Mohon tunggu...
fadhila syawal
fadhila syawal Mohon Tunggu... -

#MR.BIG fans!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Haru-Biru

17 Oktober 2014   21:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:39 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kali ini gua mau Menceritakan kisah yang sangat mengharu-biru. Sebenarnya tidak terlalu, tapi ya kita coba aja dulu.
Kisah ini bermula tentang seorang pemuda sederhana, pemuda biasa-biasa demikian tepatnya. Namanya Ardi sebut saja begitu, nama gua samarkan bukan karena dia terlibat atau pernah menjadi narasumber terkait kasus sendal jepit gelonggongan. Bukan!
Nama sebenarnya Sutardi B.Pekerti. Hingga sekarang huruf B dalam nama tersebut masih menjadi misteri. Namun belakangan terungkap, karena konon sewaktu sekolah dulu Ibu Ardi sangat menyenangi mata pelajaran PPKN.
Sutardi, disebut Ardi bukan karena ingin terdengar keren atau moderen. Hanya saja, memang terasa sumbang ditelinga jika mendengar nama tersebut dibarengi dengan pengetahuan orang diluar sana yang sudah menciptakan mobil tanpa supir.
Ardi laki-laki 16 tahun asal pemalang ditemukan tewas didalam toilet umum karena ledakan besar yang terjadi pada kamis petang kemarin. Belum diketahui penyebab pasti ledakan namun kuat dugaan ledakan tersebut diakibatkan gas metan yang tersulut api dari puntung rokok yang dibuang sekitar septic tank yang sudah terlalu penuh. Dengan terjadinya kasus seperti yang dialami Ardi, masyarakat sudah seharusnya sadar akan seberapa bahayanya toilet umum setelah bau, jorok, dan bayar yang seringkali tidak kita perdulikan. Bagaimana, sungguh mengharu-biru bukan?
***
Ardi seorang 16 tahun dengan wajah yang biasa-biasa, dengan kemampuan finansial yang cukup sial namun katakanlah biasa-biasa, serta dengan rutinitas yang biasa-biasa seperti seorang 16 tahun lain pada umumnya. Ardi sudah terlalu biasa menjalani kehidupan yang biasa-biasa. SD, SMP, masa-masa Ardi belum menyadari jika hidupnya biasa-biasa. Sampai kelas 2 SMA sekarangpun sebenarnya Ardi belumlah sadar. Hingga akhirnya Ardi seolah tersentak dalam lamunannya. Dengan dahi mengkerut serta tatapannya yang tajam Ardi berdiri kemudian berucap diiringi dengan beberapa gebrakan meja.
"CUKUP, GUA NGGAK BISA KAYAK GINI TERUS!!"
Seketika hening, semua mata tertuju pada Ardi. Seisi kelas termasuk Guru matematika yang terkenal sebagai guru temperamen karena sering main tangan-pun demikian.
"Di duduk begok, mau mati luu.." ucap Anto yang kebetulan duduk satu meja dengan Ardi.
"Ada apa Di..? Ada masalah sama bapak, Bapak ngerti kok Bapak memang mengajar terlalu kaku. Maafkan bapak" pak Guru dengan ramahnya.
Salah kalo elu percaya bahwa kalimat tersebut yang terucap dari mulut seorang Guru dengan reputasi yang sudah gua jelaskan tadi. Tidak gua tulis dengan sebenarnya karena tentu akan sangat tidak pantas membaca beberapa kalimat makian yang keluar dari mulut Seorang Guru.
***
Jam istirahat.
"Mampus, ngelamun mulu sih lu.. Abis kan lu ama tu guru gilak . lagi emang kenapa sih lu tadi?" Anto menghampiri Ardi dengan membawa kotak P3K untuk mengobati beberapa luka sayatan yang dialami Ardi setelah kejadian tadi.
"Sialan lu To.. enggak, tadi gua kayak sadar aja"
"sadar gimana Di?"
"ya gua sadar aja, entah kenapa seolah gua jenuh, gua bosen sama hidup gua yang biasa-biasa gini To.."
"ya pantes aje bosen, makanya lu jangan dirumah mulu dong Dih.. Maen kemana kek, Tawuran kek, gabung basket kek ama gua, atau nyari cewek kek, gak bosen ape ngejomblo mulu.. "
"Dibalik kedekilan serta omonganya yang kadang bikin sakit tapi bener, ternyata Anto perhatian juga sama temen." ucap Ardi dalam hati.
"yaudelah entar sore main basket aja kitah, samper gua To yaa.."
"tailah, tiap sore juga gua samper tapi elunye ogah mulu.. yaudeh sore jadi lu yaa.."
Pembicaraan antara dua orang anak yang sudah berstatus teman sejak kecil itupun berakhir karena bunyi bel masuk yang dibunyikan guru piket aneh yang membunyikan bel 3 kali, lebih banyak 1 kali jika dibandingkan dengan bel selesai istirahat biasanya. Tak lama beberapa keanehan ini terjawab karena setelah bel, terdengar pengumuman yang menyatakan bahwa kegiatan sekolah hari itu telah berakhir dikarenakan rapat dewan guru terkait tahun ajaran yang akan segera berakhir. Sorak-sorai para siswa-siswi mengakhiri beberapa kalimat pengumuman yang belumlah selesai, hingga kemudian membuat sang Guru piket tak enak hati karena merasa tidak dianggap. Karenanya sang Guru piket tersebut tanpa sadar membanting mic yang kemudian membuat Kepala Sekolah semakin mantap untuk memberikan SP terhadapnya, setelah beberapa tingkah aneh sang Guru yang dikeluhankan beberapa guru lain seringkali tidak Ia indahkan.
***
Sore harinya.
Seperti yang sudah kedua sahabat tersebut sepakati, mereka pergi main basket dengan atribut maksimal namun dengan skill basket yang minim, terutama Ardi. Ardi memang terbilang jarang main basket, bahkan hampir tidak pernah. Kemampuanya, tidak usah ragu akan hal ini. Tidak usah ragu lagi bahwa Ardi sangatlah payah. Melempar bola dalam jarak yang dekatpun Ardi tidaklah mampu. Jangankan masuk kedalam ring, sampai pun tidak. Berbeda dengan Anto yang memang sudah biasa bermain. Lemparannya selalu sampai bahkan dalam zona 3 angka (three point) sekalipun. But nobody's perfect, lemparan Anto memang selalu sampai namun tidak pernah masuk. Ironi tersebut seolah datang bersamaan dengan rasa kesal hati Ardi.
"Taik, kirain gua jago lu To.. sabanari maen basket ternyata cuma sepik nye doang yang jago!" Ardi menggerutu tapi senang karena sadar bahwa tak hanya dirinya yang payah.
"yaelah, guakan gak pernah bilang kalo gua jago basket.." pleidoi Anto.
"nyaru aje lu To..." Ardi sambil berpikir bahwa yang dikatakan Anto memanglah benar tentang dirinya yang tidak pernah bilang bahwa Dia hebat dalam hal basket. sikampret emang paling bisa kalo nyepik" ucap Ardi dalam hati disertai dengan senyum kecil akan sahabatnya itu.
Kemudian diajaklah mereka bermain, karena jika dilihat dari penampilan dua orang ini memang sudahlah sangat meyakinkan untuk sekedar bermain basket digelanggang umum, meski setelah permainan usai timbul perasaan sesal dalam hati anak-anak lain karena telah mengajak si cupu berdua ini bermain.
***
Setelah acara basket tidak asik itu, Ardi menyadari bahwa bukan ini yang dia ingini, bukan ini yang bisa merubah hidupnya yang biasa-biasa. Dalam perjalanan pulang Ardi berpikir tentang beberapa opsi yang disebutkan Anto pada jam istirahat disekolah tadi. Setelah diam beberapa saat, tiba-tiba.
"GUA HARUS PUNYA PACAR!!!"
Dengan lantangnya Ardi berucap tanpa sadar telah memecah suasana hening nan kikuk didalam angkot yang penuh sesak oleh penumpang. Ardi seolah tidak pernah belajar bahwa melamun itu tidak baik dilakukan pada saat-saat tidak tepat seperti sekarang ini. Mendengar kalimat aneh yang dilontarkan Ardi, bukan hanya para penumpang. namun lebih buruk, sang supir mendadak hilang konsenterasi karena kaget. Yang kemudian membuat kendaraan rakyat tersebut oleng sejadinya. Beruntung sang supir dapat kembali fokus yang seolah menjadi sebuah keajaiban tersendiri karena tentu sangatlah sulit mengendalikan kendaraan yang tengah melaju diluar kendali, ditambah dengan teriakan riuh para penumpang yang membuat supir dalam tekanan luar biasa.
Alhasil sebagian tatapan penuh angkara tertuju pada sebuah tubuh berisi jiwa yang hampir putus asa. Sebagian lagi tersenyum fana seolah memaafkan perilaku berbahaya seorang jomblo meski sadar bahwa hampir saja beberapa nyawa hilang karenannya. Bahkan sebagian penumpang yang duduk di depan mendadak tasbihan karena kejadian ini. Tasbihan walau sadar bahwa mereka seorang atheis tak ber-Tuhan. Sebagian lain tertawa penuh suka serasa menemukan hikmah dibalik peristiwa karena, seorang laki-laki yang duduk dibangku kayu dekat pintu berkata
"Aku lagi jomblo juga lho..  gimana kalo kita omongin baik-baik?..." bukan seorang banci melainkan semi laki-laki. Mohon tetap menyertakan kata Laki-laki dalam sebuah asumsi untuk tidak merubah substansi kejadian ini sebagai aib bagi Ardi.
Akhirnya kedua sahabat tersebut mengakhiri perjalanan dalam angkot dengan penuh kenistaan. Ardi Malu karena telah jelas mengatakan bahwa dirinya tengah ingin mempunyai pacar. Maklum, malu karena masih jomblo pada jaman sekarang ini dimata masyarakat memang seolah terasa lebih buruk ketimbang malu karena telah membuat anak perempuan orang telat 3 bulan. Sedangkan Anto, dirinya malu karena mempunyai teman seperti Ardi. Pulanglah mereka dengan tanpa membahas sedikitpun kejadian pilu yang keduanya alami.
***
Esoknya.
Dengan latar suasana kelas pada jam pertama, Ardi dan Anto membicarakan tentang niatan Ardi yang ingin segera punya pacar tanpa perduli dengan Guru yang sedang mengajar.
Disisi lain.
Sebutlah Fina, seorang sagitarius yang belum genap 16 tahun. Gadis manis dengan 3 kancing baju bagian atas yang sengaja tidak dipasang. Fina adalah seseorang yang selalu merasa bangga akan namanya karena menurutnya berbeda, Fina dengan huruf F bukan V seperti beberapa orang dengan nama tersebut pada umumnya. Fina Agustina seorang gadis yang lahir dibulan Agustus namun bersikukuh bahwa dirinya sagitarius. Gadis aneh!
Fina adalah seorang gadis yang tiap kali ingin berangkat kesekolah selalu meluangkan waktu tak kurang dari 2 jam untuk bersolek semantap mungkin. Sangat berbeda dengan Fina yang dulu. Ya, kini Fina menjadi seorang gadis secara utuh. Karena memang dulu biasanya Fina tidaklah seperti itu. Jangankan berdandan, pakai deodorant-pun tidak pernah. Padahal semua tahu bahwa bau badan adalah sesuatu yang sangat fatal jika laki-laki menyadari bahwa perempuan tersebut mempunyai masalah terkutuk semacam itu.
Tapi itu dulu, berbeda dengan Fina yang sekarang. Aroma tubuh Fina yang sekarang terasa harum seperti seharusnya seorang perempuan. Begitupun dengan masalah atau kebiasaan lain yang tak lagi terjadi seperti bau mulut,  buang angin semana mau, menumbuhkan bulu ketiak, kebiasaan mengupil sembarangan, bahkan kebiasaan mengutil di supermarket yang menjadi rutinitas sepulang sekolahpun tak lagi Ia lakukan. Semua orang bisa berubah jelas Fina.
Namun semua usaha Fina seolah tak berarti karena hingga kini ia masih belum mempunyai pacar. Mungkin karena satu sekolah terlanjur mencap Fina sebagai perempuan 'aneh' pada kelas satu dulu.
***
Kembali pada percakapan dua orang murid yang seolah tidak mengerti akan tatakrama tadi.
"Elu mau pacaran?, Fina masih jomblo tuh Di.." Anto sedikit memberi solusi.
"Ah ogah, bisa dikatain satu sekolah gua kalo pacaran sama Dia!.." jawab Ardi.
"ya itu sih terserah lu, Fina sekarang udah cakep kalik.. kalo gua belom punya pacar gua sikat si, peduli amat omongan orang." Anto dengan sedikit hasut namun tetap benar. Ya, Anto memang sudah punya pacar. gua nggak bisa jelasin siapa namanya, rumahnya dimana, atau cantik apa enggaknya karena ini sifatnya pribadi. Terlebih Anto tidak mau ranah pribadinya diumbar.
"yaelah To kaya kaga ada cewek lain aja si.. " Ardi sedikit kesal.
"iyasih cewek lain emang banyak, tapi apa pada mau sama elu Di?!!" Anto dengan nada cukup tinggi.
"BUSET GUA JUGA NGGAK JELEK-JELEK BANGET KALI TOO..!!!!" Bentak Ardi dengan setengah teriak serta gebrakan keras pada meja seolah tegas.
Seperti kejadian yang sudah-sudah, perhatian seisi kelas termasuk Guru tertuju pada Ardi.
"yaelah kenapa lagi sih tu orang.." ucap siswa yang sudah bosan dengan kejadian bodoh namun sering berulang ini.
"HEH kamu.. Sopan sedikit Bisa! Ternyata benar, seperti apa yang Guru-Guru lain bilang bahwa kelas ini memang Aneh. Kelas ini adalah kelas yang paling tidak sopan selama beberapa bulan saya menjadi Guru. Jujur Saya kecewa!!" ucap Bu Ani yang kemudian memfoto suasana kelas untuk di-unggah ke akun instagram miliknya.
"Bu, tolong Maafin teman saya, Dia memang punya kelainan mental Bu.." Doni si ketua kelas dengan sedikit memelas namun terdengar sakit ditelinga Ardi.
"Terserah deh yaa..." Bu Ani melengos keluar kelas dengan jarinya yang sibuk mengetik caption pada foto yang di-unggahnya.
"Liat!! gara-gara lu bu Ani cabut. kalo sampe nilai kita semua jeblok dan nggak naik kelas, liat aja lu Di..!! "  ancam ketua kelas. wajar saja, Doni menjadi ketua karena ingin meutupi kekurang pintarannya. kita semua tahu bahwa menjadi ketua kelas akan punya hak prerogatif yang mana dapat otomatis naik kelas bahkan dapat peringkat kelas tak perduli seberapa bodoh ketua kelas tersebut.
***
Jam Istirahat.
Ardi duduk terdiam dibawah pohon yang dikeramatkan pihak sekolah sambil memikirkan ucapan Anto dikelas tadi. Ardi seolah tak memperdulikan kejadian yang membuatnya dikucilkan seluruh teman sekelasnya.
"Si Anto bener juga sih. Bodoamat, Fina Fina dah" dalam hati Ardi yang yakin karena kebetulan melihat Fina berjalan dikoridor dengan membawa begitu banyak jajanan dari kantin sekolah. Terlebih ketika Fina memberi sedikit senyum kearahnya, senyum meski bukan Ardi yang sebenarnya dituju. Melihat hal tersebut Ardi semakin yakin untuk mendapatkan Fina tak perduli dengan nafsu makan seperti kuli yang terlihat dari sibuknya tangan Fina membawa makanan.
Tidak menunggu lama Ardi langsung menghampiri Fina yang entah kenapa memilih duduk menikmati jajanannya ditengah lapangan basket.
"Fin, lagi ngapain.." tanya Ardi grogi.
"elu nanya begitu karena basa-basi atau lagi ada masalah sama lu punya mata?" jawab Fina yang seolah terganggu akan kehadiran Ardi.
"eh enggak maksudnya kenapa kok makan dilapangan basket gini?"
"heh denger ya, mau gua makan dilapang basket kek, dilapang bola kek, di lapang dada kek.. suka-suka guah. Apa jugak peduli lu!" Fina dengan sangat menyebalkan.
"oh iya jugak ya.. tapi gua setuju sih, terserah mau lakuin hal apapun selama kita suka gak masalah ya nggak?!!" Ardi secara diplomatis menjawap sikap Fina.
"iyalah. hidup kan kita yang jalanin. lakuin hal yang kita suka selama masih bisa terlepas dari hal apapun itu." Fina mulai terpancing kata-kata Ardi.
"eh Fin btw nomer lu yang ini bukan?" Ardi memberikan handphone nya ke fina menunjukan nomer asal. Trik klasik yang semua laki-laki paham betul.
"hah, dapet nomer ini darimana? salah kaliiiiiiiiii.." jawab Fina sambil membenarkan nomer tersebut.
"yaampun jadul banget. jurus zaman kakek gue, hari gini masih ada aja yang make." ujar Fina dalam hati meremehkan tanpa sadar bahwa zaman kakeknya dulu handphone belumlah ada.
"Tau nih, tadi gua asal ngetik supaya lu ngasih nomer lu gituh.." dengan bodohnya Ardi membuka rahasia dari 'trik mendapatkan nomer handphone cewek' yang Ia baca di KASKUS.
"Hahh?? hahahahahaahahahahahahahaa" Fina tertawa sejadinya.
"hehe" Ardi senyum sambil meraih handphone-nya kembali. Well ternyata membuka rahasia trik tadi adalah bagian dari trik yang sudah direncanakan Ardi.
Setelah kurang lebih 30 menit tertawa, Fina menatap Ardi yang terlihat lelah menunggu tertawanya berhenti. kemudian keduanya saling menatap. hingga akhirnya dipisahkan oleh bel tanda istirahat yang harusnya berbunyi hanya 2 kali namun kembali berbunyi 3 kali. ternyata kejadian pulang cepat kemarin berulang. Selang beberapa detik terdengar pengumuman. Kali ini penyebabnya bukan rapat dewan Guru, melainkan kepala sekolah SMA lain yang kebetulan berjarak 30 KM diberitakan telah meninggal dunia.  Semua murid sangat riang gembira tanpa sedikitpun sadar bahwa ini adalah berita duka cita yang seharusnya tidak disambut suka cita. Bahkan Sangkin senangnya, mereka tidaklah berpikir tentang apa hubungannya kepala sekolah SMA lain meninggal dengan berakhirnya kegiatan belajar mengajar. Hal yang tidak disadari ini kemudian disadari oleh kepala sekolah, yang kemudian bertanya-tanya karena tidak mengerti akan hal yang sangat sulit dicerna akal pikiran ini.
***
Ardi berlari mengejar Anto yang sudah duluan bergegas. Ardi mengejarnya karena ingin meminta maaf atas perlakuan tidak mengenakan terhadap sahabatnya, serta mengakui bahwa semua perkataan Anto memang benar adanya. Butuh waktu lama untuk membuat Anto memaafkan sifat angkuh Ardi dikelas tadi. Hingga akhirnya Ardi mendapatkan maaf atas nama persahabatan serta selembar 50 ribuan yang diminta Anto sebagai uang kerohiman.
Setelahnya Anto menawarkan diri untuk membantu Ardi demi mendapatkan Fina, namun ditolak Ardi dengan alasan bahwa dirinya yakin akan mendapatkan Fina dengan usahanya sendiri. Anto kembali menegaskan bahwa dirinya akan selalu siap jika Ardi membutuhkan bantuannnya karena ini adalah wujud persahabatan.
***
Malam harinya.
Ardi mulai merencanakan pendekatan yang akan Ia lakukan terhadap Fina. Jam menunjukan pukul delapan. Pendekatan tersebut diawali dengan pesan teks yang Ardi kirim ke Fina. Ardi sengaja mengirim sms pada jam delapan karena biasanya jam-jam tersebut adalah jam-jam dimana orang sedang bersantai.
"Malam Fina, ini gua Ardi. save nomer gua yaa... :) " sapa Ardi ramah ditandai dengan emoticon senyum yang Ia sertakan.
"oh. iya deh." singkat Fina.
"btw lagi ngapain?" balas Ardi coba membuka percakapan meski sekedar teks.
"lagi nonton ondespot.." Fina kembali singkat.
"yaampun ondespot banyak ngacoknya aja ditonton.." balas Ardi tak perduli bahwa isi smsnya menyudutkan pihak lain.
"banyak ngacoknya gimana?" Fina penasaran.
"ya lu sadar nggak kalo lagi nonton biasannya baru aja jelasin fenomena nomer satu tau-tau langsung nomer empat. pokoknya suka di longkap-longkap gitu.." Ardi dengan Ngawurnya membalas.
"loh, elu juga ngerasa,? iya bener-bener gua juga ngerasa gitu tau, kadang kaya cepet banget gitu. hehehe" katakanlah Ardi hoki karena Fina mulai tertarik dengan omongan ngawurnya.
"Nahh, iya kan. hehe"
"kalo elu lagi ngapain?" tanya Fina. komunikasi mulai berjalan dua arah. Tampaknya Ardi berhasil menarik perhatian Fina.
"lagi baca buku nih.. hehehe" jawab Ardi yang padahal sedang buang air dirumah tetangganya.
"halah bohong banget.."
"iya sih, gua bilang lagi baca buku supaya kedenger rajin aja hehe..." Ardi mengakui kebohongannya.
"hehehe emang kalo rajin beneran kenapa?"
"ya biasanya kan perempuan tu suka sama laki-aki yang rajin. hehe"
"ya nggak semua perempuan gitu kaliii... hehehe" Fina tersipu akan kepolosan Ardi. Ternyata bohong dan mengakui kebohongan tadi adalah siasatnya.
Aktivitas tersebut terjadi hingga larut malam yang kemudian diakhiri ucapan selamat malam dari Ardi. Tidak hanya itu, Aktivitas perpesanan ini berlanjut pada malam-malam berikutnya dengan topik-topik yang berbeda setiap malamnya.
Pada tahap ini Ardi sangat berhati-hati karena kita semua tahu bahwa komunikasi melalui teks sangat rawan akan kesalah pahaman. Tak heran Ardi selalu berpikir lama sebelum mengirim pesannya. Hasilnya hubungan mereka semakin menunjukan prospek yang baik untuk berakhir dalam sebuah hubungan yang sering kita sebut pacaran.
Selain meng-sms Fina, Ardi juga gencar mendekati Fina disekolah. Mulai dari membuat kelompok belajar bersama, mencontek PR Fina, bahkan Ardi tanpa sungkan meminta uang saku pada Fina. Sejauh ini Fina tidaklah terganggu akan sikap berbeda yang ditunjukan Ardi kepadanya. Justru pintu Fina seolah terbuka lebar untuk seorang seperti Ardi. Tidak heran karena inilah sebenarnya yang Fina inginkan setelah begitu banyaknya usaha Fina demi memperbaiki diri seperti berdandan diatas tadi.
Ardi paham betul bahwa jika ingin menjalin sebuah hubungan yang pertama harus dilakukan adalah membangun komunikasi yang baik. Bahkan komunikasi yang bersifat verbal maupun nonverbal Ardi lakukan untuk Fina.
***
Tak terasa sudah sebulan kedekatan mereka berlangsung. Sebulan yang lalu Ardi hanyalah seorang biasa-biasa dalam hal percintaan, namun berkat seringnya Ia mencri tips & trik di forum KASKUS atau situs-situs lain yang memang menyediakan hal terkait, Ardi menjelma layaknya seorang expert. Bahkan sangkin seringnya Ardi mencari informasi akan pengetahuan tersebut, google pun seolah bosan dengan keyword tentang 'bagaimana caranya membuat perempuan jatuh cinta' yang sering Ardi tanyakan. Meski sebatas teori, Ardi terbilang cukup baik untuk mengimplementasikannya karena selain membaca, Ardi juga mencari sumber lain dari FTV dan Sinetron yang ia tonton setiap hari. Cara belajar Ardi terbilang baik karena Ia tahu harus darimana mempelajari ilmu tentang cinta. Ardi lebih memilih menonton sinetron CHSI ketimbang GGS. Karena menonton CHSI menurutnya akan lebih berguna ketika kelak Ardi berumah tangga. Sinetron Bubur-pun Ardi totnton karena ini juga merupakan pengetahuan. Pengetahuan tentang bagaimana tetap setia menonton sinetron yang judul serta alur cerita tidak lagi sinkron. Tapi untuk sekarang ini, Ardi lebih menggilai FTV ketimbang Sinetron. Tak ayal wallpaper gahar pada handphonenya berubah menjadi foto Kadek Devi.
***
Jam istirahat, Diseklolah.
Ardi dan Anto sedang terlibat percakapan mengenai niatan Ardi yang ingin menyatakan cintanya setelah pulang sekolah nanti kepada Fina Ditengah sibuknya mereka bermain gundu. Terdengar kekanak-kanakan memang, namun menurut mereka ini adalah sebagian kecil dari usaha melestarikan permainan-permainan yang seolah tak lagi kuasa digerus oleh zaman teknologi yang memusnahkan.
Sebagai sahabat yang baik Anto mengingatkan bahwa jangan terlalu buru-buru jika belum yakin akan hal ini. Karena jika Ardi salah membaca situasi, salah mengartikan perasaan yang Fina rasakan terhadapnya tentu akan merusak semuanya.
Semuanya hanya akan sia-sia jika hal tersebut terjadi. Akan Sia-sia usaha Ardi mencari info diinternet, sia-sia Ardi memutar otak untuk mencari topik menarik tiap kali berkirim pesan, bahkan sia-sia pula Ardi meluangkan waktu ditengah kesibukannya bermalas-malasan hanya untuk mengingatkan Fina makan, minum obat kala sakit ataupun cebok setelah buang air.
Menyatakan cinta memang menjadi penentu semuanya. Bahkan menyatakan cinta seolah menjadi legalitas akan perhatian serta kasih sayang yang keduanya beri pada masa pendekatan. Dinilai cukup, Anto mengakhiri beberapa wejangannya.
Ardi berpikir keras atas perkataan Anto terhadapnya. Hingga akhirnya Ia menjelaskan pada Anto bahwa dirinya sudah sangat yakin tentang niatan tersebut. Ada beberapa faktor yang dikatakan pada Anto yang membuatnya sangat yakin. Pertama karena hubungannya dinilai telah sangat dekat, bahkan merasa sangat nyaman tatkala keduanya saling memberi perhatian. Kedua karena bahasa yang mereka gunakan sudah 'aku-kamu' yang mana telah otomatis sampai pada tahap akhir dalam fase pendekatan. Terakhir karena orang tua Fina yang tidak mempermasalahkan kedekatan keduanya, bahkan seolah merestui jika Ardi menjadi pacar anaknya. Terbukti dengan tidak marahnya orangtua Fina meski Ardi telah beberapa minggu menumpang hidup dirumahnya.
Mendengar penjelasan Ardi yang memang terdengar telah memenuhi persyaratan untuk kemudian menembak/menyatakan cintanya terhadp Fina, sebagai sahabat yang baik Anto hanya bisa mendukung keputusan sahabatnya itu.
***
Jam pulang,
Ardi berniat menyatakan cintanya terhadap Fina. Dengan sedikit kasar Ardi menarik tangan Fina untuk mengikutinya. Dengan berlatarkan parkiran umum depan sekolah Ardi dan Fina berhenti berlari, keduanya berdiri ditengah sibuknya kendaraan berlalu-lalang. Sambil memegang tangan Fina, entah kenapa Ardi malah memarkirkan beberapa kendaraan yang hendak keluar, motor dia tarik duaribu sedangkan mobil limaribu. Ardi tidak sedikitpun takut dengan pereman setempat atas tindakannya. Fina jelas merasa bingung dengan tingkah aneh Ardi, namun disisi lain Fina merasa kagum akan sosok Ardi yang mana tidak sedikitpun merasa malu melakukan sesuatu yang sering diremehkan kebanyakan orang. Ditambah Ardi yang tidak melepas genggaman tanganya, sehingga membuat Fina merasa nyaman meski teriknya matahari seolah membakar kulit.
Dinilai cukup Ardi pergi meninggalkan parkiran, Ardi mengajak Fina ketempat lain. Jujur gua sendiri bingung kenapa Ardi mengajak Fina ketempat parkir jika bukan disana Ardi mengutarakan cintanya.
Ardi mengajak Fina keterminal, Fina yang bingung bertanya mengapa dirinya dibawa ke tempat tersebut meski pertanyaannya hanya dijawab dengan senyuman. Disana ternyata Ardi mengajak Fina untuk membantunya mencuci/membersihkan kendaraan-kendaraan yang bersifat angkutan seperti bus, angkot dan kendaraan lain yang berada diterminal sebagaimana mestinya. Fina semakin bingung namun seolah mengiyakan karena tidak lantas pergi meninggalkan Ardi. 3 jam sudah mereka melakukan kegiatan tersebut, namun tidak sedikitpun terlihat letih karena tangan mereka yang yang saling berpegangan seolah menjadi pengusir lelah serta dahaga. Mereka berdua tampak tidak sama sekali terganggu oleh tatapan sinis orang-orang. Melihat tindakan Fina yang seolah tidak risih sama sekali akan perlakuannya, Ardi semakin menjadi. Bahkan Ardi tak sungkan untuk menjadikan Fina kernet tatkala ditawari untuk menjadi supir tembak.
Ketika hal aneh terakhir tadi selesai, berhubung hari juga sudah malam, Ardi mengajak Fina pulang dengan berjalan kaki. Fina yang sebelumnya menolak karena telah sangat lelah, kembali mengiyakan karena ucapan manis Ardi yang mengatakan bahwa hal tersebut sangatlah romatis.
Romantis meski jarak yang ditempuh tak kurang dari 10 KM.
Dalam perjalanan Ardi tak henti mengajak Fina ngobrol untuk mengalihkan rasa lelah yang semakin tak tertahan. Ardi mengatakan bahwa dirinya sangat nyaman bersama Fina. Begitupun dengan Fina yang mengatakan hal serupa.
Hal mengerikan yang terjadi pada perempuan hari ini seolah tidak berpengaruh pada perasaan Fina tehadap Ardi. Setelah 7 KM berjalan Ardi mengajak Fina untuk mampir ke rumah makan sederhana. Ardi tahu Fina pasti sangat lapar karena sedari pulang sekolah tadi belum ada sesuatu yang masuk kedalam perut buncitnya. Ardi mengajak makan ditempat sederhana karena tahu bahwa Fina pasti akan menggila dengan makanan, hingga tak terbersit sedikitpun rasa khawatir dibenaknya.
Setelah menunggu beberapa jam akhirnya meja mereka siap. Ya, Kesederhanaan ini yang membuat pengunjungnya selalu ramai. Kegiatan tersebut menghabiskan waktu satu setengah jam lamanya, tak terasa waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam. Orangtua Fina tidak khawatir sama sekali akan anak gadisnya yang belum pulang. Setelah pulang sekolah Fina memang langsung memberi kabar bahwa dirinya tengah bersama Ardi. Hal ini yang membuat Ardi semakin yakin bahwa orangtua Fina merestuinya.
Tepat jam sepuluh keduanya sampai dirumah Fina. Sebagai laki-laki Ardi merasa berkewajiban untuk mengantar Fina. well memang begitu seharusnya.
Ardi hampir saja lupa dengan niatnya yang ingin menyatakan cinta. Sampai ketika Fina mengunci pintu pagar untuk kemudian masuk kedalam, Ardi mendekat dengan tanpa basa-basi Ardi memegang tangan Fina dari sela pagar kemudian berkata
"Fin, elu mungkin bingung tentang apa yang terjadi hari ini. Jujur gua sendiripun begitu. gua ngajak elu untuk ngelakuin hal-hal mengerikan tadi karena gua bingung, gua nggak tau harus darimana untuk mulai bilang bahwa....
sebenarnya gua sayang sama lu, gua cinta sama lu.
Aneh memang, sayang yang mau gua utarakan tapi malah Markirin mobil yang gua lakukan. Cinta yang ingin gua ungkapin tapi malah nyuci bus yang gua lakuin.  Gua bukan Rangga AADC yang bisa bikin gagu para wanita hanya dengan satu kata. Cuma membalik imbuhan an dan in yang gua lakukan untuk kemudian berharap elu akan suka. Fin, gua bener-bener sayang sama lu dan lu harus jadi pacar gua!!"
Ardi menatap dalam sembari menahaan nafas.
setengah jam berlalu hingga kemudian Fina menjawab.
"elu bener kalo bilang gua bingung. gua juga setuju kalo markirin mobil sama nyuci mobil itu aneh. tapi gua seneng kok. malah gua menikmati tiap detiknya. itu juga alasan gua nggak lari ninggalin lu. gua seneng bisa ada dideket lu terlepas dari hal aneh apapun yang ingin lu lakuin. gua seneng selama gua ada sama lu.
Hmm.. Tapi Di, jujur gua nggak suka kalo lu maksa."
"...."   Ardi tak berkata. Senyumnya sirna.
satu jam kemudian.
"hehe gua nggak mau jadi pacarlu karena terpaksa! gua juga sayang sama lu Ardi." Fina dengan senyum manisnya.
Akhirnya malam tersebut diakhiri dengan ciuman Ardi terhadap tangan Ayah, Ibunya Fina yang memang sudah sedari tadi bersembunyi didekat tong sampah depan pagar dimana keduanya memadu kata.
Ardi pulang dengan menggunakan taksi karena memang sudah malam. Ya, proses menyatakan cinta tadi memang sangat memakan waktu.Terlebih jarak kerumahnya yang memang 'cukup' jauh, kurang lebih 5 KM dari rumah Fina. Ardi membayar taksi dengan uang sisa makan yang keduanya dapatkan setelah jaga parkir, nyuci mobil, dan jadi supir tembak. Membaca Ardi mengantar Fina jalan kaki 10 KM lebih, sementara dirinya pulang naik taksi memang terasa sangat mengesalkan. katakanlah siasat laki-laki licik untuk tidak mencontoh perbuatan hina tersebut.
***
Sebulan telah berlalu semenjak Ardi menyatakan cintanya. Sekarang apapun yang keduanya lakukan terhadap satu sama lainnya dinyatakan telah legal.
Hubungan keduannyapun sangat baik dengan jarangnya mereka bertengkar. Karena cinta keduannya yang kuat atau karena baru sebulan pacaran guasi hampir tau pasti.
Memasuki bulan kedua hubungan mereka mulai goyah dengan pertengkaran-pertengkaran kecil yang sering sekali terjadi. Bahkan dalam sehari bisa 24 kali pertengkaran ini terjadi. Ya, satu jam sekali mereka bertengkar.
Hanya masalah kecil, katakanlah sepele karena hanya telat memberi kabar akan menjadi pemicu pertengkaran. Masalah kecil seperti tidak menempatkan titik atau koma dengan benar pada saat berkirim pesan, ketidak teraturan Ardi mengenai jadwal menelpon yang telah disepakati, keingin tahuan Fina yang besar tentang lauk apa yang dimakan Ardi pada saat makan, Ardi yang selalu ketiduran ketika menelpon. Bahkan masalah kecil lain seperti Marahnya Fina karena Sertifikat rumahnya digadaikan Ardi.
Bulan ketiga merupakan akhir dari hubungan mereka. Setelah berkali-kali pertengkaran dapat dibasuh oleh ciuman kening atau sebatas emoticon cium sebagai tanda berbaikan, hubungan ini tidak lagi bisa terselamatkan karena perbuatan konyol Ardi yang dengan seenaknya menggadaikan sertifikat rumah Fina berbuntut panjang. Orangtua Fina kecewa hingga kemudian melapor polisi atas tindakan pacar anaknnya tersebut. Begitupun orangtua Ardi yang sama kecewanya. Kecewa karena mereka tidak dapat sepeserpun uang dari hasil penggadaian tersebut namun harus membayar uang jaminan serta menebus sertifikat yang telah tergadai.
Setelah semuanya selesai, keduanya memutuskan untuk mengakhiri hubungan percintaanya. Terlepas dari masalah penggadaian sertifikat, sebenarnya keduanya merasa sudah tak lagi cocok satu dengan lainnya. Cinta seolah pergi begitu saja terhadap kedua anak muda ini. Cinta seolah sirna diterpa gerimis pertengkaran kecil. Cinta seolah tutup usia mana kala datang perdamaian setelah pertengkaran terjadi.
Masih kurang Mengharu-Biru?
Setelah keduanya berdamai, Orangtua Fina tetap tidak terima atas perbuatan Ardi yang ternyata tidak hanya menggadaikan sertifikat Rumah miliknya, namun BPKB mobil tetangganya yang juga digadaikan Ardi. Atas kejadian ini orangtua Fina menyuruh orang untuk mengajari Ardi tentang bagaimana seharusnya bertingkah laku.
Ya, orangtua Fina menyewakan guru kepribadian untuk memerbaiki tindakan menyimpang yang sering Ardi lakukan.
Mungkin elu semua berpikir bahwa orangtua Fina akan menyewa pembunuh bayaran bukan Guru kepribadian. Guapun sebenarnya berpikiran sama, tapi setelah gua pikir akan sangat aneh jika BPKB tetangga yang digadaikan namun dipermasalahkan oleh orangtua Fina hingga harus melayangnya nyawa seseorang.
Perbuatan yang sangat menyentuh dari orangtua Fina. Sampe pengin nangis nulisnya. Tenyata setelah rumahnya yang hampir terenggut, orangtua Fina malah berbaik hati. Kebaikan hati mengalahkan ego dalam diri.
Sayang keduanya harus mati karena dibunuh oleh pembunuh bayaran yang disuruh oleh orangtua Ardi. Kerugian yang dialami membuat keduanya gelap mata. Anaknya sendiripun diusir dari rumah. Hanya untung dan rugi yang ada dikepala mereka. Uang memang bisa merubah semuanya termasuk nilai kemanusiaan yang sejatinya ada dalam diri setiap manusia.
Sudahlah, menurut gua sudah cukup mengharu-biru. Kalo elu tidak sependapat bahwa kisah ini kisah haru-biru,maafkanlah gua yang memang kurang baik membedakan mana Haru mana Tragis.
*****
***********
*****

Ohya sedikit pelajran yang bisa diambil.
Pertama,
Perasaan yang Ardi dan Fina rasakan sejatinya bukanlah cinta.
alasan mereka pacaran bukanlah sang cinta yang menginginkan namun mereka yang mengininkan datangnya cinta. Cinta yang memilih lu bukan elu yang memilih untuk cinta. Persetan dengan lirik lagu Dewa19 yang bilang bahwa cinta datang karena terbiasa. Yang Ardi dan Fina rasakan hanyalah rasa sayang bukan cinta. Sayang dapat sirna namun tidak dengan cinta.
Kedua,
Jadilah ketua kelas jika kemampuan berpikir lu kurang.
Ketiga,
Berpikirlah dulu sebelum menggadaikan barang. Pikir itu barang milik anda atau milik orang lain. Serta berbagilah jika uang hasil gadai telah cair.
Terakhir,
Perlakukan Wanita dengan sebaik mungkin!
*****
***********
*****
***********
*****
fadhila syawal Laki-laki yang tidak berpikir ketika menulis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun