Mohon tunggu...
Fadhila Asyfi Indana
Fadhila Asyfi Indana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kebetulan mampir bentar

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sopankah Kau Meninggalkan Permata di Mataku

16 Februari 2024   04:37 Diperbarui: 16 Februari 2024   05:02 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Mungkin tuhan sedang berbahagia saat menciptakanmu dalam rahim ibumu. Mungkin ibumu berbahagia mempunyai seorang putri yang berparas cantik nan manis itu.

Hari itu, angin sore menerpa bulu matamu. Makanku terganggu dengan suara tawamu. Tapi apa, waktu makanku dengan geprek cabai 3 habis hanya untuk melihat paras dari seorang dirimu. 

Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan. Dan Tuhan melegalkan manusia untuk berharap. Aku berharap pada Tuhan, untuk menyandingkan diriku denganmu.

Tapi apa, ternyata bukan hanya aku yang bisa melihat paras manismu, bajingan. Ucap diriku yang hanya bisa memakan nasi geprek di sore hari sambil melihat parasmu.

Kau meninggalkan bekas permata dimataku untuk pertama kalinya. Caramu bicara, caramu tertawa, ah sial, ucap pada aku yang berada dalam diriku.

Tak apa. Selagi aku masih bisa melihatmu tertawa dan berbincang denganku, sudah lebih dari cukup.

Semoga Tuhan selalu menyertai. Semoga kau dikelilingi oleh orang yang baik akan hatinya. Semoga kau dikuatkan bahu dan hatinya untuk melanjutkan perjalanan "mencari".

Yogyakarta, 16 Februari 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun