordinator bidang Politik hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin dan juru bicara Presiden, Fadjroel Rachman, yang mengatakan buzzer hanya ilusi orang-orang yang bersebrangan dengan Presiden.
Tetapi melihat corak, ragam cuitan yang banyak beredar di media sosial sepertinya ada komando yang memperlihatkan buzzer memang nyata, bukan hanya ilusi.

Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pratama bahkan meminta Presiden Joko Widodo untuk menghentikan aksi para buzzer pendukung yang terus menebar kebencian.
Haris Pratama mengingatkan bahwa Presiden Joko Widodo adalah presiden untuk seluruh rakyat Indonesia. Bukan hanya presiden untuk orang-orang yang memilihnya di pilpres yang lalu.

"Bagi kami, kehadiran buzzer ini justru membuat rusak presiden," kata Haris Pratama.

Ciri khas para buzzer itu Mereka berbicara tentang dendam, bukan membangun negara, bawaannya ngajak ribut terus.
Supaya Indonesia tidak terpecah belah terus, memang sebaiknya Presiden menghilangkan para buzzer tersebut.
Presiden hanya perlu membuktikan hasil kerjanya. Kalau Presiden sudah bekerja keras, pasti akan didukung rakyat, tanpa memerlukan buzzer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun