Sidang isbat baru saja mengumumkan sesuatu yang sangat ditunggu oleh umat Islam. Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas mengumumkan bahwa 1 syawal 1444 Hijriah jatuh pada tanggal 22 April 2023 atau pada hari sabtu.
Pengumuman itu membuat umat Islam yang mengikuti paham dari Muhammadiyah dan dari pengumuman pemerintah menjadi berbeda 1 hari.
Hal ini sebenarnya sudah diprediksi sebelumnya bahwa Lebaran Idul Fitri akan berbeda antara menurut Pemerintah dan Muhammadiyah.
Bahkan sempat ada berita bahwa Muhammadiyah dilarang salat idul fitri di beberapa tempat di Indonesia. Namun, hal itu mungkin hanya menjadi miskomunikasi saja.
Perbedaan penetapan idul fitri ini, banyak sedikit nya membuat netizen tergelitik untuk berkomentar. Mereka ingin mempercepat lebaran dengan mengikuti lebaran dari Muhammadiyah.
Bahkan ada diantaranya yang bingung bahwa sebenarnya mereka ikut NU atau Muhammadiyah. Walaupun sebenarnya keduanya mempunyai perbedaan dalam penyelenggaraan ibadah, tetapi tetap dalam batas yang bisa ditoleransi.
Saya sendiri mungkin mempunyai saran untuk konklusi Lebaran mau ikut dari penetapan yang mana. Terdapat 3 hal yang harus diperhatikan.
Pertama, lihat mesjid tempat anda tinggal apakah menyelenggarakan salat idul fitri ketika jumat atau sabtu.
Kedua, bila kedua nya (mesjid yang menyelenggarakan jumat atau sabtu) ada, maka lihat apakah anda biasa salat pakai qunut atau tidak, atau hal-hal ibadah lain yang biasa anda lakukan.
Ketiga, bila anda juga ikut-ikut saja ketika beribadah. Maka cobalah lihat keluarga dan tetangga anda banyak menyelenggarakan di hari jumat atau sabtu.