Mohon tunggu...
Diah Rahmawati F
Diah Rahmawati F Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Trying to fight the unfortunate condition and change it into fortunate. Always moving forward .

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Melahirkan di Jerman Dapat Uang

11 November 2011   15:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:47 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Negara Jerman merupakan negara dengan kepadatan penduduk yang jarang dengan angka kelahiran yang rendah. Uniknya , ketika digembor-gemborkan gerakan Keluarga Berencana (KB) di tanah air dikarenakan angka kelahiran di Indonesia cukup tinggi pada waktu itu, hal itu seakan tidak berlaku di negara Hitler ini. Karena sejak tahun 1975 statistik menunjukkan jumlah kelahiran per perempuan sebesar 1,3 anak, dengan gerakan naik-turun angka itu yang tidak berarti. Kesimpulannya, sejak 30 tahun besar generasi anak lebih kecil sepertiga dibandingkan dengan besar generasi orang-tua. Fokus dalam karir merupakan salah satu penyebab memiliki keturunan bukan hal yang terlalu diperhatikan.

Begitu istimewanya wanita yang sudah meneruskan garis keturunan di negara ini hingga pemerintah Jerman memberikan tunjangan (Kindergeld) kepada para ‘pahlawan’ wanita tersebut. Di Jerman jumlah Kindergeld ini diberikan per anak: anak pertama sampai anak ketiga sejumlah 154€, anak keempat dan seterusnya 179€. Syarat untuk mendapatkan Kindergeld ini sebenarnya tidak sulit dan tidak dipersulit, karena ini sudah merupakan hak anak. Bisa dibayangkan bagaimana jika hal itu diberlakukan di Indonesia, istilah banyak anak banyak rezeki pasti tidak salah. hehehehhehee

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun