Teknologi chat GPT (Generative Pre-trained Transformer) semakin populer di dunia pendidikan. Chat GPT atau Generative Pretrained Transformer merupakan perangkat lunak berbentuk chatbot yang dikembangkan Open Al. Dibuat dengan model bahasa alami yang menggunakan proses pembelajaran deep learning. Chat GPT dirilis ke publik pada tanggal 30 November 2022. Penggunaan chat GPT dalam konteks pendidikan memiliki potensi besar untuk mempengaruhi prestasi akademik siswa. Menurut Reuters, jumlah pengguna ChatGPT tumbuh dari 100 juta pada Januari 2023 menjadi 180,5 juta pada Agustus 2023, mewakili peningkatan 80,5% selama periode delapan bulan.
Dampak Penggunaan Chat GPT Terhadap Karakter Akademik Mahasiswa
Berdasarkan data yang kami peroleh terdapat beberapa dampak dari penggunaan Chat GPT terhadap karakter akademik mahasiswa seperti efektivitas akademik, kemandirian belajar, dan pemecahan masalah.
Pengaruh penggunaan Chat GPT terhadap efektivitas akademik mahasiswa ialah mereka dapat dengan mudah dan cepat menemukan jawaban atas pertanyaan mereka tentang materi akademik melalui chat GPT. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang materi dan membantu mereka menyelesaikan tugas akademik dengan lebih efisien. Namun, bergantung terlalu banyak pada chat GPT juga dapat mengurangi kemampuan siswa untuk mencari dan memecahkan masalah secara kreatif dan mandiri.
Selain efektifitas akademik, penggunaan Chat GPT juga mempengaruhi kemandirian belajar pada mahasiswa. Dengan memberikan akses cepat dan mudah terhadap informasi, Chat GPT dapat membantu mahasiswa mencari informasi dan memahami materi dengan lebih baik. Tetapi disisi lain menjadikan mahasiswa kurang berusaha mencari sumber informasi di luar Chat GPT dan bergantung terlalu banyak pada chat GPT. Oleh karena itu mereka perlu mengembangkan keterampilan penelitian yang mandiri untuk membangun kemandirian akademik.
Chat GPT juga dapat membantu mahasiswa dalam memecahkan masalah akademik. Dalam hal ini Chat GPT membantu mahasiswa mengatasi kesulitan akademik dengan mengajukan pertanyaan dan menawarkan solusi cepat. Meskipun demikian, chat GPT juga memiliki masalah dalam memahami konteks dan menyelesaikan masalah yang kompleks. Akibatnya, siswa harus terus meningkatkan kemampuan mereka untuk menganalisis dan memecahkan masalah secara mandiri dengan menggunakan teknologi chat GPT dan berpikir kritis.
Berdasarkan data yang kami peroleh sebagian mahasiswa lebih tertarik untuk menggunakan Chat GPT sebagai alat bantu dalam perkuliahan. Mereka menggunakan Chat GPT untuk menyelesaikan tugas perkuliahan seperti makalah atau project. Hal tersebut mereka lakukan karena mereka merasa bahwa jika menggunakan Chat GPT dapat menghemat waktu dalam menyelesaikan tugas akademik.
Penggunaan chat GPT dalam pendidikan berdampak besar pada prestasi akademik siswa. Meskipun memiliki keuntungan, seperti meningkatkan kemandirian belajar dan meningkatkan efisiensi akademik, terdapat juga risiko, seperti ketergantungan berlebihan dan penurunan kemampuan memecahkan masalah secara mandiri. Oleh karena itu, mahasiswa harus menggunakan chat GPT dengan hati-hati dan seimbang. Mahasiswa harus tetap terlibat secara aktif dalam proses belajar, meningkatkan keterampilan pemecahan masalah mereka dan memanfaatkan teknologi chat GPT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H