Ada beberapa aspek ideologi yang saya sebut "terlupakan" karena sebenarnya bukan tidak diingat oleh penganut islam pada umumnya, tapi aspek ini tidak disadari dan akhirnya diabaikan.
Saya katakan "terlupakan" karena ingin mengingatkan saudara muslim yang selama ini mengabaikannya. Hal ini sangat urgen dalam menyelesaikan masalah umat muslim yang biasa kita lihat bersama dan terkadang menggelitik perasaan kita, seakan-akan islam adalah "kanker" bagi masyarakat global.
Tapi lagi-lagi itu hanyalah tindakan oknum yang mengatasnamakan islam, dan bukan islam itu sendiri. Tetapi meski demikian perlu untuk dilihat apa konsepsi yang menyebabkan oknum-oknum ini berbuat demikian.
Pertama, Kesederhanaan dan Kebebasan. Dalam masyarakat modern banyak muncul ideologi liberalisme individu dan Konsumerisme, sebagai reaksi terhadapnya sebagian muslim yang saya lihat selama ini terlalu kaku terhadap aturan agama yang ia pegang.
Maksudnya dari teks-teks hukum islam, terkadang diartikan dengan cara eksoteris dan tidak memandang kontekstualitas zaman. Apa yang "bunyi" dari teks itulah yang dimaksud. Bagi saya teks itu, apalagi yang lahir dari Alquran dan lisan suci Nabi pasti memiliki maksud yang tidak menyusahkan dan membatasi gerak manusia, justru memembebaskan.
Membebaskan agar supaya keislaman seseorang dijalani dengan tulus dan sepenuh hati, tanpa pemaksaan. Oleh karena itu jika ada hukum yang menyulitkan dan apalagi merugikan diri manusia, hukum itu masih perlu dipertimbangkan dengan prinsip pokok islam.
Kesederhanaan dalam modernisme artinya menjalankan keinginan dan kecenderungan manusia tanpa berbelit-belit dan berlebihan.
Hidup ini dijalankan atas dasar fitrah itu, baik itu tujuannya maupun jalan-jalannya.
Kedua, Perhatian terhadap hak sosial dan manfaat sosial.
Pernahkah anda melihat orang yang sibuk shalat dan ibadah kepada tuhannya, tetapi tidak memerhatikan kejadian di lingkungannya.
Tidak membantu orang yang kesulitan dan tidak ikut serta dalam memberi manfaat bagi masyarakat. Berupa karya yang nyata.