Mohon tunggu...
Fadhilah Shaqil Tanjung
Fadhilah Shaqil Tanjung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Murid

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengaruh Hustle Culture terhadap Siswa SMAS Global Prestasi

12 April 2023   22:07 Diperbarui: 12 April 2023   22:09 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hustle Culture adalah sebuah atau gaya hidup budaya dimana orang-orang mementingkan produktifitas, pencapaian, dan kesuksesan. Menghiraukan segala hal selain ketiga hal tersebut. Hasil dari pengaruh Hustle Culture diantaranya adalah 'Toxic Productivity' dimana seseorang akan merasa bersalah saat mereka tidak produktif. Orang yang terkena Toxic Productivity biasanya kesulitan untuk mengakui pencapaian sendiri, bukan karena rendah hati, tapi karena merasa bahwa mereka belum cukup.

Konsep Hustle Culture dilahirkan pada tahun 1970 dan sampai sekarang semakin berkembang. Walau sebenarnya budaya ini bermaksud baik untuk meningkatkan produktifitas dan etis kerja orang, pada kebelakangan ini, mulai terlihat efek samping dari budaya ini. Awalnya budaya Hustle Culture sebagian besar mempengaruhi orang-orang dewasa. Pada saat ini, Hustle Culture mempengaruhi tidak hanya orang kerja tetapi juka anak-anak muda yang masih bersekolah. Sekarang, dengan semua tekanan untuk anak-anak yang bersekolah terutama anak SMA yang harus memilih jalur masa depan mereka, murid-murid SMA mulai terpengaruh Hustle Culture, berlomba memasuki universitas impian mereka.

Penulis mengambil sampel dari murid-murid SMAS Global Prestasi School untuk melihat lebih dekat tentang pengalaman anak-anak muda tentang Hustle Culture. Namun, saat ditanya, penulis menemukan bahwa banyak dari murid-murid SMAS Global Prestasi yang tidak terlalu kenal dengan istilah Hustle Culture. Para murid lebih mengenal dengan kata 'Toxic Productivity'. Siswa-siswi juga mengaku bahwa mereka sempat terpengaruhi oleh gaya hidup tersebut, bahwa mereka merasa banyak tekanan untuk mendapat nilai bagus dengan bekerja keras.

Jika ditanya sebenarnya banyak sekali murid yang merasa pengaruh Hustle Culture. Walau mereka tidak sadar akan apa yang mereka alami. Penulis mengakui bahwa Hustle Culture memiliki sebuah pengaruh yang bisa menjadi pengaruh baik bagi para murid, pada akhirnya, jika terlalu kelewatan, bisa juga menjadikan para murid menjadi 'burn out'. Murid-murid yang terkena gejala-gejala ini terkadang melihat kelelahan mereka sebagai sesuatu yang bagus, karena mereka akhirnya bisa mencapai kesuksesan. Untungnya, banyak dari murid-murid yang mengetahui baik dan buruk dari Hustle Culture walau awalnya mereka tidak sadar bahwa Hustle Culture adalah hal yang selama ini mereka alami.


Hustle Culture tidak selalu hal yang buruk. Budaya ini bisa diambil keuntungannya. Selama orang-orang tidak terlalu ekstrem, hal ini bahkan bisa menjadi hal yang baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun