Nama  : Fadhilah Miftahul IlmiÂ
NIM Â Â : 2398015464
Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan Nasional
Â
TOPIK 2
AKSI NYATA
- Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari topik ini?
- Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topik ini?Â
- Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda merefleksikan pemikiran KHD?
Â
Jawab:
- Yang saya percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari topik ini ada tiga, yaitu yang pertama sebelum mempelajari Perspektif Sosio Kultural dalam Pendidikan Indonesia, saya memiliki pandangan yang lebih tradisional terhadap pendidikan, dimana fokus utama adalah pada penyerapan pengetahuan akademik dan kinerja dalam ujian. Yang kedua, peran guru mungkin dilihat sebagai otoritas utama di kelas, yang bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi dan memastikan disiplin. Yang terakhir pembelajaran mungkin dianggap efektif bila siswa mampu mengikuti kurikulum dan mencapai hasil tes yang baik, tanpa mempertimbangkan perbedaan individu dan konteks sosial budaya mereka. Kurangnya integrasi konteks sosial dan budaya siswa dalam proses pembelajaran berarti kurangnya pemahaman tentang bagaimana latar belakang sosial dan budaya siswa dapat mempengaruhi cara mereka belajar dan berinteraksi di dalam kelas.
- Sebelum mempelajari topik ini, saya mungkin lebih fokus pada aspek akademis. Namun, pemikiran Ki Hajar Dewantara membuka perspektif baru tentang pentingnya pendidikan karakter dan keseimbangan dalam pengajaran. Saya menjadi lebih sadar tentang peran saya sebagai fasilitator, bukan hanya sebagai pengajar. Ini berarti mendengarkan lebih banyak, memberi kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi, dan memfasilitasi diskusi yang lebih mendalam. Selain dari yang telah disampaikan sebelumnya, saya juga mendapatkan pemahaman baru setelah mempelajari toipik ini. Saya sekarang memandang pendidikan sebagai proses holistik yang tidak hanya tentang pengetahuan akademis, tetapi juga tentang pengembangan sosial, emosional, dan moral peserta didik. Selain itu, saya juga menjadi lebih sadar akan pentingnya memahami latar belakang sosial budaya siswa dan bagaimana hal ini mempengaruhi cara mereka belajar dan berinteraksi di kelas. Oleh karena itu, saya mulai menerapkan metode pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa, memungkinkan mereka untuk menjadi lebih aktif dalam proses belajar dan mengeksplorasi topik yang relevan dengan pengalaman mereka.
- Dalam mengimplementasikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, saya bisa menciptakan suasana kelas yang partisipatif dan demokratis, dimana siswa diberi kesempatan untuk berbagi ide dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Hal tersebut dilakukan untuk menerapkan prinsip "Tut Wuri Handayani", di mana aya mendukung dan memotivasi siswa dari belakang, memungkinkan mereka mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri. Selanjutnya menerapkan pembelajaran berbasis proyek, yaitu menggunakan proyek yang relevan dengan kehidupan nyata siswa, yang memungkinkan mereka menerapkan pengetahuan dalam konteks lokal. Yang terakhir, dengan mendorong siswa untuk mengekspresikan diri mereka melalui seni, musik, atau kegiatan lain yang mendukung ekspresi kreatif. Tentu saja hal tersebut dilakukan dengan mengintegrasikan elemen budaya lokal dalam pengajaran untuk membuat pembelajaran lebih relevan dan bermakna bagi siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!