“Karena di saat terakhir, aku hanya ingin bersamamu berdua”
Itu kata – katamu saat kita mengobrol tentang berdua, menyangkut-pautkan segala hal tentang berdua.
Hingga akhirnya, aku kaget ketika obrolan itu harus berkhir karena kamu berkata jujur.
Sudah cukup, katamu.
….
Seseorang yang sendiri, hanya ingin berdua. Dengan siapa saja.
Misal, Bapak sama ibumu . Misalnya lagi, Nenek sama Kakekmu. Lalu, kamu dengan sahabatmu. Terus, kamu dengan seseorang yang kamu sayangi –tapi-gak-pernah-kesampean-. Atau, dengan seorang sahabat wanita yang menolak kamu jadi pacar. Jauhnya lagi, seorang bayi dengan wanita setengah baya yang menemukannya dipinggir jalan. Parahnya lagi, selingkuhan yang selalu mencari kesempatan agar bisa bersama lelakinya.
Seseorang yang sendiri hanya ingin berdua. Dengan apapun.
Seperti orang jahat yang tidak mau mengenal siapapun. Ia hanya ingin berdua dengan kemauannya, dengan segala pencapainnya. Atau seperti orang gila yang mati busuk dengan rupa tersenyum mengenaskan. Ia sebenarnya sedang berdua, berdua dengan memori masa lalunya yang sempat bahagia.
….
Seseorang, pernah berdua, sedang berdua, juga ingin berdua, dan tidak pernah ingin berdua.