Mohon tunggu...
Fadhillah Az Zahra
Fadhillah Az Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran

Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran yang sedang mempelajari hal baru!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sungai Sejernih Cermin karena Ramuan Berbahan Minim

5 Juli 2024   10:15 Diperbarui: 5 Juli 2024   10:19 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penuangan Cairan Eco Enzyme di Kolam Limbah. Foto: Instagram @ecoenzymebandung

Mengutip dari Koes Plus dalam lagunya yang berjudul Kolam Susu, "... orang bilang tanah kita tanah surga ..." itu benar adanya. Karena dengan Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa menjadikannya negara tropis, sehingga hanya membutuhkan sekitar tiga bulan untuk menghasilkan cairan fermentasi eco enzyme, akan berbeda apabila berada di negara subtropis yang memakan waktu enam bulan.

Mudah bukan? Dengan limbah organik yang sehari-hari kita temui, tanpa lahan tambahan, hanya perlu sedikit melakukan kerja lebih, kita dapat menghasilkan cairan ajaib yang dapat menjadi cairan pembersih serbaguna.

Penerapan Nyata oleh Eco Enzyme Bandung

Kegiatan Hari Peduli Sampah Nasional 2024 Berkolaborasi dengan RSHS Bandung. Foto: Instagram @ecoenzymebandung
Kegiatan Hari Peduli Sampah Nasional 2024 Berkolaborasi dengan RSHS Bandung. Foto: Instagram @ecoenzymebandung

Panjang umur perjuangan, dengan konsepnya yang ramah lingkungan serta minimnya biaya yang harus dikeluarkan, penduduk Indonesia mulai menerapkan pembuatan eco enzyme untuk mengelola limbah organik rumah tangga. Dengan segala keresahannya, penerapan eco enzyme juga diadaptasi oleh warga lokal Bandung.

Terhitung sudah empat tahun lamanya semenjak Eco Enzyme Bandung berdiri. Komunitas yang diketuai oleh Pak Dody ini masih aktif hingga sekarang meski pandemi telah usai. Meskipun tidak memiliki banyak manpower, komunitas ini sudah berkontribusi untuk kebersihan di sekitar Jawa Barat.

Sudah banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh komunitas Eco Enzyme Bandung. Bukan hanya sosialisasi berupa materi saja, tetapi mereka juga turun langsung ke lapangan untuk mempraktikan teorinya. Penyemprotan desinfektan ramah lingkungan eco enzyme pun dilakukan dan bekerja sama dengan berbagai lembaga, seperti; Damkar, Polrestabes, Secapa, Dansektor Citarum Harum, Tempat Wisata TGAA, dan masih banyak lembaga lainnya.

Sosialisasi dan edukasi eco enzyme juga sering dilakukan secara luring ke berbagai tempat, misalnya kelurahan Sukaluyu, Kacapiring, Cicaheum, Sektor 8 dan Sektor 21 Citarum Harum, DLH Bandung, Markas Besar TNI AD Seskoad, serta puluhan tempat lainnya. Tahun ini, eco enzyme Bandung bekerja sama dengan d'Botanica dalam acara "Silaturahmi Perdana Pegiat Eco Enzyme" untuk melakukan edukasi dan sosialisasi eco enzyme serta terdapat demo pembuatan sabun cair dan sabun padat.

Penuangan rutin cairan eco enzyme dan treatment terhadap kebersihan sungai rutin dilakukan oleh komunitas yang sudah berdiri sejak tahun 2020 ini. Salah satunya adalah penuangan rutin dan treatment terhadap sungai Oxbow Cicukang Citarum serta sungai Cikapundung. "Penuangan cairan ini sudah berjalan kurang lebih satu tahun sejak pertama dilakukan. Saat ini sih sudah selesai yaa karena tidak perlu lama-lama juga. Hasilnya sudah terlihat cukup signifikan dari perbedaan kondisi sungai sebelum dan sesudah" ungkap Ibu Evy selaku pegiat dan relawan Eco Enzyme Bandung.

Eco enzyme penting untuk dilakukan dan diterapkan oleh semua lapisan masyarakat. Hasilnya, pembuatan eco enzyme ini membantu mengurangi masalah pencemaran tanah, air, dan udara dari limbah organik yang menumpuk di TPA. Penumpukan sampah organik di TPA dapat menghasilkan gas metana (CH4) dan karbondioksida yang berbahaya bagi makhluk hidup serta menjadi salah satu penyebab pemanasan global. Untuk dapat mengurangi dampak tersebut, dibutuhkan kesadaran dari seluruh masyarakat yang ingin terlibat dalam merawat bumi dengan cara mengolah limbah rumah tangga.

Merubah sampah melalui proses fermentasi selama 90 hari yang dinamakan eco enzyme ini menjadi salah satu cara untuk pengelolaan sampah yang dapat dilakukan bahkan dari rumah. Eco enzyme dapat menjadi harapan bagi masyarakat Bandung, bahkan seluruh dunia. Dengan niat dan keinginan untuk merawat bumi dan mengurangi sampah melalui penggunaan atau buangan eco enzyme yang ramah lingkungan non kimia, dapat menyumbang kebaikan jangka panjang untuk kehidupan manusia.

Artikel ini dibuat oleh: Fadhillah Az Zahra, Olivia A Margareth, dan Sabila Putri Afifah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun