Hakikatbya Islam adalah agama modern, Islam selalu hadir dalam setiap dimensi; ruang, waktu bahkan epistem sosial. Tidak asing lagi ditelinga bahwa dalam Islam ada sebuah gerakan yang konon katanya ingin merubah gerakan dakwah Islam menjadi sebuah gerakan sosial dan menafikan nilai-nilai Islam didalamnya. Itu menjadi big issue, bagi para kaum fundamentalis. Karena menurut kepercayaannya bahwa untuk mensukseskan dakwah Islam, itu dengan menyandarkan kepada ayat-ayat yang tersurat dalam Kitab Suci. Artinya bahwa kaum seperti ini, memahami isi Kitab suci secara tekstual bukan kontekstual.
Zaman sudah mengalami alternasi dan itu menandakan dakwah Islam tidak bisa melulu secara tekstual, kuno, dakwah dimimbar. Karena pada realitasnya, anak muda zaman sekarang itu sudah banyak yang berkontribusi untuk umat, bangsa dan negara. Kalau anak muda diberi model pendidikan seperti pengajian dimimbar, kurang berpengaruh terhadap intelektualitasnya.
Kiyai Dahlan yang pada saat itu di judge sebagai kiyai kafir. Ternyata banyak memberikan perubahan. Salah satu bentuk kongkrit dari perubahan itu yakni Persyarikatan Muhammadiyah. Pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20, terjadi fenomena global yang dimana muncul sebuah faham Islam Moderat. Faham Islam Moderat ini lebih konsen kepada rasionalitas.
Bahwa Islam tidak melulu soal Kitab, tidak cukup hanya hafal Quran, tidak terlalu konsen terhadap ekstrim kiri ataupun kanan, tidak condong terhadap salafis dan tidak condong terhadap sekularisme. Tetapi, penulis telah sepakat terhadap pemikiran Buya Hamka, bahwasannya Islam berada di tengah-tengah antara esoterisme Kristiani dan esoterisme Yahudi.
Pernyataan yang Buya Hamka tadi sesuai dengan Firman-Nya bahwa:
"Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) 'umat pertengahan' agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul menjadi saksi atas perbuatan kamu"
Apa jadinya Islam kalau Kiyai Kafir itu tidak mengkaji kaidah ushul? "Sesuatu, tidak akan sempurna ditunaikan suatu kewajiban, kecuali dengan sesuatu tersebut, maka sesuatu itu hukumnya wajib"
Kenapa Persyarikatan yang didirikan oleh Kiyai kafir tersebut bisa eksis dari satu abad yang lalu sampai sekarang? Karena beliau mendobrak, menenang secara halus gerakan dakwah kaum fundamentalis. Bahwa Islam akan mengalami suatu kemunduran kalau tidak ada perubahan yang signifikan. Perubahan disini dalam bentuk strategi dan gerakan.
Islam moderat atau Islam kosmopolitan hanya mengadopsi nilai-nilai, ide dan gagasan dari barat. Akan tetapi secara Tauhid, itu menjadi Muslim yang sejati, Muslim yang sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi. Maka kalau meminjam istilah Weber "Keselamatan bagi kelompok lebih terletak pada aktivitas sosial dari pada keimanan"
Kalau kita membaca sejarah secara lebih cermat, toh Kiyai Dahlan pun itu kiblat nya kepada Nabi. Karena Nabi membawa Islam sudah dalam bentuk corak kosmopolitan, bernuansa modern, seolah ada penolakan terhadap ekstrem primitif, puritan. Dimana Nabi pada saat itu hijrah dari Makkah ke Madinah. Kondisi sosial di Makkah pada saat itu sudah multikultural, heterogen sampai-sampai Makkah dikatakan metropolitan. Tujuan Nabi hijrah, untuk membangun Islam modern di Madinah. Karena pada saat itu kondisi Agama di Madinah sedang mengalami kemunduran.
Artinya bahwa Nabi pada saat itu, seorang manusia yang hidup pada 1400 tahun yang lalu, bisa berdakwah dengan membawa banyak perubahan, hanya dengan konsep sederhana yang sedikit lebih modern dari pada pemikiran orang Arab yang lainnya.