Mohon tunggu...
Fadhil Asqar
Fadhil Asqar Mohon Tunggu... profesional -

Ayah Rumah Tangga Penuh Waktu. Blogger, graphic designer, & penulis paruh waktu. Kadang-kadang jadi trainer, kalau ada waktu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gerakan Bakar Indonesia

15 Oktober 2015   09:21 Diperbarui: 15 Oktober 2015   09:25 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia siaga kebakaran. Asap masih menyerang warga. Kabut asap pekat terutama menyelimuti wilayah Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Kabut asap juga menyebar ke sejumlah daerah di sekitar enam provinsi tersebut (kompas).

Bukan hanya kebakaran hutan. Kebakaran lain juga terjadi.

Beberapa waktu lalu, sebuah gereja di bakar di Singkil, Aceh. Padahal masih belum kita lupakan kasus pembakaran mesjid di Tolikara, Papua.

Dengan cepat berita beredar via media internet. Para netizen dibanjiri berbagai informasi. Dari yang bersifat informatif hingga beragam informasi provokatif. Seorang netizen yang juga dosen disebuah institusi pendidikan dan terkenal aktif menyuarakan Islam Liberal dan Nusantara bahkan membuat postingan yang mengejutkan.

"SERAMBI MAKKAH MEMBAKAR GEREJA. ANEHNYA NEGARA DIAM

Di Serambi Makkah, barusan puluhan gereja ditutup, sebagian dibakar. Entah setan mana pelakunya. Yang pasti para tengku di sana. Saya tak tahu siapa yang menyulut dan memprovokasi. Bisa saja ormas keagamaan, agen Wahabi atau ormas penjual jasa sekuriti.

Tidak seperti Tolikara, saat masjid ikut terbakar, republik ini seakan membara. Kebakaran jenggot. Heboh seantero dunia. Sahutan-sahutan tokoh keras mengancam, meneror dan mengirim api perang di ruang publik.

Ya, seakan republik ini hanya milik umat Islam. Menteri agama, ustadz LHI teriak menyayangkan. Mensos lantang bicara. FPI yang biasa biang kerok itu meneror umat Kristen. Api perang dinyalakan. Genderang Perang Salib ditabuh keras. Itu karena sebuah masjid ikut terbakar. Tapi......

Republik ini diam 1000 basa. Negara membisu. Sunyi dan sepi bila gereja disegel atau dibakar. Bila wihara dibom. Bila candi, pura atau lithang ditutup. Hanya bila masjid dibakar "konstitusi" diteriakkan. Bukan pelanggaran konstitusi bila tempat ibadah non-muslim yang dihancurkan.

Arogansi umat Islam begitu nyata. Diskriminasi terang benderang. Negara tak hadir bila non-muslim terinjak dan tertindas. Konstitusi itu hanya milik umat Islam.

Bung Karno kepadamu saya mengadu. Bukankah engkau bicara keras:" Indonesia bukan untuk Islam. Bukan untuk Kristen. Bukan untuk Hindu, buddha. Indonesia satu untuk semuanya". Sayup-sayup suaramu hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun