Mohon tunggu...
Fadhilah
Fadhilah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi

Manusia Biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Ekonomi Pesisir

25 Desember 2020   20:21 Diperbarui: 25 Desember 2020   20:42 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Faktor-faktor diatas berpengaruh signifikan terhadap perolehan hasil pendapatan nelayan dan kelangsungan hidup nelayan, terutama nelayan yang berada dibawah garis kemiskinan. 

Sebagai cintoh kasus masyarakat nelayan di puger jember selatan, jawa timur. Nelayan-nelayan pemilik perahu paying dipuger sudah lama tidak mengoperasikan perahunya dalam artian sudah lama tidak pergi melaut. Hal ini dikarenakan biaya produksi yang meningkat secara tajam setelah kenaikan harga bahan bakar minyak secara drastis. 

Beberapa dari nelayan di daerah payang akhirnya memutuskan untuk menjual perahunya dan lebih memilih membeli jongkang (perahu kecil). Menurut mereka biaya operasional jongkang relative lebih kecil namun, kendala lain yang muncul adalah jongkang tidak terlalu bisa dipakai dalam badai dan cuaca buruk karena ukurannya yang kecil. 

Dampak berkelanjutannya adalah penurunan jumlah produksi perikanan secara keseluruhan yang berpengaruh kepada dinamika perekonomian local. Kondisi ini menyulitkan pada pengembangan kawasan pesisir dan masyarakat nelayan  sentra kegiatan ekonomi yang dinamis.

Kondisi ini menuntut adanya pemberdayaan terhadap masyarakat nelayan dan sentra ekonomi pesisir. Pemberdayaan masyarakat nelayan diartikan sebagai upaya-upaya secara sadar terencana, terstruktur, dan sitematik serta berkesinambungan yang bertujuan untuk membangun kemandirian sosial dan ekonomi pesisir dan masyarakat nelayan untuk mencapai kesejahteraan sosial yang berkelanjutan. 

Dengan demikian, diharapkan masyarakat nelayan menjadi subjek pembangunan maupun pemberdayaan di daerahnya dan mampu menunjang perekonomian daerah pesisir yang dinamis. Program pemberdayaan pada hakekatnya mendorong mobilitas secara vertical bagi kawasan pesisir dan masyarakat nelayan.

Kegiatan pemberdayaan terhadap masyarakat nelayan ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu bahwa 1) pemberdayaan merupakan upaya secara sadar, terencana, sistematis dan berkelanjutan, 2) pemberdayaan bertumpu pada kemampuan manajemen potensi sumber daya atau modal sosial (social capital) masyarakat secara optimal, dan 3) pemberdayaan masyarakat nelayan bertujuan untuk menciptakan saran menuju kesejahteraan sosial yang berkelanjutan. Aspek-aspek tersebut mengarah kepada strategi pemberdayaan masyarakat nelayan.

Kasus-kasus pemberdayaan yang biasa kita temui diberbagai daerah sering menemui kegagalan karena tidak didasari dengan analisis dan strategi yang tepat, kebanyakan dilakukan secara instan dan hanya berorientasi proyek tanpa pendampingan yang intensif dan tanpa kelanjutan. Jika suatu kegiatan pemberdayaan tidak dilakukan secara berkelanjutan maka hasilnya tidak akan optimal, sebagai salah satu contoh kegiatan pemberian bantuan alat-alat nelayan namun tidak disertakan dengan peltihan terkait penggunaan dan perawatan maka hasilnya tidak akan bertahan lama, dan tentunya berujung pada kegagalan. Dengan demikian perluanya pemahaman bahwa proses pemberdayaan memerlukan proses yang relative lama, dan dilakukan langkah demi langkah, serta perencanaan yang terarah untuk kegiatan pemberdayaan sangat diperlukan.

Upaya-upaya untuk mencapai tujuan pemberdayaan harus di sertai dengan strategi ataupun pendekatan yang tepat. Dibandingkan dengan pendekatan individual, pendekatan kelembagaan berbasis kepentingan kelompok merupakan pendekatan yang lebih efektif. Strategi ini pernah dianut oleh program PEMP dengan membangun koperasi LEPP-M3, dan mampu meningkatkan kemandirian ekonomi pesisir. Berkaca pada program tersebut maka perlu dibentuk kelembagaan ekonomi masyarakat pesisir, misalnya membentuk kelompok usaha nelayan, UMKM nelayan, ataupun koperasi nelayan yang terintegrasi mulai dari urusan permodalan hingga proses penjualan.

Pendekatan kelembagaan sebagai basis dalam kegiatan pemberdayaan memiliki beberapa keuntungan yaitu memperbesar kemampuan sumber daya dan meningkatkan skala usaha ekonomi kolektif, meningkatkan posisi tawar kolektif dalm mengakses modal, pasar,teknologi, dan kebijakan, serta membangun kerja sama kemitraan untuk mendukung dinamika ekonomi kawasan. 

Peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat dan kesejahteraan sosial memiliki kontribusi besar dalam peningkatan kualitas SDM masyarakat nelayan. Peningkatan kualitas SDM nelayan akan menjamin aktivitas pembangunan ekonomi kawasan yang berkualitas dan berkelanjutan. Dengan demikian hal ini perlu menjadi pedoman untuk peningkatan ekonomi kawasan demi pengentasan kemiskinan terutama bagi masyarakat nelayan dan kawasan pesisir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun