Mohon tunggu...
Fadhila Faella Sufa
Fadhila Faella Sufa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University

Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apakah Speech Delay Berbahaya?

11 Maret 2024   15:02 Diperbarui: 11 Maret 2024   15:09 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pengertian Speech Delay

Seorang  anak  dikatakan  memiliki speech  delay ketika  kemampuan  bicaranya jauh dibawah  rata-rata  anak  sebayanya.  Speech Delay merupakan kemampuan  bicara  anak   masih  dapat  berkembang  seperti  anak  pada umumnya hanya  saja  waktunya  lebih lambat   dari  pada  anak  pada  umumnya.  (  Center  for Community Child Health, 2006 dan Early Support for Children, Young People and Families, 2011)Speech     delay sendiri     dapat     dikategorikan    menjadi    dua    bagian    berdasarkan penyebabnya (Leonard,1998; Plante, 1998; juga Stark & Tallal, 1981 dalam Law et all., 2010) menjelaskan  bahwa primary   speech  delay adalah sebuah  kondisi  dimana  penyebab  dari speech  delay ini  tidak   diketahui,  sedangkan secondary  speech  delay adalah speech  delay yang   disebabkan   oleh   kondisi   lain   seperti   autisme,   kecacatan     pada   pendengaran, permasalahan perkembangan secara umum, dan kecatatan sistem saraf. Penyebab dari speech delay  ini   tentu  saja  penting  untuk  diketahui  karena  akan  berhubungan dengan bagaimana speech delay ini akan ditangani nantinya.

Terlambatnya  kemampuan  biacara  anak  dapat  dilihat  dari  munculnya  beberapa   ciri-ciri  khusus.  Early  Support  for  Children, Young  People  and  Families  (2011)   menjelaskan bahwa  apabila  tanda-tanda  di  bawah  ini  mulai  muncul  atau  terlihat  pada   anak,  orang  tua sebaiknya mulai wasapada.  Tanda-tandanya adalah: 1. Tidak merespon terhadap suara. 2. Adanya kemunduran dalam perkembangan. 3. Tidak memiliki ketertarikan untuk berkomunikasi. 4. Kesulitan dalam memahami perintah yang diberikan. 5 Mengeluarkan  kata-kata  atau  kalimat  yang  tidak  biasa  seperti  anak-anak  pada umumnya. 6. Berbicara lebih lambat dari pada anak seumurannya. 7. Perkataanya sulit dimengerti bahkan oleh keluarganya sendiri. 8. Kesulitan memahami perkataan orang dewasa. 9. Kesulitan berteman, bersosialisasi dang mengikuti permainan. 10. Kesulitan dalam belajar mengeja, bahasa bahkan matematika.

Tanda dan Gejala Speech Delay pada Anak

Center  for  Community  Child  Health  (2006)  juga  menuliskan  beberapa  ciri-ciri  pada anak  yang  menandakan adanya permasalahan  pada  bicara  anak.  Ciri  yang  pertama   dapat dilihat  dari  kontak  mata  anak.  Anak  yang  memiliki  masalah berbicara cenderung   memiliki kesulitan  dalam  menjaga  kontak  mata,  hanya  melihat  seseorang  atau  sebuah   benda  dengan waktu  yang tidak  lama.  Bermasalahnya  kemampuan  bicara  anak   jugadapat  dilihat  dari gerakannya.  Anak  terlihat  hanya  sedikit  sekali menggunakan   gerakan  simbolik  seperti melambaikan  tangannya.  Selain  itu,  anak  juga  hanya   menggunakan  sedikit  sekali konsonan dan anak sering mengeluarkan kata atau kalimat yang tidak jelas seperti bayi.

Penyebab Speech Delay

Para  pakar  telah  lama  berdebat  mengenai hal  apakah  yang  menjadi  penyebab  speech delay pada anak dan juga mencari tahu   hal-hal apa sajakah yang mempengaruhi terlambatnya bicara  pada  anak.  Selain  dari  penyebab secondary  speech  delay,  seperti autisme  dan kecacatan ternyata faktor genetik juga mempengaruhi terlambatnya bicara anak. ( Suparmiati dkk.,  2013)  menyatakan bahwa  sebagian  besar  anak  yang memiliki  keterlambatan   bicara biasanya memiliki latar  belakang sejarah keluarga yang memiliki keterlambatan bicara juga. Selain itu  kesehatan  bayi  didalam  kandungan  juga  ternyata  mempengaruhi   permasalahan bicara anak. Bayi  yang  terkandung  terlahir dengan  berat  badan   yangkurang   cenderung memiliki hambatan pada perkembangan    bicaranya (Hidajati, 2009). Ada beberapa penelitan yang meneliti hubungan antara speech delay dengan pola asuh dan status sosial. Hasilnya adalah, pola asuh orangtua seperti orang tua yang sibuk atau orang tua   yang   terlalu   disiplin   dan   status   sosial   anak   ternyata   tidak   berpengaruh   terhadap keterlambatan  berbicara  anak.  Keterlambatan  bicara  anak  cenderung  muncul  karena   anak tidak memiliki kesempatan banyak untuk mempraktekan bahasa yang dimilikinya.Suparmiati dkk., (2013) juga menemukan bahwa penggunaan lebih dari satu bahasa di   dalam   keluarga   memicu   munculnya   masalah   pada   perkembangan   bahasa   anak. Penggunaan lebih dari satu bahasa pada anak ternyata menimbulkan kebingungan pada anak, sehingga kemampuan bahasa anak pun menjadi terhambat. Anak  yang memiliki speech delay biasanya  memiliki  sejarah  keluarga  yang  juga  memiliki speech  delay,   selain  itu kebanyakan  anak  yang memiliki speech  delay adalah  anak  laki-laki.

Cara mengatasi Speech Delay pada Anak

Untuk  pananganan  anak  yang  memiliki speech  delay,  ada  beberapa  intervensi   yang dapat  diikuti  prosedurnya.  Setelah  terlihat adanya  tanda-tanda  anak  memiliki   speech  delay, hal  pertama  yang  dilakukan adalah screening dengan  beberapa  instrument     yang  sudah tersedia.  Dimulai  dengan  pemeriksaan  otologis  dan  audiometris  anak.   Pemeriksaan  otolgis dapat  dilakukan menggungan  BERA  atau Brainstem  Evoked   Response  Audiometry. Selain itu,  anak juga  akan  diperiksa  perkembangan  mental,   kognitif,  sosial,  emosional  dengan menggunakan  HOME  atau Home  Observation  fo for   Measurement  of  the  Environment. Seluruh instrument ini diperuntukan untuk anak prasekolah (Hidajati, 2009 )Selain  itu Kaiser  &  Roberts  (2011  dalam  Douglas,  No year   )  menyatakan  bahwa  ada  3 cara  mengintervensi  anak  yang  memiliki speech delay.   Intevensi  yang  pertama  difokuskan kedalam  bentuk  komunikasi  prabahasa,  yang  kedua   difokuskan  kepada  kebutuhan keluarga, intervensi  yang  ketiga  kontinuitas  dari  berbagai   disiplin  ilmu  yang  berbeda  dan  yang  terakhir yaitu ditingkatkannya keterlibatan orang tua.Disisi lain, Law et all., ( 2000) mengkategorikan intervensi ini menjadi tiga jenis. Yang pertama  yaitu intervensi  didaktik  atau  pelatihan  bahasa  secara  langsung.  Yang  kedua naturistik   atau   secara   langsung   mengajari   anak   bagaimana   cara   yang   benar   dalam memberikan respon yang diinginkan dan yang terakhir yaitu gabungan dari keduanya.

Saran penulis untuk Orang Tua  yang Anaknya Mengalami Speech Delay

Karena penanganan anak  yang  sudah  positif  memiliki  speech  delay  sudah  ada  dan   jelas caranya,  meminimalisir  kemungkinan anak mengalami  permasalahan  bicara   khususnya  speech delay dapat dilakukan. Para orang tua atau guru disekolah patut menyadari bahwa bicara adalah sebuah  keterampilan  dan  harus  dilatih  (Hurlock)  Pelatihan   keterampilan  bicara  ini  tentu  saja harus dilakukan  dengan  benar.  Latihan  keterampilan   bicara  ini  dilakukan  agar  anak  dapat mengucapkan  kata  atau  kalimat dengan benar  dan   dapat  dimengerti  oleh  lawan  bicaranyajuga dilatih  agar  anak  dapat  melabeli  sebuah   benda  atau  sebuah tindakan. Berlatih  bicara  ini  amat penting karena memberi anak kesempatan dan memberi anak pengalaman untuk mengembangkan bicaranya yang merupakan cara anak memperoleh bahasa sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Skinner. Cara melatih anak berbicara pun perlu diperhatikan. Cara berlatih bicara anak yang baik sebaiknya  memperhatikan  faktor-faktor  yang dikemukakan oleh  Hurlock.  Orang  tua   atau  guru perlu memperhatikan kesiapan fisik dan mental anak. Kesiapan fisik anak dapat disiapkan dengan cara  mengajak  anak  untuk  beraktifitas  menggunakan  mulut  dan   lidahnya,  seperti  berlatih menggunakan sedotan,  atau makan  makanan  yang  keras  agar   rongga  mulut  anak  menjadi  kuat. Persiapan  mental  dapat  dilakukan  dengan mengajak   anak mengobrol  dan  memberi  kesempatan anak  untuk  menjawab  atau  bertanya.  Dengan   mengajak  anak  bercakap-cakap,  menjawab dan bertanya  juga  sudah  memberi  anak   kesempatan  untuk  berpraktek.  Ketika  kegiatan  ini  dilakukan bimbingan dan motivasi juga dapat dilakukan secara berbarengan.    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun