Mohon tunggu...
Fadhila Dzakiyah Sayidina Zain
Fadhila Dzakiyah Sayidina Zain Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Ekonomi Internasional

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ekonomi Internasional Digital Lingkup ASEAN

11 Mei 2024   08:47 Diperbarui: 11 Mei 2024   08:49 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, mendampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, bertemu dengan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn untuk membahas beberapa perkembangan isu global dan dampaknya terhadap ASEAN. Pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian diskusi yang berlangsung di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) di Paris, Prancis, pada Kamis tanggal 2 Mei lalu.

Salah satu isu yang menjadi fokus pembahasan adalah percepatan ekonomi digital dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN. Dalam diskusi tersebut, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menyampaikan pandangannya bahwa percepatan ekonomi digital memiliki potensi besar untuk memberikan peluang-peluang baru bagi ASEAN, termasuk dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Fenomena ekonomi digital telah membuka berbagai kesempatan di sektor-sektor seperti teknologi informasi, pemasaran digital, layanan ekspedisi, layanan pelanggan online, dan sebagainya.

Pertumbuhan ekonomi digital ini juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing di kawasan ASEAN. Wamendag Jerry menekankan bahwa salah satu aspek penting dari ekonomi digital adalah akses yang diberikannya kepada masyarakat yang sebelumnya sulit terjangkau oleh lembaga keuangan tradisional. Melalui platform-platform digital, masyarakat dapat dengan lebih mudah mengakses layanan keuangan, seperti pinjaman online, investasi, atau pembayaran digital, yang sebelumnya mungkin sulit mereka akses. Ini memberikan peluang besar bagi inklusi keuangan di kawasan ASEAN, di mana masih banyak masyarakat yang belum memiliki akses terhadap layanan keuangan formal.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi digital juga membuka akses yang lebih luas dalam hal pemasaran. Melalui platform digital, pelaku usaha kini dapat menjual produk dan layanan mereka secara daring kepada konsumen di seluruh kawasan ASEAN tanpa batasan geografis yang signifikan. Ini tidak hanya menguntungkan bagi pelaku usaha yang dapat memperluas jangkauan pasar mereka, tetapi juga bagi konsumen yang mendapatkan akses lebih mudah terhadap berbagai produk dan layanan dari berbagai negara di ASEAN.

Dalam konteks ini, ekonomi digital juga membawa tantangan tersendiri, seperti keamanan data dan privasi, keberlanjutan ekonomi digital, serta kesenjangan digital antar wilayah dan kelompok masyarakat. Oleh karena itu, dalam merumuskan kebijakan terkait ekonomi digital, ASEAN perlu mengambil pendekatan yang holistik dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi digital memberikan manfaat yang merata bagi semua negara anggota dan seluruh lapisan masyarakat. Pertemuan antara Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn menjadi forum penting untuk berbagi pandangan dan pengalaman dalam menghadapi tantangan dan peluang yang dihadapi oleh kawasan ASEAN dalam mengadopsi ekonomi digital.

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengungkapkan bahwa negara-negara di ASEAN telah setuju untuk meluncurkan Negosiasi Kerangka Perjanjian Ekonomi Digital (ASEAN Digital Economy Framework Agreement/DEFA) pada bulan September 2023, dengan tujuan mendukung percepatan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara. DEFA diharapkan akan menjadi landasan yang kuat bagi ASEAN untuk menjadi salah satu kawasan ekonomi digital terkemuka di dunia.

Menurutnya, DEFA yang saat ini sedang dalam tahap negosiasi diharapkan dapat diselesaikan pada tahun 2025 mendatang. Potensi implementasi DEFA diperkirakan dapat meningkatkan nilai ekonomi digital ASEAN hingga mencapai USD 2 triliun pada tahun 2030 mendatang. Selain itu, isu lain yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah tren kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan otomatisasi. AI dan otomatisasi menawarkan peluang-peluang menarik bagi berbagai industri untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Namun, kemunculan teknologi AI juga membawa sejumlah tantangan, terutama terkait dengan keamanan siber dan perlindungan data. Wamendag Jerry juga membahas tentang agenda keberlanjutan sebagai salah satu isu penting dalam pertemuan tersebut. Saat ini, para investor semakin memprioritaskan tindakan terkait dengan perubahan iklim ketika mereka melakukan investasi baru. Berdasarkan Boston Consulting Group (BCG), upaya untuk mencapai masa depan yang netral karbon memiliki potensi untuk meningkatkan produk domestik bruto (PDB) ASEAN hingga mencapai USD 3—5,3 triliun pada tahun 2050. Selain itu, hal ini juga dapat menarik investasi yang ramah lingkungan hingga mencapai USD 6,7 triliun dan menciptakan hingga 66 juta lapangan kerja baru di kawasan ASEAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun