Mohon tunggu...
Fadhilah Fahmi
Fadhilah Fahmi Mohon Tunggu... Guru - mahasiswi dan guru

anak pendidikan, suka kejujuran, dalam kondisi batas wajar, tumbuh menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memberdayakan Siswa: Mengatasi Masalah Perundungan yang Semakin Meningkat di Indonesia

6 Januari 2024   17:54 Diperbarui: 6 Januari 2024   17:55 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masalah perundungan atau bullying telah menjadi isu yang semakin meningkat di dunia pendidikan Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, kasus perundungan di sekolah-sekolah telah mengkhawatirkan banyak pihak. Hal ini tidak hanya berdampak pada korban perundungan, tetapi juga pada seluruh lingkungan pendidikan. Dalam artikel ini, saya akan menjelaskan mengapa perundungan menjadi masalah yang serius di Indonesia dan bagaimana kita dapat memberdayakan siswa untuk mengatasinya.

Memahami Dampak Perundungan pada Siswa

Perundungan dapat memiliki dampak yang merugikan pada kesejahteraan emosional dan psikologis siswa yang menjadi korban. Mereka mungkin mengalami kecemasan, depresi, dan bahkan mungkin mengalami gangguan tidur akibat perundungan yang mereka alami. Dalam beberapa kasus, korban perundungan bahkan berisiko mengalami gangguan mental jangka panjang. Selain itu, perundungan juga dapat mempengaruhi performa akademik siswa, karena mereka mungkin kehilangan minat dan motivasi dalam belajar.

Kebijakan Pendidikan Saat Ini mengenai Perundungan di Indonesia

Pemerintah Indonesia telah mengakui pentingnya mengatasi masalah perundungan di sekolah-sekolah. Pada tahun 2015, pemerintah meluncurkan program "Gerakan Nasional Anti Perundungan" yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif. Program ini mencakup pelatihan untuk guru dan staf sekolah dalam mendeteksi dan menangani kasus perundungan, serta penyediaan bantuan psikologis bagi siswa yang menjadi korban.

Namun, meskipun ada upaya yang dilakukan oleh pemerintah, implementasi kebijakan ini masih menghadapi beberapa tantangan. Beberapa sekolah mungkin tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk melaksanakan program ini secara efektif. Selain itu, kesadaran dan pemahaman yang lebih dalam mengenai perundungan masih perlu ditingkatkan di kalangan guru, orang tua, dan siswa.

Peran Guru dan Orang Tua dalam Mengatasi Perundungan

Guru dan orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi perundungan di sekolah. Guru harus memastikan bahwa lingkungan belajar yang mereka ciptakan adalah aman dan inklusif bagi semua siswa. Mereka harus mengajarkan nilai-nilai empati, toleransi, dan menghormati perbedaan kepada siswa. Selain itu, guru juga harus memantau kegiatan di sekolah dan merespon dengan cepat jika ada tanda-tanda perundungan.

Orang tua juga harus terlibat aktif dalam mengatasi perundungan. Mereka harus mendukung anak-anak mereka dengan memberikan perhatian dan dukungan yang cukup. Orang tua juga harus membangun komunikasi terbuka dengan anak-anak mereka, sehingga anak-anak merasa nyaman untuk berbicara tentang pengalaman mereka di sekolah. Dengan kerja sama antara guru dan orang tua, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dan melindungi siswa dari perundungan.

Strategi untuk Menciptakan Lingkungan Sekolah yang Aman dan Inklusif

Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif adalah langkah penting dalam mengatasi perundungan. Ada beberapa strategi yang dapat diadopsi oleh sekolah untuk mencapai tujuan ini. Pertama, sekolah harus memiliki kebijakan nol toleransi terhadap perundungan. Ini berarti bahwa setiap tindakan perundungan harus ditindak dengan tegas dan adil. Selain itu, sekolah harus memastikan adanya pengawasan yang memadai di area-area yang rentan terhadap perundungan, seperti toilet atau koridor yang sepi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun