Pelatih Kepala Timnas Pencak Silat, Indro Catur memberikan klarifikasi yang kontroversial terkait emas yang didapat oleh Tuan Rumah dalam nomor U-45 tanding putra.
Indro menyampaikan bahwa emas yang didapat tuan rumah atas kesepakatan bersama antar Singapura dan Malaysia karena peserta yang mengikuti nomor tersebut kurang peserta.
Selain itu, awalnya Pencak Silat terancam gagal dijadikan cabang olahraga di Sea Games 2023 Kamboja. Hal ini karena olahraga tersebut tidak populer, federasinya kembang-kempis, atlet mereka masih belum bisa mempunyai kemampuan setara, dan tentu saja mereka pengen dapat "imbalan" ketika diselenggarakan berupa medali emas.
Walaupun Coach Indro menuturkan bahwa Bayu Lesmana, atlet yang mengikuti nomor tersebut tampak legowo, tetapi kebijakan tersebut tetaplah kurang tepat.
Lobi-lobi yang terjadi oleh Indonesia dan dilanjutkan oleh Singapura dan Malaysia ini membuat sudah ada cap bahwa dalam perlombaan boleh berbuat curang, bisa diatur dengan adanya lobi-lobi dan menyebabkan sportifitas menjadi hilang.
Alangkah lebih baik kalau cabang olahraga tersebut tidak dipertandingkan daripada melobi hingga "harus" memberikan medali emas sehingga peribahasa "Tak Ada Makan Siang Gratis" menjadi terselenggara.
Wibawa olahraga kita yang menjunjung tinggi sportifitas jadi mendadak hilang demi gengsi dan jumlah medali emas di Sea Games 2023.
Selain itu, dalam sudut pandang pribadi orang dan pecinta olahraga yang melihat. Hal ini bisa jadi melebar kemana-mana. Hal-hal bersifat negatif seperti perselingkuhan dan korupsi juga timbul akibat mau menang sendiri.
Semoga bisa dijadikan pelajaran, agar biaa mengambil kebijakan yang lebih bijak kedepannya.Â
4 medali yang didapat oleh atlet Kamboja, Indonesia, Malaysia, dan Singapura sudah tidak ada artinya lagi karena nilai sportifitas dan kejujuran mempunyai harga yang sangat mahal, tak ada harga sebanding untuk membayarnya.